❄ : 38

360 70 31
                                    

Pukul enam pagi, kini di kamar Winter gadis itu sudah terbangun sejak dua puluh menit lalu. Dan dua puluh menit sudah ia habiskan dengan menatap langit-langit kamar sembari mengingat kejadian kemarin.

Kejadian kemarin saat Sungchan menciumnya dan mengklaim dirinya adalah miliknya. Ahh kembali mengingatnya saja membuat rona diwajahnya kembali memerah.

Ah iya setelah kemarin saat Sungchan mengantar gadis itu sampai apartment, Winter dengan segera masuk dan mengunci pintu tanpa membiarkan lelaki yang kini berubah status menjadi kekasihnya untuk masuk lebih dulu.

Di dalam tentu saja gadis itu bertingkah layaknya seorang kasmaran, sungguh ia sangat salah tingkah.

Keadaan ranjang kamarnya bahkan berantakan akibat dirinya berguling-guling diatas ranjang semalam, bahkan karna begitu gemas ia sampai menggigit ujung gulingnya, ugh, jangan beritahu siapa-siapa oke?

Sedang merutuki tingkahnya yang seperti orang bodoh kemarin, kini ponsel Winter berbunyi membuat gadis itu tersadar dan segera mengambilnya, yang nyatanya Sungchan menelfonnya.

Ia lantas mengatur suara lalu mengangkat panggilan tersebut, "Hallo?"

"Selamat pagi gadisku~ apa tidurmu nyenyak?"

Mendengar suara lelaki itu yang sedikit menggodanya dengan refleks ia mematikan sambungan secara sepihak.

Ia merutuk tak berselang lama panggilan kembali masuk.

"Dih malah dimatiin,"

"Uhm, maaf kepencet." Ucapnya sedikit mencicit.

"Oh ya? Sengaja atau enggak?" Godanya.

Winter mendecak, "Yak! Jangan menggodaku."

"Ahh baiklah-baiklah, padahal belum apa-apa."

"Ada apa kamu menelfonku pagi-pagi?"

"Gapapa, cuma mau denger suara kekasihku dipagi hari."

Sungguh, jangan salah 'kan Winter yang kini harus mematikan sambungan lagi. Ia merasa sedikit terkikik geli mendengar godaan kekasihnya.

Kemudian panggilan kembali masuk ia mengangkatnya kembali, "Kamu punya hobi baru matiin telfon secara tiba-tiba ya?"

"Salah kan dirimu yang pagi-pagi sudah menggombal dengan alay." Cibir Winter.

Terdengar kekehan geli dari sana.

"Uhm kamu ada kelas nanti?" Tanya Winter mencari topik baru.

"Ada, nanti pagi jam delapan sama jam dua siang."

"Ya sudah sana siap-siap udah jam enam lewat."

"Nanti, kamu ada jadwal?"

"Ada, jam dua belas nanti."

"Sampai kapan?"

"Hmm? Mungkin jam lima sore?"

"Ohh i see, kamu udah sarapan?"

"Belum, aku bahkan baru bangun akibat panggilan darimu." Kata gadis itu sedikit berbohong.

"Kalo aku gak telfon pasti kamu masih tidur sampai sore," gurau lelaki itu membuat Winter mendengus.

"Tidak seperti itu ya!"

"Ahahaha iya iya, mau sarapan bareng?" Ajakan baik bagi sepasang kekasih, namun gadis itu memilih untuk menolaknya.

"Gak usah, kamu 'kan kuliah pagi harus buru-buru."

"Enggak juga tuh, bareng ya?"

"No!"

✔White Winter | ssungwintTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang