29.-Hospital (2)

63 34 0
                                    

Rangga sudah sampai disekolah, namun dia tak menemukan Mentari,lantas kemana Mentari pergi, apakah dia sudah pulang, tapi kenapa dia menelepon Rangga sampai berkali-kali.ada yang tidak beres.

Rangga masuk ke gerbang sekolahan,masuk ke kelas mengecek bahwa Mentari benar-benar tidak ada disini. Sesampai dikelas,tak ada orang, sepi. Ya semuanya sudah pulang.Rangga membuka ponselnya menelpon seseorang diseberang sana yang langsung dijawab oleh seseorang itu.

'Hallo kak' sapa Rangga.

'Ya, Rangga ada apa? ' jawab Gavin diseberang sana dengan nada khawatirnya.

'Kak,mau nanya, Mentari udah pulang ke rumah? ' tanya Rangga sambil berjalan keluar kelas menuju tempat parkir motornya.

'Ini dia baru nelpon Gue barusan, katanya dia dirumah sakit' jawab Gavin dengn suara gesrak-gusruk diseberang sana.

Rangga mengerutkan dahinya
'Rumah sakit? Lagi? 'tanya Rangga.

'Ya,gue mau otw sekarang'

'Sharelock' ucap Rangga

Telepon dimatikan setelahnya dan Rangga sudah berdiri disamping motornya,memakai helm full fasenya. Tringg!!bunyi ponsel Rangga, tanda pesan masuk. Rangga langsung membuka pesan dari Gavin.

Bang Gavin.
Rumah sakit Medika.

Tanpa berlama-lama lagi Rangga langsung menjalankan motornya kerumah sakit medika, Mentari hutang penjelasan kepadanya.

☆☆☆

Rangga sampai bersamaan dengan Gavin yang juga baru sampai, dilihat banyak orang sedang berlalu-lalang, mencari keberadaan Mentari.Rangga dan Gavin masih setia berdiri hendak menelpon Mentari ke nomor masuk tadi. Karena ponsel Mentari mendadak tidak aktif.

'Dimana? Ruang berapa?'

'.............'

'Ok, tunggu disana'

Sementara di tempat lain Alwy dan Mentari menunggu ditaman Rumah sakit, disini juga banyak pasien dan juga anak-anak yang bermain. Mentari menunggu keberadaan Kakaknya. Disebelahnya masih ada Alwy yang hanya diam memainkan ponselnya.

"Wy?" Panggil Mentari takut-takut.

Alwy menoleh "Ya?kenapa?" tanyanya beralih menatap Mentari dan mengabaikan ponselnya.

"Gue mohon sama lo, jangan ngasih tau sama abang gue kalau gue___"

"Gebii" Panggil Gavin yang sudah berdiri disampingnya Mentari.

Mentari menghela nafas pelan, ucapannya belum selesai, namun Gavin sudah datang duluan.

"Kamu gak apa-apa dek?"Tanya Gavin seraya memeluk adiknya itu.

Sedangkan Rangga masih memerhatikan Alwy dengan tatapan tak suka, dia mengenal Alwy, siapa yang tidak kenal dengan seorang Alwy? temannya Zidan ya bandel itu bukan? Musuh bebuyutan Rangga sejak dulu.

Alwy yang merasa di tatap juga menatap balik Rangga, seolah malas ia pun langsung membuang mukanya.

"Tar,lo gak apa-apa kan?" Tanya Rangga.

Mentari mengangguk sebagai jawaban.

Rangga dengan posesif mengeser tubuh Alwy yang begitu dekat dengan Mentari agar menjauh.lah emang Rangga siapanya Mentari? Bukan juga siapa-siapanya udah posesif aja.ck ck ck.

"Gebi gak papa bang,Al,gue gak papa, tadi Alwy yang bawa gue ke.rumah sakit" Ujar Mentari.

"Alwy?" Tanya Gavin.

