Masakan Pertama?

11.1K 689 7
                                    

Mas kira masakan pertamamu mie goreng, kaya yang kemarin viral itu

Afnan

°•°•°•°

Resepsi sudah usai tepat pukul 00.00 seluruh keluarga, dan kedua pengantin pun sudah kembali ke dalam bilik kamar hotelnya masing masing-masing.

Afnan melirik sebentar kearah Qiana yang baru saja tertidur. Mau dibangunkan merasa tidak enak tapi jika tidak dibangunkan dia sudah tak tahan. Namun pada akhirnya setelah menimbang-nimbang antara membangunkan atau tidak dia memilih membangunkan Qiana.

"Qi?"

"Bangun dulu yuk"

"Emm jam berapa mas?" Tanya Qiana dengan suara khas bangun tidurnya.

"Jam 2, ayo buka dulu matanya"

Qiana pun berusaha membuka matanya meskipun kantuk menyerang, kepala pun mulai pening namun apalah daya jika Afnan sudah memerintah.

"Iya mas?"

"Mas laper Qi"

"Mas mau makan apa?"

"Adanya apa?"

"Masnya mau makan apa?"

"Yang kuah-kuah kayanya enak Qi"

"Adannya mie-pop mau?" Tanyanya setelah melihat ada mie-pop di samping meja tv.

"Yaudah gak papa dua ya"

"Hah?"

"Iya Qi dua kan perut mas, perut warga +62 kalo satu kurang kalau dua lebihan. Tapi nanti kamu bantu makan ya. Jadi bikinnya dua"

"Yaudah Qi bikin dulu"

Qiana pun menggulung rambut dan diikat menjadi satu lalu turun berjalan kearah meja tv dimana mie-pop berada.

Saat Qiana sedang menuangkan air panas dari termos kecil tiba-tiba ada sepasang tangan yang melingkar di pinggangnya.

"Mas kira masakan pertamamu mie goreng, kaya yang kemarin viral itu. Masakan yang bisa dibuat sejuta umat. Tapi masakan pertamamu mie-pop yang lebih simpel tinggal buka bungkus, tuang bumbu, dan tuang air panas dan gak perlu direbus"

"Maaf ya mas" Qiana merasa bersalah atas ucapan Afnan barusan.

Mendengar permintaan maaf dari Qiana pun Afnan sedikit memiringkan kepalanya untuk melihat wajah Qiana.

"Hey, kenapa murung? Ucapan mas barusan salah ya?"

"Gak ko emang benerkan masakan pertama Qi untuk mas sangat tidak barkesan"

"Siap bilang?"

"Mas barusan"

Afnan pun membalikkan badan Qiana agar saling berhadapan dengannya. Dirangkumnya wajah Qiana dengan kedua tangan. Matanya menatap dalam manik mata Qiana.

"Maaf jika perkataan mas menyinggung kamu, mas gak bermaksud apa-apa"

"Tapi_"

"Suttt" jari telunjuk Afnan pun mengisyaratkan agar Qiana tidak berbicara terlebih dahulu.

"Apa pun makanan yang kamu hidangkan untuk mas ya mas makan meskipun rasanya asin sekalipun.
Ingatkan ini karena perut mas yang gak tau waktu aja jadi kamu bikin yang ada aja. Tapi mas percaya ko sama kemampuan masak kamu"

"Kok gitu?" Tanya Qiana tak mengerti.

"Inget gak waktu ada syukuran dirumah abi kamu bawakan cemilan cookies ntah kenapa dari situ mas percaya kamu bisa masak"

Assalamu'alaikum Bunda Dokter?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang