22.-Pertandingan basket

70 43 2
                                    

          Selamat membaca❤
              
   ☆☆☆

Hujan sudah mulai reda,malam pun juga sudah semakin larut,Rangga masih setia berteduh dengan keadaan memeluk Mentari.

Rangga dapat merasakan jika tubuh Mentari sesekali menggigil kedinginan,dan Rangga juga mengingat jika Mentari belum makan apapun dari siang tadi. Bagaimana nasib anak orang yang sedang berada bersamanya saat ini.dia benar-benar khawatir sekarang.

"Tari" Panggil Rangga mencoba membangunkan Mentari.

Mentari mengeliat dan mulai membuka matanya pelan,bibirnya sekarang sudah sangat pucat, dia sudah seperti mayat hidup.

Mentari bangun dan duduk dengan tegap, memperhatikan tubuhnya yang masih berbalut jaket kebangsaannya Rangga.

Mentari pusing sekali,tapi masih bisa ia tahan, dia tak ingin menyusahkan Rangga lagi, dan kenapa juga saat bersama Rangga ,Mentari menjadi gadis yang sangat lemah yang selalu harus dilindungi.

Rangga memerhatikan Mentari lekat,mengadahkan kepala mentari untuk bisa menatapnya dan memegang kedua pipi Mentari yang sangat dingin itu.

"Kita pulang" Ujar Rangga.

Mentari hanya mengangguk saja.

"Masih sanggup jalan?" Tanya Rangga menatap Mentari.

Mentari juga masih menganggukkan kepalanya tanpa berniat membuka suara.

Rangga menuntun Mentari ke arah motornya,dan setelah Mentari duduk diatas motornya barulah Rangga naik dan memakai helm full fasenya. Tak sampai satu menit. Motor Rangga sudah melesat jauh dari tempat tersebut.

Sesampai didepan gerbang rumah Mentari,Rangga membantu Mentari turun dari motornya, tak cukup sampai disitu Rangga pun juga masuk kedalam perkarangan Rumah Mentari berniat ingin masuk kedalam.

"Mau singgah?" Tanya Mentari menghentikan langkahnya melihat Rangga yang mengantarkan masuk sampai ke perkarangan rumahnya.

"Iya, Mau minta maaf sama orangtua lo, udah bawa pulang anak gadisnya dalam keadaan basah kuyup kayak gini" Jawab rangga merasa bersalah.

"Orangtua gue lagi diluar kota" Ucap Mentari.

"Abang lo kan ada" pungkas Rangga.

"Gue gak apa-apa Ngga,Makasih udah nganterin" Ucap Mentari tulus,tak enak mendengar ucapan Rangga barusan. Ini semua tak seutuhnya salah Rangga.

Jika saja dia tak meminta untuk ditemani ke toko buku mereka tak perlu terjebak hujan dan jadi basah kuyup seperti sekarang ini.

"Sama-sama tapi gue tetap mau masuk" Keukeuh Rangga.

"Rangga.. " Panggil Mentari lembut.

Rangga hanya menatap Mentari.

"Sebaiknya lo pulang,bersih-bersih biar gak demam,lo gak boleh sampe sakit, besok lo ada tanding basket Rangga.. " Ujar Mentari panjang lebar,dia yang menasehati Rangga dia yang mulai merasa tak enak badan.

"Seharusnya gue yang ngomong kayak gitu duluan" Kesal Rangga terhadap Mentari.

"Apanya?" Tanya Mentari tak paham.

LOVE 21 DAYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang