Dia yang tak tau apa-apa

6.1K 420 30
                                    

Rasa hati ingin marah namun semua ini sudah takdir bahwa dia diambil karena bukan amanah

°•°•°•°

Melihat darah yang mengalir Afnan terus menerus menyuruh Rafka supaya mengendarai mobil dengan menambah kecepatan.

Quena? Dia baru saja tertidur dipelukan Omanya setelah tadi terus-terusan menangis karena takut melihat bundanya yang tak sadarkan diri.

Rafka? Jujur dia menyeteri pun tidak tenang karena jika sampai telat sedikit saja nyawa menjadi taruhannya.

"Rafka cepat!"

"Bentar bang ini kawasan wisata jalan ramai"

"Istighfar Nan, marah-marah gak akan bikin Qiana sembuh" ucap Ayah yang melihat anak sulungnya marah-marah kepada sang adik.

🌼🌼🌼

Rumah sakit terdekat itulah pilihan serta solusi yang tepat, walaupun dalam arti kata dekat tersebut membutuhkan waktu lebih dari tiga puluh menit.

Afnan segera turun dari mobil sambil menggendong Qiana, suster yang melihat pun dengan sigap membawa brangkar ke arah Afnan lalu segera mendorong menuju UGD.

Didalam UGD dokter sedang memeriksa Qiana, Afnan sedari tadi hanya mondar-mandir karena hatinya tak tenang, bunda hanya bisa duduk berdo'a dalam hati sambil memangku Quena karena masih tertidur.

Ayah hanya berusaha tegar, Rafka dan Zahra juga sedih melihat keadaan ini dan yang mereka bisa bantu hanya berdo'a.

"Udah Nan, dari pada kamu mondar-mandir gak jelas meningan kita shalat Dhuha sambil berdo'a semoga Allah memberikan yang terbaik untuk Qiana"

Afnan pun mengangguk lalu berjalan menuju musolah diikuti Ayah, Zahra, dan Rafka mereka melaksanakan shalat Dhuha empat rakaat diakhiri dengan doa dan dzikir.

Setelah selesai bunda menelpon Ayah bahwa dokter sudah selesai memeriksa Qiana, dan Afnan disuruh untuk langsung keruangan dokter.

🌼🌼🌼

Setelah dari ruangan dokter Afnan berlanjut untuk mengurus biaya administrasinya terlebih dahulu sebelum kembali bertemu dengan keluarganya.

"Nan gimana? Apa kata dokter mantu bunda gak papa kan?" Tanya bunda saat melihat Afnan mulai berjalan mendekat kearah mereka.

Jawaban Afnan hanya menggeleng kepala tapi dengan Afnan yang bersikap seperti ini mereka tahu bahwa semuanya tidak baik-baik saja.

Flashback on

Afnan mendengar itu hanya bisa berdo'a agar hatinya diberi kelapangan untuk menerima kabar baik ataupun sebaliknya.

"Assalamu'alaikum" ucap Afnan tak lupa mengetuk pintu terlebih dahulu.

"Waalaikumsalam" silahkan masuk.

"Gimana dok kondisi istri saya" ucap Afnan to the point.

"Silahkan duduk dulu pak"

"Maaf sebelumnya saya ingin bertanya apakah bapak dan ibu mengetahui bahwa ibu sedang hamil?"

Mendengar pertanyaan itu Afnan langsung dilanda gelisah lebih dari sebelumnya "ya Allah apapun yang terjadi hamba percaya engkau tak akan memberikan ujian melebihi batas kemampuan umat mu" - ucap batin Afnan.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 01, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Assalamu'alaikum Bunda Dokter?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang