34.-Awal pertengkaran

43 25 2
                                    

Mentari sudah sampai dirumah,sekarang dsedang menonton dengan begitu banyak cemilan diatas meja.Mentari tiba di rumahnya dari dua puluh menit yang lalu, ya hari ini sekolah di kabarkan pulang lebih cepat, dikarenakan ada rapat mendadak para dewan guru. Jadinya, Mentari bisa bersantai sejenak dengan damai tanpa memikirkan mata pelajaran Matematika pada jam terakhir.


Dari kejauhan,kakaknya turun dari lantai atas, bergerak ke arah Mentari dan langsung menduduki punggung di samping Mentari.merebut salah-satu snack dari tangannya Mentari.

Mentari melototkan matanya saat kakaknya itu merampas makanannya.

"Ihh!Bang!makanan gue" pekik Mentari kesal.

"Bagii napa, pelit amat" ujar kak Gavin mencomot kembali makanannya Mentari.

Mentari membalikkan badannya menatap kakaknya itu dengan serius.

"Bang" panggil Mentari.

"Hemm?" ucap Kak Gavin mendehem.

"Janji tadi" ujar Mentari.

"Apaan? " tanya kak Gavin yang masih fokus menukar siaran di televisi.

Mentari cemberut dan langsung membalikkan badannya,bersandar di sofa sambil mencak-mencak kesal.

Gavin menatap adiknya itu tak mengerti.

"Kenapa sih? Jan_janji apaan, sumpah gue gak ingat" ucap Gavin berusaha mengingat sebuah janjinya itu.

"Tau ah males" ucap Mentari kesal.

"Yaudah" ujar Gavin mengalah ,yang malah semakin membuat Mentari kesal.

"Sanah!!! Gak usah duduk di samping gue, gue marah sama lo bang!" pekik Mentari membuat Gavin menutup kedua telinganya rapat.

"Gak usah teriak,buset dah,giliran di teriakin balas, nangis lo".

Mentari bungkam,kakaknya ini benar-benar sangat menjengkelkan.

Mentari bangkit seketika dan beranjak pergi dari sana sebelum akhirnya terhenti karena tangan kekar milik Gavin menghentikannya.

"Gitu etikanya? Gak sopan lagi sama orang yang lebih tua?"

"Males sama orang yang ingkar janji!" ucap Mentari sama sekali tak menoleh ke arah kakaknya.

"Janji apa? Gue ada janji apa?"

"Tuh kan gak ingat! Dah lah males"

"Sini sini sini, duduk dulu" ujar Gavin seraya menarik adiknya untuk duduk.

"Janji yang mana? Bilang dong, biar gue tau" ujar Gavin.

"Telepon" jawab Mentari singkat.

"Oh mau pinjam Telepon gue? " ujar Gavin seraya mengambil ponselnya di saku celana.

"Ih bukan bang!"

"Ya apa dong Geb!"

"Yang tadi pagi pas di meja makan" ucap Mentari mencoba membuat kakaknya mengingat.

LOVE 21 DAYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang