32.-Misi dibatalkan

66 31 9
                                    

Sebelum malam tiba, Rangga sudah sampai dirumah,Rangga juga sudah menghubungi Mentari jika ia sudah sampai dirumah, sebenarnya status Rangga dan Mentari itu apasih? entahlah kita liat aja kedepannya.

Sekarang Rangga berdiri dijendela kamarnya,menatap banyaknya bintang yang berkerlap-kerlip diangkasa. Pikirannya berputar saat dia bertemu Alwy dirumah sakit,kalimat yang diucapkan Alwy terus saja memenuhi ingatannya saat ini. Sangat menganggu pikirannya.

"Sebentar lagi dia bakal kembali"

"Sebentar lagi dia bakal kembali"

"Sebentar lagi dia bakal kembali "

Rangga tak mengerti apa maksud dari ucapan Alwy,namun ia rasa ini ada hubungannya dengan seseorang yang pernah ada dalam kehidupan Rangga.

Ia mengacak rambutnya kasar, menendang asal meja belajar hingga buku komik miliknya berserakan dilantai kamar.dimeja belajar adanya buku komik, bukan buku pelajaran. Rangga banget:).sedikit info, sebenarnya itu bukan komik Miliknya, melainkan milik kak Gio, kakak laki-lakinya Rangga.

Dia pun beranjak dari sana tak lupa menutup jendela kamar, namun membiarkan bukunya masih bertaburan, berjalan ke kamar mandi, membasuh muka dan membersihkan tubuhnya. Berharap setelah ini dia akan tenang. Tanpa harus memikirkan ucapan Alwy.sepertinya dia harus bertemu dengan Alwy besok, iya besok. Sepulang sekolah.

                ☆☆☆

Matahari menembus gorden kamarnya Mentari,menciptakan kesilauan yang membangunkan Mentari,Mentari mengangkat tangannya menutupi matanya yang silau, dia pun bangun, masih menguap mengumpulkan kesadaran,sesekali mengucek matanya dan mencoba melirik jam dinding yang ada dikamarnya. Pukul 07.00 pagi, ia pun bergegas ke kamar mandi, bersiap-siap dan setelahnya turun ke bawah untuk sarapan.

Sekarang Mentari sudah siap, dan dia berada di meja makan sekarang, tak ada mama dan papa, hanya berdua saja dengan kakaknya, seketika dia hanya termenung menatap sarapan tanpa berniat untuk memakannya, dia merindukan mama dan papanya sekarang.

"Geb,woi,kok ngelamun sih, di makan sarapannya" suruh Gilang mencoba membuyarkan lamunan Mentari.

"Iya kak" jawab Mentari singkat.

"Kenapa?,lututnya masih sakit?, yaudah gak usah masuk aja hari ini" ujar Gilang yang mendapat gelengan keras oleh Mentari.

"Enggak kak,Gebi udah sembuh" uajr Mentari.

"Terus kenapa?,dari tadi ngelamun terus, mikirin apa?" tanya Gilang kembali bertubi-tubi.

Mentari menundukkan kepalanya seraya menggelengkannya.mencoba memakan sarapannya sedikit demi sedikit.

Gilang terus menatap adiknya,dia sedang berbohong. Gilang tau itu, matanya tersirat kesedihan namun tak ingin diberitahukan.

"Gebi" panggil Gilang akhirnya.

Mentari mendongakkan kepalanya menatap kakaknya itu.

"Nanti sehabis pulang sekolah,kita telpon mama sama papa mau?,kalau sepagi ini papa pasti sibuk kerja" ujar Gavin tersenyum.

Mentari ikutan tersenyum mendengar ucapan kakaknya"Mau banget" ucap Mentari berbinar.

Gavin membalas dengan mengacak rambut Mentari lembut.

"Udah selesai? Kita berangkat sekarang?" tanya Gavin bersemangat.

"Udah,let's go!" teriak Mentari ikut bersemangat.

Gavin langsung meraih mengambil kunci mobilnya dan beranjak dari sana setelah berpamitan pada bibi.

Gavin tersenyum melihat adiknya kembali semangat, tak semurung tadi. Ia selalu berusaha menjadi yang terbaik untuk adiknya, berperan penting dan mencoba mengerti apa yang diinginkannya. Karna Gavin sayang Mentari, Karna Gavin sayang adiknya.

LOVE 21 DAYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang