Negosiasi

10.2K 845 2
                                    

Berjuang di awal adanya penolakan itu, namun tak memudarkan niat awal

°•°•°•°

Setelah hari itu hadir penolakan secara halus dari abi. Nyatanya tak memudarkan sedikit niat baik Afnan untuk Qiana bahkan hampir setiap hari Afnan berusaha menemui abi Randi ntah saat jam makan siang atau pun saat jam pulang kerja.

Afnan masih kekeh bersikeras untuk menanyakan apa penyebab abi menolak niat baik Afnan. Pasalnya waktu itu penolakan hadir namun alasan tak pernah terlontar.

Jujur jika Afnan menanyakan kenapa alasan abi menolaknya pasti abi selalu diam, terkadang Afnan merasa tidak enak bahkan merasa lancang padahal penolakan sudah iya terima tapi dia malah tetap berjuang memperjuangkan yang memang patut di perjuangkan.

Seperti hari-hari sebelumnya sekarang kegiatan Afnan jadi bertambah yaitu untuk menemui abi di rumah sakit. Sekarang Afnan menemui abi sengaja saat jam pulang karena iya ingin cepat menuntaskan ini semua dan bisa mengobrol lebih banyak waktu.

Buru-buru Afnan masuk ke rumah sakit dan duduk di kursi tunggu tepat berada di depan ruang abi.

5 menit

10 menit

20 menit

30 menit

Sudah 30 menit nyatanya abi belum juga keluar dari ruangannya, Afnan pun kembali menunggu dengan menyenderkan badannya ke sandara kursi dan sebelah tangan tepat berada diatas matanya.

You know lah sama posisi Afnan😁

Pasti kalian tanya kenapa gak langsung ketuk pintu langsung masuk? Ya Afnan pun berniat ingin seperti itu namun nyatanya dengan Afnan yang ingin menemui abi tiap hari itu rasanya sudah menggangu waktu abi apalagi sampai lancang datang kerumah padahal sang tuan rumah sudah tidak mengijinkan.

"Permisi maaf mas lagi nunggu pak dokter Randi ya?" Tanya sang office boy.

Office boy yang kebagian tugas untuk bersih-bersih di sekitar ruangan Abi pun sudah mengetahui bahwa beberapa hari terakhir Afnan selalu berusaha menemui sang dokter meskipun harus berakhir dokter Randi sudah pulang terlebih dahulu.

"Iya pak, apa pak dokter masih di dalam?"

"Kebetulan tadi sore sebelum magrib pak dokter sudah keluar dari ruangannya"

"Hufh" helaan nafas terdengar dari Afnan.

"Makasih pak"

"Sama-sama, mari" ucap sang OB sambil berjalan membawa peralatannya meninggalkan Afnan.

"Bi padahal Afnan udah mohon meskipun yang Afnan terima itu adalah penolakan dari abi, tapi hubungan kita masih baik-baik nyatanya setelah terjadi hubungan kita tak baik" Afnan pun tertunduk lesu.

"Kalau tau akan berakhir seperti ini Afnan mungkin gak bakalan menyampaikan niat baik ini bi. Maafkan Afnan bi"

Haruskah Afnan menyesal? Tapi apa boleh buat menyesal pun tidak akan mengembalikan ini semua seperti semula.

Ntah sekarang Afnan harus bagaimana perjuangannya seakan berakhir sia-sia. Bahkan hubungannya dengan abi menjadi tak baik-baik saja. Niat hati ingin sekali Afnan menuju ke rumah abi tapi bukan untuk melamar Qiana tapi untuk meminta maaf atas niat lancangnya dan menggembalikan keadaan ini seperti semua.

Assalamu'alaikum Bunda Dokter?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang