27.- Amukan Della

59 34 1
                                    

   Happy Reading!

☆☆☆

Waktu yang ditunggu-tunggu oleh seluruh siswa-siswi SMA Bina Model Bangsa adalah jam pulang sekolah, sewaktu pagi berangkat dengan penuh semangat agar cepat-cepat sampai kesekolah terus giliran sampai ke sekolah malah bolos dan pengen cepat-cepat pulang ,gimana sih, tidak jelas sekali bukan?.

Waktu pun berjalan dengan cepat, jam pulang sekolah pun tiba dan bel pulang pun sudah berdering dari dua puluh menit yang lalu, sementara Mentari masih berada disekolah entah sedang melakukan apa.sadari tadi dia terus panik seperti sedang berusaha minta pertolongan dengan menelpon seseorang.

Sekolah sudah mulai sepi,Rangga juga sudah pulang, dan tadi sempat berpas-pasan dengan Mentari, namun Mentari menolak untuk pulang bareng, dengan Alasan bahwa abangnya akan segera menjemputnya.
Namun sekarang malah sebaliknya, iya berlari menuju taman yang berada di belakang sekolah, berusaha menghindari seseorang dan berlari menjauh.

Dari kejauhan terlihat Della dan kedua entek-enteknya itu,ya siapa lagi kalau bukan Cici dan Tania yang selalu membantu Della dalam melakukan tindakan Bully ,mereka sangat suka menindas orang-orang yang tidak disukainya.mereka berdua persis seperti Babu yang seenaknya di suruh oleh Della.dan sasaran mereka hari ini adalah Mentari.

Della terus berteriak memanggil nama Mentari dengan lantangnya sampai terdengar ke halaman belakang sekolah,disusul oleh Cici dan Tania yang mengekorinya.

"MENTARI! KELUAR LO!" teriak Della semakin keras.

Sekarang suasana sekolah memang sudah sepi,guru-guru juga sudah pulang,Della sengaja menjebak Mentari hingga dia pulang telat hari ini,dia sudah muak melihat kedekatan Mentari dan Rangga yang semakin hari semakin menjadi-jadi. Didepan Rangga Della memang tidak berani tapi dibelakang Rangga dia mirip seperti monster.

Mentari menyesal,menyesal telah mempercayai omongan Cici yang mengatakan bahwa Nadira menunggunya dibelakang sekolah, padahal jelas-jelas Nadira bilang sendiri jika dia pulang bersama Gilang. Tapi entah kenapa Mentari percaya.dan juga di berbohong kepada Rangga dan mengatakan abangnya akan segera datang menjemputnya. Mentari bodoh sekali.
"Bodo banget sampe ketipu gini, seharusnya kan gue nelpon si Nad dulu buat mastiin" Ujar Mentari memelas sambil menyeka keringatnya karena kelelahan berlari dari amukan Della dan kedua temannya.

"MENTARI GUE TAU LO DISEKITARAN SINI, KELUAR LO SEKARANG!! " teriak Della marah, rasanya ia ingin menarik rambut panjang milik Mentari saat ini.

"Kalian cari disebelah sana" Ujar Della kepada Cici dan Tania yang dibalas anggukan oleh mereka berdua.

Mentari terus menghubungi Nadira dan siapapun yang bisa ia hubungi tapi tak satupun menjawab panggilan teleponnya.dia sudah menelpon kakaknya, Nadira, bahkan Rangga namun hasilnya nihil.

"Rangga.. Lo dimana" Ucap Mentari mengadahkan kepalanya merasakan panasnya terik matahari siang ini.

"Gue butuh bantuan lo" ujar Mentari memelas sedih dengan kembali bersembunyi disemak-semak sambil terduduk, menghindari sinar matahari yang panas membakar lengan tangannya.

"Awww!!upss" Pekik Mentari dan langsung menutup mulutnya saat ada seranggaa yang menggigit kakinya sakit. Ia mengeluarkan suara, dia menutup mulutnya rapat-rapat berusaha tenang.

Della dan Kedua temannya menghentikan langkahnya saat mendengar suara pekikan itu,suara itu berasal dari arah semak-semak.mereka pun berjalan mendekati semak-semak secara perlahan.

Mentari tidak boleh takut Mentari harus bisa lari dari amukan mereka.

"Gue kan gak salah, jadi gak perlu takut, ayo lari Gebi larii!!" ucapnya menyemangati diri sendiri.

"1..." Mentari pun mulai menghitung saat merasakan bahwa Della akan segera mendekat ke arahnya.

"2.......3..."

"!LARI!" pekik Mentari dan lari keluar dari semak-semak membuat Della dan Kedua temannya terkejut. Kirain makhluk dari mana keluar dari semak-semak.

Mereka masih terdiam saat Mentari mulai menjauh berlari ke arah gerbang sekolahan.

"BEGO!KEJARR DIAA!"teriak Della kepada Cici dan Tania.barulah akhirnya mereka bertiga mengejar Mentari.

"Main-main ya tuh anak sama gue! AWAS AJA LO TARI!" teriak Della naik pitam sambil terus berlari mengejar.
Mentari pun tertawa mendengar teriakan Della, dia pun berhenti sejenak, "Huftt.. Huhh.. Capek banget, kayaknya bisa nih ikut lomba lari gue" Ujar Mentari sambil ngos-ngosan membungkuk memegang kedua lututnya.

Dia melihat ke arah belakang rupanya Della dan kedua temannya itu masih mengejarnya.

"YA Allah lindungin Gebi dari para monster itu, GEBI MAU REBAHAN DIRUMAH! " teriak Mentari mengadahkan kedua telapak tangannya dan melanjutkan lari yang sempat tertunda tadi.

Mentari berjalan keluar gerbang sekolahan,fixs hari ini dia sepertinya akan terus berlari.ia yakin jika hari ini Della tak mendapatkannya maka dia akan terus diganggu oleh mereka bertiga, cukup! Mentari tak mau ditindas dan diperlakukan seenaknya lagi seperti yang pernah ia alami saat di Cafe waktu itu dan sampai masuk kerumah sakit.dia seperti Gadis lemah yang tak berdaya.

Lari. Mentari terus berlari, sesekali melihat kebelakang saat Della terus mengejarnya. Padahal ia takut tapi juga berani dalam bersamaan menghadapi mereka, bagaimana itu? Mentari aneh sekali.

Dia memikirkan harus meminta bantuan kepada siapa lagi. Bener bukan? Jika Rangga tak bersamanya, ia tak akan bisa apapun.

"BRAKK!AWW!" pekik Mentari tersungkur ke aspal karna sudah cukup lelah berlari.dia terduduk sebentar melihat keadaan lututnya yang perih, sepertinya terluka.

"Awww,ashhh,perih banget" Ia menangis melihat lututnya yang mengeluarkan banyak darah dan kedua telapak tangannya juga koyak, terkelupas karena gesekan tajam aspal yang kasar dan panas.

Dia sangat ceroboh,selalu. Sekarang siapa yang akan menolongnya? Apa Rangga akan datang lagi sebagai penyelamat? Atau.. Iya berusaha sendiri.

Perlu di ketahui, Mentari phobia Darah, dia tak kuat jika menyangkut soal darah,saat sedang pms pun Mentari sempat menangis sewaktu membersihkan darahnya sendiri, segitunya dia.tak bisa dikatakan lebay karena semua orang juga pasti memiliki phobianya masing-masing.dan itu memang ada pada diri setiap orang.

"Hikss ini gimana" jangankan menghapus dia melihat saja tak berani. Susah payah Mentari berdiri dan berjalan tertatih-tatih menahan perih dilututnya dan juga telapak tangannya.

"Hikss.. Bang Gavin..Rangga. " ia terus berjalan pincang menjauh darI sekolah.

Sepanjang perjalanan dia sesenggukan dan terus mengeluarkan air matanya, ia takut sekali. Bagaimana ini?

"Itu diaa!!" teriak Cici dengan keras membuat Mentari panik dan berusaha berlari meski ia sudah sangat kelelahan.

Mentari berlari dan Saat menyebrang jalan ia tak fokus dan asal-asalan ,hampir saja dia tertabrak oleh pemilik motor sport yang kebetulan melintas didepan Mentari.ia pun menghentikan motornya dipinggir jalan dan menyusul Mentari yang masih menangis, karena takut sekaligus kaget.

Pemilik motor sport itu memakai jaket Army dan memakai celana sekolah, ia tak membuka helmnya ,lebih tepatnya ia lupa membuka helm terlanjur kesal dan ingin memarahi penjalan kaki yang hampir ditabraknya tadi. Kalau ditabrak kan berabe urusannya.

"LO!!" pekik cowok tersebut kesal dan berteriak dihadapan Mentari, membuat Mentari takut dan menundukkan kepalanya.

☆☆☆

TBC!!






LOVE 21 DAYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang