30.-Markas Villain

64 34 4
                                    

MARKAS VILLAIN,ya Markas para Geng motor sekawanan anak SMA Merah Putih, yang diketuai Oleh Zidan Dirgantara,sebagai wakilnya Axel Gibran Khan,mereka suka tawuran, balapan liar,dan tentunya bolos, tapi jangan salah. Yang namanya bruntal gak semua hal yang mereka lakukan adalah salah kan? Kalian hanya belum mengetahui sisi positifnya saja.mari simak sama-sama dan lihat apa sisi positifnya.

Mengetahui apa saja yang ada di markas Villain ini, terdapat halaman markas yang sangat luas,tempat parkir yang luas, berjejeran motor sport milik anggotanya tersusun rapi disana,markasnya bukan seperti Goa menyeramkan atau bahkan rumah kosong yang ada difilm-film horror , namun ini lebih indah, terlihat rapi dan tentunya nyaman,walau tempatnya ada diperdesaan terpencil yang jauh dari penduduk sekitar.

Ada banyak ruang kamar disini, Ruang tamu, toilet, dapur dan tentunya ada taman belakang yang disertai kolam renang yang biasa dijadikan nightparty jika mereka menang dalam perkelahian atau kemenangan lainnya.
Mereka semua sedang berkumpul menunggu seseorang datang,mereka sengaja berkumpul karena ada hal penting yang akan dibicarakan oleh orang tersebut.

"Bos,lama ya bos, lapar nih" Ujar salah satu anggota dari mereka.

"Alwy kemana sih, nyasar atau gimana?"Tanya Gibran yang sepertinya juga merasa lapar.

Iya benar sekali, orang yang mereka tunggu-tunggu saat ini adalah Alwy.Alwy yang polos nan baik hati mwhehe.

Tanpa aba-aba Zidan melemparkan ponselnya pada Gibran yang tak jauh darinya,untung saja Gibran dengan sigap menangkapnya.

"Pesan makanan buat kita semua" Ucap Zidan.

"Yashh akhirnya" seruu mereka.

Setelah makanan mereka sampai, tanpa berlama-lama mereka langsung memakannya,ternyata benar kata orang, menunggu itu memang sangat melelahkan, jadi butuh asupan energi yang cukup.

Di luar markas Alwy berada sekarang, di lihatnya begitu banyak motor sport yang terparkir rapi didepan Markas Villain,Alwy mengerutkan keningnya heran, ada apa kira-kira.

Alwy pun langsung masuk setelah memakirkan motornya juga disana, bergabung bersama dengan yang lainnya. Agak sedikit lama ia datang, dia harus pulang dulu mengganti seragam sekolahnya baru ia berangkat menuju markas Villain.mungkin mereka sudah lama menunggu dirinya.

Sesampai diruang tamu, di lihatnya mereka dengan santainya menyalakan televisi, sebagian ada yang mabar bersama, menstalk mantan, eh bercanda, yakali_-,mereka memeriksa komputer melacak sesuatu dari sana.sedangkan yang lainnya keasikan rebahan tanpa menyadari kehadiran Alwy.

"Buset tepar semua" Ujar Alwy berjalan ke arah sofa dan melepas jaketnya,mereka menoleh menatap Alwy.

"Lama monyet,nyasar lo" Umpat Zidan.

"Ini ngapain bawa rombongan? Mau tawuran?" ujar Alwy malah balik bertanya.

"Katanya suruh ngumpul bego" ujar Putra bingung.

"Gini nih kalau bego dipelihara" ujar Alwy menghela nafas berat.

"Ngumpul bertiga gak harus bawa rombongan lo pada" ujar Alwy pada Zidan dan juga Gibran dengan nada kesalnya.

"Yaudah sih wy,biarin mereka hadir mereka juga bagian dari lo" ujar Zidan menengahi.

"Gak!,ingat ya gue bukan bagian dari mereka" ujar Alwy dengan nada tinggi.

Semua anggota Villain hanya menatap Alwy tersenyum sambil mengangguk-anggukkan kepala, tersadar, bahwa mereka tak seharusnya berada disini.

"Wy,kenapa sih lo__"

"Udah gue bilang, gak usah bawa-bawa Villain!!,gak paham kalian bahasa manusia, iya?!" bentak Alwy kesal setengah mati, mengapa mereka tak pernah memahami Alwy.

"Tapi kami semua udah nganggap lo bagian dari Villain wy" ujar Putra angkat suara.

"Tapi gue enggak sialan! !" senyum picik Alwy.

"Gak seharusnya gue masuk tadi" Alwy bergegas mengambil Jaketnya dan segera beranjak dari sana,setelahnya ada tangan kekar yang menahan lengannnya.

"Alwy!!" Bentak Zidan.

Alwy menatap Zidan dan menyentak pergelangan tangan Zidan dengan kasar.

"Kalau mereka masih ada disini, jangan harap gue angkat bicara akan hal yang penting!" Ujar Alwy lalu pergi dari sana.

Semua anggota Villain yang berada dalam ruangan hanya diam saja menatap kepergian Alwy.Zidan menendang meja dengan kuat hingga membentur pintu.dia berdecak kesal.

            
              ☆☆☆

"Tar,Mentari!!" panggil Rangga mencoba menghentikan Mentari yang terus berlari.

Rangga berhasil mencekal pergelangan Mentari hingga dia berhenti dan berbalik menatap Rangga.

"Apa sih Ngga?" Tanya Mentari yang terus menangis.

"Bisa gak usah lari-lari?"

"Baru aja di obatin, mau jatuh lagi?" ujar Rangga.

Rangga membawa Mentari ke perkiran tempat motornya terparkir,swmpat Mentari memberontak namun apadaya, kekuatan Rangga lebih kuat dibanding dirinya.

"Rangga lo kenapa sih!mending lo pulang sana, jangan ngurusin gue, gue kan nyusahin!"teriak Mentari sambil melepas pegangan tangan Rangga pada lengannya.

Rangga menatap Mentari lekat-lekat, dia menatap Mentari dengan tatapan yang tajam, seakan tak suka mendengar penuturan Mentari barusan.

"Mentari... Jangan kayak gini,lo seharusnya tau bang Gavin ngomong gitu karna dia sayang sama lo" ujar Rangga.

"Iya gue tau gue emang nyusahin" jawab Mentari masih keras kepala.

"Ayo pulang" ucap Rangga.

"Gue bisa pulang sendiri, gue gak mau nyusahin siapa-siapa lagi" ujar Mentari.

Rangga mengacak rambutnya asal,keras kepala inilah yang membuat Rangga terkadang ingin berkata kasar kepada Mentari.tapi karena Sayang Gak jadi.
Halah Ganteng doang,nembak cewek aja gak berani.

"Tar, dengerin gue" ucap Rangga seraya memegang kedua bahu Mentari lembut. Menatapnya dengan intens.

"Lo gak nyusahin,bukan maksud seseorang ngomong gitu berarti dia marah sama lo,tapi karna dia sayang dan peduli sama lo, sama halnya dengan bang Gavin.Dia khawatir sama lo, jangan kekanakan kayak gini tar,kalau terjadi apa-apa sama lo,bang Gavin yang merasa bersalah kan? Karna dia sebagai kakak yang gak bercus jagain adiknya.paham yang gue bilang?" ujar Rangga terus mencoba membuat Mentari mengerti.
Mentari sedih karna kakaknya membentaknya,membuat matanya kembali berkaca-kaca,tapi benar kata Rangga dia tak boleh kekanakan.

Mentari menganggukkan kepalanya"Iya maaf" Ujarnya.

"it's okey, gak apa-apa" ujar Rangga seraya mengusap kepala Mentari lembut.

"Jangan sedih lagi" ucap Rangga

Mentari kembali mengangguk.

"Yaudah sekarang kita pulang?" tanya Rangga lagi.

"Bang Gavin pasti udah nunggu di rumah" tebaknya.

"Iyaa, ayoo" ucap Mentari.

Rangga langsung menarik tangan Mentari dan mereka langsung menaiki motor dan beranjak pergi dari sana.

             ☆☆☆

To be continue

Udah tau kenapa Alwy gak suka sama Villain?

Kalau Belum nunggu next chapternya.

Bye-bye.

LOVE 21 DAYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang