28.- Hospital

74 36 5
                                    

             Selamat membaca and tandai jika ada typo.jangan lupa votenya☆,timakasih♡!!

☆☆☆

Setelah menghabiskan waktu beberapa menit dikamar mandi,Rangga kembali ke kanarnya setelah ia membersihkan tubuhnya sedikit, dia menggelap rambutnya yang basah dengan celana boxer yang atasannya telanjang, terlihat jelas roti sobek yang indah milik Rangga.

Ia membuang handuk sembarangan ke sisi kepala tempat tidur, lalu mengecek ponselnya yang tergeletak diatas sofa dikaki kasur. Empat panggilan tak terjawab dari Mentari. Rangga refleks berdiri dan mengecek apakah yang dia lihat barusan benar atau dia salah liat, Mentari menelponnya sampai empat kali.

Seketika Rangga khawatir memikirkan Mentari, takut terjadi apa-apa dengannya. Rangga ingin menemuinya tapi dimana? Mentari sudah pulang kerumah atau dia masih berada disekolah saat ini, kemana Rangga harus mencarinya.

"Apa mungkin dia masih disekolah?" pikir Rangga.

Tanpa berlama-lama lagi ia bersiap-siap dan tak lupa mengambil jaket kebangsaannya dan turun kebawah ddngan tergesa-gesa. Mengambil kunci motor yang ada diruang tamu.

Bundanya Rangga barusan keluar dari dapur dan kembali saat kembali ke ruang tamu mendapati anaknya yang terlihat buru-buru.

"Al mau kemana lagi sayang,kan baru pulang?"tanya bundanya Rangga dengan lembut.

Rangga menatap bundanya dengan hangat dan tersenyum, "Bunda sayang, Al mau keluar sebentar, izin ya bun, gak lama kok" ucap Rangga meminta izin.

Rangga langsung menyalami tangan bundanya, "jangan ngebut, hati-hati" ucap bundanya mengingatkan.

"Iya bunda" Jawab Rangga dan langsung keluar rumah dengan jaket hitamnya.

              ☆☆☆

Di Depan Gerbang sebuah rumah yang cukup luas ini,Gilang berhenti ,membuka helm full fasenya dan menunggu seseorang  turun dari motornya.

"Lang, makasih ya udah nganterin" ucap Nadira saat berdiri didepan gerbang rumahnya.

Iya Rumah luas dan megah ini adalah miliknya Nadira, ia menatap Gilang menunggu respon dari Cowok tersebut.

"Iya sama-sama" ucap Gilang tersenyum.

"Maaf kalau gue ngerepotin lo" nyegir Nadira tak enakan pasalnya rumah Nadira dan Gilang beda arah,jadi Gilang harus memutar jauh setelah mengantar Nadira.

"Santai aja, apasih yang enggak buat lo" ucap Gilang.

"Gombal terus gombal" ketus Nadira.

"Gue serius Nad" ucap Gilang serius menatap Nadira.

"Serius suka sama lo" lanjutnya lagi dengan suara pelan namun masih bisa didengar oleh Nadira.

"Hah?,tadi lo bilang apa?" ucap Nadira tak jelas mendengar ucapnnya Gilang.

"Bukan apa-apa"

"Engga,tadi gue denger lo ngomong sesuatu" ucap Nadira tak salah dengar.

"Salah dengar kali"

"Ih enggak, jelas-jelas tadi gue denger"

"Emang barusan gue bilang apaan?" tanya Gilang.

"Emm.... Itu..Ah udah ah pulang gih" ucap Nadira terlihat gugup.

"Buset, di usir?"

"Yaudah ayo masuk"

"Iya lain kali aja ya sayang,gue pulang dulu" ucap Gilang sambil memakai helm full fasenya.

LOVE 21 DAYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang