❄ : 40

401 58 8
                                    

"Hallo papa! Apa kabar? Ahahaha, maaf yaa anakmu baru menengok." ucap Sungchan pada sebuah makam bertuliskan nama sang papa, dan meletakkan satu ikat bunga segar diatasnya.

Kini Sungchan tengah bersama Winter mengunjungi makam sang papa.

"Sangat durhaka, baru sekarang kau menengok Jung Sungchan?" ejek Winter membalas ucapan Sungchan.

Sungchan mendengus geli, "Lihat pa, aku datang bersama kekasihku. Ahahaha kau tau? dia sangat pendek dariku." ucap Sungchan melemparkan tatapan mengejek pada Winter.

"Tinggi-mu saja yang kurang ajar." Sahut Winter dengan jengkel.

Sungchan tergelak, "Kamu-nya aja yang pendek, malah bilang tinggiku kurang ajar." Ejek Sungchan, "Untung wajah tampanku tidak kurang ajar."

Winter memutar kedua netranya, "Aneh." Cemooh Winter.

Lelaki itu terkekeh kemudian mengusak rambut gadisnya dengan jahil.

Winter mendengus, "Yak! Hentikan." Tekan Winter yang ditanggapi dengan tertawa oleh Sungchan.

"Galak banget." Ejeknya.

"Paman, lihat anakmu! Menyebalkan." Adu Winter pada makam tersebut.

Sungchan tergelak ia lantas mencubit ujung bibirnya tatkala Winter mencebik, hal itu membuat Winter melebarkan kedua netranya dan menatap sang kekasih dengan tatapan kesal.

"Oke, maaf jangan marah," ucap Sungchan mengangkat kedua jari membentuk V, Winter mendengus lalu mengalihkan kembali pandangannya.

"Papa-mu.... Tampan," ucap Winter, sedaritadi gadis itu memperhatikan bingkai foto diatasnya.

Mendengar itu Sungchan tersenyum lalu menangkup wajah gadisnya sampai menatapnya, "Lihat wajah kekasih-mu, aku saja tampan sudah jelas papa-ku pun begitu." Ucapnya sambil menarik turunkan kedua alisnya.

Winter memutar kedua netra dan menurunkan kedua tangan lelaki itu, "Haishh, terserah dirimu saja."

"Baiklah sudah-sudah, mari berdoa setelah itu kembali." Ucap Sungchan, Winter pun mengangguk dan fokus menatap kearah makam lalu memejamkan kedua matanya merapalkan doa dalam batinnya.

Sungchan pun mengkuti hal yang sama, disaat panjatan doanya telah selesai ia lantas menoleh kearah Winter yang masih setia berdoa dengan mata terpejam.

Lelaki itu terpaku, ia membeku sesaat karna melihat wajah Winter yang dari samping begitu sangat cantik, wajah gadisnya begitu tenang, hingga sebuah daun kering terjatuh menyalip pada rambutnya, tangannya pun terulur membuang daun tersebut dan menyalipkan anak rambut yang menutupi wajahnya.

Winter tersadar ia lantas menoleh, "Cantik. Aku pikir, aku semakin jatuh cinta padamu." Ucap Sungchan menatapnya lekat, membuat rona diwajah Winter kian hadir tak lupa debaran jantungnya berpacu lebih cepat dari sebelumnya.

Dua insan tersebut saling menatap, entah ada angin apa membuat mereka semakin mengikis jarak antara kedua wajahnya sampai hidung mereka menempel, Winter menutup kedua mata begitupun Sungchan yang kini hendak menempelkan bibirnya pada bibir ranum milik Winter.

Belum sempat kedua-nya saling menaut sebuah suara mengejutkan mereka, "OH GOSH! APA-APAAN KALIAN?!!! YAKK!! JUNG SUNGCHANN! KU BUNUH KAU!" Suara teriakkan tersebut tentu saja dikenali keduanya.

Refleks mereka lantas menjauh, bahkan Winter sudah menyembunyikan wajahnya ke belakang bahu Sungchan.

"Sialan kau Kim Jungwoo!" Maki Winter dengan nada meninggi.

Kini si sulung Kim—si pelaku yang memergoki adiknya tersebut— lantas berkacak pinggang dan menatap tajam kearah Sungchan, lelaki itu hanya memberikan cengiran canggungnya, "Apa-apaan ini kalian melakukan pergaulan bebas di depan makam?! seriously?!"

✔White Winter | ssungwintTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang