Disebuah unit salah satu apartment di Seoul, sebuah jerit tangis mengagetkan yang di dalamnya.
Winter yang tengah melipat pakaian kecil sontak buru-buru menghampiri dan menggendong sosok bayi berusia satu tahun lebih tersebut, ia menenangkan si bayi dengan mengusap pelan pundaknya.
"Jangan menangis yaa, sebentar lagi papa-mu datang." Bisik Winter berusaha menenangkan bayi tersebut.
"Hey, Jiyeon menangis lagi?" Winter mengangguk sebagai jawaban.
"Mau apa lil princess? Jangan nangis yaa," bujuknya seraya mengusap pipi gembul anak tersebut.
"Sini aku aja yang gendong," alih-alih memberikan, Winter menggeleng kepala.
"Kamu buat susu aja, kayak tadi loh! Jangan kelebihan airnya, juga jangan kebanyakan susunya dan jangan terlalu panas." Titah Winter.
"Yaudah, tunggu ya Jiyeon~" ucapnya seraya mencubit pipi bayi tersebut, membuat bayi itu kembali menjerit tangis.
Sontak Winter melotot kearah pelaku, "Yak! Jung Sungchan!" Seru Winter.
Pemuda itu sontak tergelak, "Iya iyaa maaf, oke tunggu susu nya ku buat dulu, dadah tante Minjeonggg,"
"Yak!" Winter kembali memekik lantaran pemuda itu menarik sebelah pipinya dan berlari kearah dapur dengan cepat.
Winter mendengus, ia lantas kembali menepuk punggung bayi tersebut dan berjalan kearah balkon. Suasana sore yang cukup tenang, bahkan terdapat burung-burung kecil hinggap di pagar pembatas.
"Jiyeon, lihat ada burung! Jangan menangis lagi yaa, tuh lihat." Unjuk Winter, membuat bayi tersebut memperhatikan burung kecil itu dan berhenti terisak.
Winter menghela nafas, ia lantas mengecup kepala bayi tersebut. Ah ngomong-ngomong, anak ini adalah anak kandung Jungwoo yang sudah dua hari satu malam dititipkan padanya. Alasannya, Jungwoo beserta istrinya memiliki urusan dan akan sangat bahaya bagi bayi berusia satu tahun untuk ikut.
Bisa saja dititipkan pada mama, namun nyatanya mama juga papanya memiliki urusan di China sejak satu minggu lalu entah untuk apa, ugh, untung saja ini hari minggu dan Winter mendapat jatah libur dari rumah sakit tempat ia bekerja sejak hari sabtu kemarin oleh karna itu ia bisa dititipkan gumpalan hidup yang lucu oleh kakaknya itu.
Ngomong-ngomong, Winter sudah kembali ke Korea dan bekerja dirumah sakit sana setelah hari kelulusan tiga tahun yang lalu. Ia tak pindah kewarganegaraan di Australia, dan waktu izin menetapnya hanya sampai ia lulus kuliah. Makanya sekarang ia membeli unit apartment dekat dengan rumah sakit ia bekerja.
Soal Sungchan, katanya, lelaki itu ditugaskan untuk memimpin cabang perusahaan milik keluarganya yang berada di Korea selatan. Makanya pemuda bermarga Jung tersebut bisa berada didalam jangkauan Winter terus, berbeda dengan Jeffrey yang kini menjabat sebagai kepala direktur salah satu rumah sakit di Australia dan sudah menikah satu bulan yang lalu.
Ah iya, lelaki itu sudah berada di apartment Winter semenjak sabtu malam kemarin setelah dirinya pulang kerja. Karena hari ini minggu, sudah rutinitas yang entah sudah menjadi kewajiban atau apa, yang jelas setiap weekend lelaki itu selalu singgah ke unit apartment sang gadis dan menginap sampai senin pagi mereka berdua sama-sama menjalankan aktivitas bekerja pada pekerjaan masing-masing. Huh, untung saja Jungwoo tak mengetahui—uhn atau si sulung Kim tersebut sudah fokus pada keluarga kecilnya, kalau lelaki itu tau mungkin bisa-bisa ia akan berdebat 'menyebalkan—menurut Winter—' dengan sang adik.
"Nih susunya," ucap Sungchan menghampirinya dan memberikan botol susu formula.
"Telat, Jiyeonnya sudah tak menangis." Ucap Winter menunjukkan Jiyeon di dekapannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
✔White Winter | ssungwint
Fanfic[BAHASA ─ AU] Semi baku, Tolong perhatikan angka daftar takutnya ngacak "In winter we met for the first time and you steal my heart even it's a brief meet"-JSC Minjeong atau Winter dan Sungchan berteman saat kecil namun terdapat insiden yang tak men...