❄ : 16

339 62 1
                                    

Meja nomer 25 terdapat seorang gadis tengah memandang dengan kesal kepada seorang didepannya yang begitu sangat berisik, sambil menyendokkan sesuap es krim sesekali kedalam mulutnya.

"Tepat satu jam, kau membuang waktuku Jung Sungchan!"

Brak!

"EEHH KAGET!"

Gadis itu mendesis menahan malu, kemudian menurunkan kedua tangannya yang tadi ia gunakan untuk menggebrak meja.

"Sebenarnya apa tujuanmu? Jika tak ada yang penting maka lepaskan!" Ketusnya memandang dengan tajam.

Lelaki itu pun menyengir,  mematikan ponsel yang sedaritadi ia gunakan untuk bermain game online dan meletakkan ponselnya diatas meja.

"Sebenernya gak penting sih, tapi ini penting Olaf!" Ucapnya membuat gadis itu mengernyit bingung.

Jadi tuh penting atau tidak?

"Gini, kamu harus bantuin aku Wint!"

"Bantu apa sih? Kamu udah mengatakan itu lebih dari 15 kali" ketusnya.

"Kok tau?"

"Aku hitung"

"DIH BARU TAU WINTER BISA RECEH JUGA! HAHAHA" sedetik kemudian Winter langsung menyumpal mulut besarnya Jung Sungchan dengan ponsel miliknya.

"Heh! Kalo aku ketelen ponsel gimana?!" Alih-alih menjawab Winter mendengus dan merotasikan kedua matanya.

Mana ada ponsel bisa tertelan dengan mudah?

Ah mungkin kalau Jung sungchan yang menelan bisa.tidak.

"Sudah, jadi apa tujuanmu? Kalau tak penting maka lepaskan ini!" Kesal Winter menunjuk kain yang terikat pada lengannya kirinya dan lengan kanan Sungchan.

Yah tak normal, tapi entah Sungchan yang gila ia menculik Winter tadi dan mengikat dirinya seperti ini dengan alasan agar Winter tak kabur.

"Gawat Wint! Aku gak sengaja ngerusakin semua make up kakak sepupuku sama baju barunya, dan dia gatau! kalau dia tau pasti aku dibunuh Wint! Huhu" ucap Sungchan yang sangat drama.

"Terus apa ada hubungannya denganku?" Jawab Winter acuh, memandang Sungchan dengan satu alis terangkat.

Dia tak habis fikir, Jung Sungchan menculiknya dan mengatakan kesalahannya seperti itu? Apa hubungnya dengan dirinya? Apa Sungchan meminta ganti rugi kepadanya?

"Kamu perempuan gak mungkin aku beli make up seorang diri apalagi aku kan tampan" mendengar kata tampan membuat Winter mendecih, hahh telinganya bosan mendengar kata itu.

"Kenapa tak mengajak yang lain? Kenapa harus aku?"

"Nanya-nya nanti aja deh sekarang ayo kita---"

"Oh ada temanmu Somi!" Omongan Sungchan terpotong dengan kedatangan dua perempuan dihadapannya.

"Heh ngapain jalan sama dia?" Ucap Sungchan menunjuk Rena yang berada disamping Somi.

"Apa urusannya denganmu? Kalian bahkan pergi berdua begitu saja" ketus Somi membuang muka.

"Sungchan memaksaku" jawab Winter memandang sahabatnya yang sudah sekitar seminggu tak tukar kabar semenjak kejadian tersebut.

"Ayo ikut sama kita aja daripada sama dia" Sungchan menarik tangan Somi sehingga ia pun tertarik kesampingnya.

"Apa maksudmu?! Dengar ya! Kalian berlebihan! Bahkan Rena sudah berbaik hati tapi kalian terus-terusan berburuk sangka! Apa kalian temanku yang akan terus mendukungku?" Pekik Somi, untungnya tempat makan didalam mall tersebut tak banyak pengunjung.

✔White Winter | ssungwintTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang