23.-SMA Bina Model Bangsa VS SMA Merah Putih

66 43 3
                                    

        Selamat membaca dan jangan lupa votenya♡

Happy Reading semua!

☆☆☆

SUARA sorakan bergemuruh memenuhi Stadion Rahwana saat ini,mereka terlihat sangat antusias untuk menyemangati tim dari sekolahnya masing-masing,sama halnya dengan SMA Bina Model Bangsa yang bersorak riang menyemangati Timnya yang di pimpin oleh Rangga sebagai kapten basket dari sekolah mereka.

Pertandingan ketiga akan di mulai,SMA Bina Model Bangsa Vs SMA Merah Putih akan bertanding sore ini.

Zidan Dirgantara,siapa yang tidak mengenal cowok ini?cowok cool yang suka tawuran, balapan liar, dan kenakalan merupakan identitasnya,ya,meski begitu, dia akan terlihat berguna bagi sekolah dan teman se-timnya jika sudah berhubungan dengan basket
Aneh bukan? Tapi itulah yang sebenarnya terjadi, dia Tampan, bahkan di bilang cukup tanpa jika di saingkan dengan Rangga,tapi Rangga juga tak kalah tampan.

Zidan adalah Kapten basket dari SMA Merah Putih.sekarang mereka memasuki lapangan basket,SMA Bina Model Bangsa yang di pimpin Oleh Rangga Alginendra dan SMA Merah Putih di pimpim oleh Zidan Dirgantara.

  ☆☆☆

MENTARI saat ini mencoba menghubungi Rangga, namun cowok itu tak mengangkat telpon sadari tadi,Mentari berfikir apa mungkin pertandingannya sudah di mulai? ,ia melirik jam tangannya,pukul 16.50,ada sekitaran tujuh menit lagi sebelum pertandingan di mulai, Iya tau Sma nya akan bertanding pada undian yang ketiga, dan Mentari harap ia bisa sampai di sana tepat waktu, dan melihat Rangga bermain basket.

Mentari membuka tas ranselnya, mengeluarkan jaket milik Rangga yang sudah ia bawa dari rumah saat bergegas tadi. Namun di perjalanan ia malah terkena macet.

"Gue udah janji bakal datang, dan gue pasti akan datang Ngga" Ucap Mentari seraya melirik jaket Rangga yang di pegangnya itu sembari tersenyum manis.

"Pak gak bisa ambil jalan pintas aja? " Tanya Mentari kepada sopir taksi.

" Bisa, di sana ada perempatan, 100 KM ke depan dari sini" Ujar pak sopir mengangguk sopan.

Stadion Rahwana memang sudah hampir dekat dari sini, jaraknya tak terlalu jauh,Mentari berfikir keras sebentar.

"Pak, saya turun di sini aja" Ujar Mentari.

"Baiklah"Ucap pak sopir menggangguk.

"Ini terima kasih pak" ucap Mentari menyerahkan ongkosnya.

Setelah itu Mentari langsung turun dan berjalan sesekali berlari seraya melirik jam tangannya,tersisa waktu lima menit lagi.dia pun mempercepat langkahnya dengan berlari.Dia harus hadir, harus.

Mentari terus saja berlari sekuat tenaganya, nafasnya sudah tak beraturan dan ngos-ngosan, namun dia masih tetap berlari.berharap ia tak akan telat, walau itu mustahil ,dia pasti telat.

"Keburu gak ya?" Ucap Mentari sesekali berhenti sambil mengatur nafasnya pelan.

 ☆☆☆

Pertandingan sudah di mulai dari dua menit yang lalu ,masih di pimpin oleh Rangga saat ini,Zidan berusaha merebut bola dari tangannya Rangga, menghafal setiap gerakan dari tubuhnya Rangga saat Rangga mengelak.

Dan disaat yang tepat, Rangga melompat, ring memang sudah di depan mata,dalam sekali lemparan bola dapat di pastikan akan masuk dengan mulusnya.namun semuanya tak semulus yang di pikirkan.

TAK!

Bola berhasil di hentakkan oleh Zidan agar tak jadi masuk ke dalam ring,Zidan tersenyum mengejek.

LOVE 21 DAYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang