Ke-esokan harinya adalah hari pemakaman sang nenek, begitu banyak yang mengunjungi pemakaman nenek, yah nenek begitu banyak punya kenalan dengan sifat kebaikannya begitu banyak orang yang merasakan kehilangan.
Diantara kerumunan orang Minjeong memilih duduk dipohon yang jauh dari kerumunan pemakaman nenek, ia sangat sedih sungguh. Kak Yeri dan Kak Jungwoo berada disana bersama yang lain.
"Lho Minjeong?" Merasa bahunya dipegang dan namanya dipanggil ia pun menoleh ke orang tersebut.
"S-sungchan? Hiks.." lirih Minjeong yang menghapus air matanya kemudian ia berdehem.
"Kamu kenapa? Ngapain disini?" Tanyanya.
"Hari ini pemakaman nenekku" katanya sembari menunjuk kearah kerumunan ditempat pemakaman nenek.
Sungchan mengangguk "Pasti kamu sangat sedih...jangan nangis! Nenek kamu pasti juga bakalan sedih" katanya berniat menghibur Minjeong.
"Iya aku gak nangis kok" ujar Minjeong menghapus air matanya kemudian menundukkan kepalanya.
"Papaku pernah bilang seseorang akan lahir kemudian akan mati dan kematian tidak ada yang bisa menebak, jadi suka tak suka harus menerima dan mengikhlaskan bahwa seseorang telah meninggal" ucap Sungchan kemudian duduk disampingnya dan mengelus kepala Minjeong.
"Kenapa kematian itu sangat menyakitkan?" Lirih Minjeong.
"Karna kematian adalah kenyataan yang harus diterima dengan pahit" jawabnya menatap lurus kedepan ke arah kerumunan orang.
"Kata Papamu lagi?" Tanya Minjeong menengok ke arah Sungchan yang kemudian ia menoleh ke Minjeong.
Sungchan menggeleng "Itu kataku" jawabnya dan melemparkan senyuman.
"Kamu ngapain kesini emang?"
"Menengok makam Papaku"jawabnya membuat Minjeong bungkam.
"Gapapa, mulai sekarang jangan sedih lagi ya! Aku pun pernah merasakan kehilangan bahkan terjadi kepada Papaku sendiri" ucapnya yang masih memberikan senyuman kepada Minjeong.
Minjeong mengangguk "Kamu juga jangan sedih! Pokoknya kita harus terus berteman ya Sungchan!" Ujar Minjeong yang diangguki Sungchan.
"Minjeong ayo pulang, hei ada Sungchan juga?" Ucap Mama menghampiri mereka dan dibelakangnya ada Kak Yeri dan Kak Jungwoo.
"Hallo tante, turut berduka cita!"sapa Sungchan ia membungkuk kepada Mama.
Mama mengangguk dan mensejajarkan lalu memegang kedua bahunya hingga mereka berhadapan.
"Kamu ngapain disini? Sendiri?" Tanya Mama.
Sungchan mengangguk "Menengok makam Papa disana" unjuk Sungchan.
"Lho Mama kamu gak nganterin?" Tanya Mama dan Sungchan hanya tersenyum tipis, membuat hati Mama sangat sakit bagaimana bisa seorang anak umur 5 tahun pergi ke pemakaman sendirian? Memangnya apa yang terjadi pada keluarga Sungchan?.
"Sungchan ikut pulang yuk, gak bagus kelamaan diluar dimusim dingin seperti ini" ajak Mama yang diangguki Sungchan kemudian mereka semua pulang menaiki mobil milik Papa.
Diperjalanan tentunya Sungchan, kak Yeri dan Kak Jungwoo menghibur Minjeong karna Kak Jungwoo juga tau bahwa adiknya itu pasti sangat terpukul atas berita neneknya telah pergi untuk selamanya.
❄❄❄❄❄
Keesokannya Kak Yeri dan keluarga pulang ke rumah karena mendadak ada urusan disana jadi hanyalah seperti awal tinggallah Minjeong dan keluarganya dirumah.
KAMU SEDANG MEMBACA
✔White Winter | ssungwint
Fanfiction[BAHASA ─ AU] Semi baku, Tolong perhatikan angka daftar takutnya ngacak "In winter we met for the first time and you steal my heart even it's a brief meet"-JSC Minjeong atau Winter dan Sungchan berteman saat kecil namun terdapat insiden yang tak men...