"Kenalin kak,gue Alwy "Ujar Alwy mengulurkan Tangannya dengan ramah.

Gavin membalas uluran tangannya Alwy "Gue Gavin, kakaknya Mentari"

Alwy tersenyum mengangguk ,lalu membatin 'Iya gue udah tau'

"Yaudah kak, tunggu apa lagi,ayo pulang" Ujar Rangga seakan ingin bergegas dari sana.

"Ayo Tar" ajak Rangga menarik tangan Mentari.

Mentari menahan tangannya ,menatap Alwy yang juga sedang menatap dirinya dan Rangga.

"Makasih ya wy" Ujar Mentari yang dibalas anggukan oleh Alwy "Iya santai aja".

"Gue pulang duluan gak apa-apa ya?,sekali lagi makasih"

"Iya sama-sama" jawab Alwy tersenyum.

Gavin menepuk pundak Alwy " Makasih udah nolongin adek gue" ucap Gavin.

"Senang bisa membantu kak" jawab Alwy.

Sedangkan Rangga sengaja menyenggol lengan Alwy, tatapan mereka pun bertemu kembali,yang dibalas seringaian oleh Awly.

"Sebentar lagi dia bakal kembali" Tekan Alwy dengan nada sombongnya.suaranya sangat pelan hingga hanya Rangga saja yg dapat mendengarkan.

Setelah itu Gavin, Rangga dan Mentari segera berlalu dari taman rumah sakit menuju ke parkiran, membawa Mentari pulang, sedangkan Alwy kembali menyala ponselnya yang sempat dia acuhkan tadi.mencari sebuah nama dan langsung melakukan panggilan.

'kita kumpul di tempat biasa, ada yang perlu gue omongin, penting.'

Setelah itu panggilan terputus dan Alwy segera pergi dari sana.

☆☆☆

"Kenapa sih Geb,hobi banget ke rumah sakit, heran." ucap Gavin kesal.

Sedangkan yang ditanya hanya diam saja.

"Bisa gak sehari aja gak usah buat orang khawatir?" Ucap Gavin lagi.

"Kan udah gue bilang,tunggu kalau misalnya belum gue jemput"

"Susah emang kalau disuruh tunggu?,iya susah?, susah kalau gue nyuruh tunggu dan jangan berkelana kemana-mana?"

"Nyusahin tau gak!" bentak Gavin karena khawatir.

Mentari menundukkan kepalanya,Rangga yang berada disebelahnya hanya bisa menenangkan Mentari tanpa berani ikut campur, memang sepenuhnya salah Mentari, karena kakaknya tidak mengetahui apa yang terjadi sebenarnya bukan?

"Cukup kak,selesain baik-baik dirumah" ujar Rangga mencoba mencairkan suasana, dilihatnya Mentari sudah mulai menangis.

"Kebangetan Ngga,selalu aja buat orang khawatir, kalau papa sama mama tau, gue yang bakal dimarahin, bukan dia" tunjuk Gavin semakin marah.

"Yaudah kalau kakak gak mau dimarahin!!,gak usah peduliin gebi!!!"Teriak Mentari yang sudah menangis.dia pun berlari tertatih-tatih meninggalkan Rangga dan juga kakaknya.

"GEBIII!" teriak Gavin berusaha mengejar Mentari namun dicegah cepat oleh Rangga.

"Biarin gue aja yang kejar dia kak, lo pulang duluan, nanti gue yang bawa dia pulang" Ujar Rangga berlari tanpa mendengar persetujuan Gavin.

"ARGHH!SWING~~" teriak Gavin kesal hingga menendang apapun yang ada didepannya.

BRUKK!!

"WOIIII SET__,Astaghfirullah!! SINI LO" teriak seseorang yang berjalan mendekati Gavin.

Gavin memukul jidatnya "Mampus! " umpatnya,Gavin salah sasaran,sepertinya mengenai seorang mak lampir di siang bolong.

☆☆☆

To be continue


LOVE 21 DAYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang