Usai menanyakan tentang teman masa kecilnya waktu lalu, kini pemuda tersebut tengah terduduk di taman kampus seorang diri menatap lurus pada air mancur ditengah taman. Entah hal apa yang membuat pemuda tersebut menyendiri bak seorang putus cinta.
Kalau menanyakan perasaannya pada gadis itu bagaimana, ugh, kali ini dia dengan berani akan mengatakan kalau ia juga menaruh perasaan pada gadis itu. Sungguh, ia menyukainya, makanya saat melihat si gadis bersama kakaknya saat itu dia sangat marah.
Tapi selama ini ia selalu denial, dan dia baru menyadari.
Sampai pundaknya ditepuk oleh seseorang, membuatnya menoleh dan mendapati gadis blasteran yang menjadi alasannya denial terhadap perasaanya.
"Heh! Ayo ikut aku ketemu Minjeong." Ucap gadis itu, Sungchan mendengus.
Ia tau maksud Somi adalah Winter, ah ya kemarin ia mengatakan pada Somi soal kalung Winter yang seperti milik Kim Minjeong. Ia bercerita banyak membuat gadis itu dengan senang hati ingin ikut menanyakan soal itu pada sahabatnya.
"Padahal Winter sendiri belum yakin dia Minjeong." Jawab Sungchan.
Somi mendengus, "Udah deh ayo, kasihan Winter udah nunggu lama." Ajak Somi menarik Sungchan untuk bangkit.
Mereka berdua pun berjalan menuju cafe sesuai ajakkan Somi untuk mereka bertemu, dan benar saja disaat mereka memasuki cafe. Sudah ada gadis berambut sebahu tengah meminum Ice greentea latte miliknya dan dengan wajah dinginnya, ia sedang berkutat pada ponselnya.
Sungchan melihat itu sampai mengerjap matanya, membuat Somi yang menyadari langsung menyenggol menggodanya lalu mereka menghampiri meja tersebut.
"Winteeeeer!" Pekik Somi membuat gadis itu tersedak, refleks Sungchan segera memberikan tisu yang ada dimeja.
"Heh? Lagi tersedak ngapain dikasih selembar tisu sih?" Protes Somi membuat Sungchan mengusap tengkuknya canggung.
"Yah bodoh, ugh, Winter harusnya kamu hati-hati." Protes Somi.
Winter mengerutkan dahinya, "Yak! Kalau saja kau tidak mengagetkanku, Somi." Elak Winter, membuat gadis itu menampilkan deretan giginya.
"Udah, kalian ngobrol dulu aja sana aku mau pesan makanan." Kata Somi kemudian gadis itu pergi meninggalkan keduanya.
Sungchan duduk dihadapan gadis itu dan tersenyum menyapanya, tentu dibalas senyuman juga oleh Winter.
"Jadi.....bagaimana?" Tanya Sungchan.
Sontak raut wajah Winter berubah menjadi kesal, "Tidak tau, kak Jungwoo tiba-tiba menjadi orang sibuk. Pesanku tak dibalas, telfonku tidak diangkat, sangat menyebalkan." Sungut Winter, mengerucutkan bibirnya.
Sungchan mengerjap matanya, sungguh gadis ini sangat menggemaskan. Ia pun berdehem dan membasahi bibirnya dengan lidah.
"Mungkin memang sibuk?"
Winter menggeleng, "Kak Jungwoo tidak pernah mengabaikan pesan atau telfonku, bahkan dalam hal apapun ia selalu membalas." Decak Winter, lagi-lagi membuat dirinya sangat menggemaskan.
Bagaimana tidak menggemaskan, lihat Winter, gadis itu mengerucutkan bibirnya dengan kedua pipi yang sedikit berisi dan dengan polesan make up tipis tampak sangat natural. Bagaikan kue pie dimusim panas, ugh jangan ledeki Sungchan yang bodoh dalam memilih perumpamaan.
"Sungchan, bagaimana kalau aku benar Kim Minjeongmu?" Tanya Winter.
Pemuda itu lantas sadar lalu menjawab, "Bagus dong, itu berarti semesta sudah menakdirkan kita untuk bersama. Aku dan dirimu."
KAMU SEDANG MEMBACA
✔White Winter | ssungwint
Fiksi Penggemar[BAHASA ─ AU] Semi baku, Tolong perhatikan angka daftar takutnya ngacak "In winter we met for the first time and you steal my heart even it's a brief meet"-JSC Minjeong atau Winter dan Sungchan berteman saat kecil namun terdapat insiden yang tak men...