Maju Satu Langkah

11.5K 870 5
                                    

Maju itu kedepan kalo balik kanan langkah tegak maju baru ke belakang

°•°•°•°

Tepatnya sudah satu bulan dari pernikahan El, Afnan maupun Qiana tidak pernah saling berinteraksi atau pun bertemu seakan hari itu hanyalah mimpi yang tak pernah bisa terulangi lagi. Hidup meraka pun kembali normal Quena sudah mulai jarang menanyakan Qiana lagi.

Seakan waktu bener-benar mempermainkan keadaan tetapi nyatanya itu pun selalu sukses.

Satu bulan sudah berlalu tanpa ada interaksi tanpa ada aktivitasi yang melibatkan Afnan dan Qiana, namun nyatanya hati Afana bukan kembali normal tapi rasa itu makin membesar apalagi setelah pertemuannya di acara pernikahan El.

"Bunda abang mau cerita boleh?" Tanya Afnan sambil menghampiri bundanya di depan sofa televisi.

"Boleh mau cerita apa bang?"

"Bunda tau adik Zikri yang perempuan?"

"Nggak kan bunda gak pernah ketemu" jelas bunda.

"Afnan respect sama dia bun, dan ternyata di adalah Qiana yang sering Aquena panggil bunda"

"Yang benar kamu?" Bunda pun menampakkan wajah keterkejutannya.

"Iya bunda, pas aku datang ke acara pernikahan adiknya Zikri itu bukan Qiana tapi El adik sepersusuannya"

"Jadi adiknya Zikri itu bu dokter Qiana?"

"Bunda tau?"

"Iya bunda tau, karena kita pernah beberapa kali ketemu dan waktu Aquena di rawat dialah yang jadi dokternya"

"Ko bunda gak pernah bilang sama Afnan?"

"Bunda lupa"

"Menurut bunda dia orangnya gimana?"

"Menurut bunda si ini hanya sekilas ya bang kan bunda juga belum tau betul, dia itu baik keibuan insyaallah agamanya juga bagus bang"

"Kalau Abang berusaha meminta dia ke orang tuanya gimana bun?

"Meminta dalam hal apa bang?"

"Ya untuk jadi istri Afnan sama bunda buat Quena?"

"Ya bunda si boleh aja"

"Emang kapan abang mau lamar dia?"

"Abang mau minta izin dulu bun sama abi. Kalo emang abi izinkan Afnan baru datang kerumah keluarga Zikri tapi itu abang rasa, abang sendiri pun cukup bun takutnya nanti kalo abang langsung bawa bunda, ayah takut jawabannya tidak sesuai bun apa lagi kalo bawa Quena takut dia menerima hanya karena mengasihani Afnan, Afnan gak mau" yang dimaksud Afnan abi itu abinya Zikri awalnya dia memanggil om tapi ntah karena pertemanan dan persahabatan itu terjalin sangat erat jadilah abi Randi menyuruh Afnan memanggil abi.

"Yaudah kalo itu yang terbaik bunda dukung bang"

"Makasih bunda, do'ain juga ya bun semoga lancar"

"Sama-sama, pasti bang tanpa abang minta pun bunda selalu mendo'akan"

🌼🌼🌼

Sekarang waktunya makan siang dan istirahat untuk menunaikan ibadah shalat, setelah shalat Afnan pergi ke rumah sakit untuk bertemu dengan abi dan meminta izin untuk datang kerumahnya untuk melaksanakan berniat baiknya.

Sebelumnya Afana udah izin pia telpon untuk menanyakan apakah abi ada waktu luang atau tidak ternyata ada dan hari ini lah.

Sesampainya di parkiran Rumah sakit Afnan segera turun dari mobil dan mencari ruang yang sudah abi kasih tahu.

Sesampainya diruang abi.

Tok tok tok

"Assalamualaikum"

"Waalaikumsalam, masuk"

"Assalamualaikum abi" sambil mencium tangan abi.

"Waalaikumsalam, kirain abi gak jadi dateng"

"Iya bi tadi sebelum kesini ada kendala jadi agak telat"

"Yaudah yuk duduk" sambil menggiring Afnan ke arah sofa.

"Gimana kabar kamu sekeluarga baik?"

"Alhamdulilah baik bi"

"Abi gimana sehat"

"Alhamdulillah seperti yang sekarang kamu lihat"

"Abi Afnan langsung ke intinya aja ya bi, apalagi waktu istirahat udah mau habis" ucap Afnan langsung tanpa basa-basi lagi.

"Iya silahkan" suasana pun mulai serius.

"Abi kalo Afnan mau main kerumah abi boleh?"

"Kan kamu juga suka main kerumah abi" jawab abi karena tak mengerti maksud Afnan.

"Bukan itu bi tapi-" ucapan Afnan pun terjeda sebentar.

"Afnan main kerumah abi untuk berniat baik melamar Qiana bi"

Abi Randi pun terkejut atas ucapan Afnan barusan hingga lidahnya kelu untuk mengeluarkan satu katapun rasanya sulit.

"Mungkin ini terlalu cepat bi bahkan Afnan baru bertemu dengan Qiana itu tiga kali dan terakhir itu di acara pernikahan El, Afnan kira udah lama gak ketemu bahkan hampir satu bulan perasaan ini udah jadi biasa saja. Tapi nyatanya gak bi Afnan selalu gelisah dan perasaan ini semakin besar. Afnan mulai sholat istikharah dan ternyata rasa ini makin bener mungkin itu jawaban dari Allah. Afnan juga udah bilang sama bunda, dan alhamdulilah bunda mengijinkan karena bunda sempat beberapa kali ketemu dan Aquena pun malah udah memanggil Qiana bunda sebelum Afnan kenal sana Qiana bi.

Abi masih saja diam bahkan malah meneteskan air matanya.

"Maaf bi jika abi tidak berkenan karena status Afnan sekarang, iya Afnan tau bi mungkin untuk berniat melamar seseorang apalagi status Afnan duda itu akan menjadi bahan pertimbangan."

"Tapi apa pun keputusan abi, Afnan insya allah siap menerima"

Setelah beberapa saat abi bungkam enggan berbicara tapi tiba-tiba.

"Maaf nan bukan abi tidak mau menerima niat baik kamu, abi tau kamu dari zaman Zikir SMA hingga sekarang tapi maaf untuk niat baiknya abi gak bisa"

Deg

Afnan pun hanya bisa tersenyum kecut.

"Makasih bi jawabnya Afnan udah siap jika jawaban itu yang keluar, tapi Afnan harap hubungan Afnan sama abi setelah ini masih baik-baik saja ya bi"


























°•°•°•°

Gimana kecewa gak?
Iya sama author juga kecewa:(
Moga suka
Makasih
Insya allah part selanjutnya lebih panjang. See you soon.

Assalamu'alaikum Bunda Dokter?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang