Lamaran

9.5K 741 6
                                    

Bukan sekedar mengajak atau hanya ajakan biasa, tapi untuk mewujudkan bukti nyata keseriusan

°•°•°•°

"Alhamdulillah udah cantik banget ini" ucap perias yang sedang mendandani Qiana.

Ya karena hari ini tiba sesuai kesepakatan kedua belah pihak yaitu acara lamaran resmi.

Padahal Qiana sendiri masih belum yakin jika kekecewaan tidak akan datang.

Maka dari itu Qiana meminta acara hanya dihadiri oleh kedua keluarga yang bersangkutan saja. Tentunya tamu yang hadir tidak lah banyak.

Kalian jangan bayangkan bakal ada gedung mewah, lamaran romantis ala drakor atau bahkan mengungkapkan perasaan lewat sebuah lirik lagu.

Karena tamu yang hadir tidak lah banyak maka acara hanya dilaksanakan dikediaman bapak Randi meskipun hanya memasang tenda serta dekorasi sederhana.

"Makasih tante"

"Sama-sama, yasudah tante keluar dulu"

Tok tok tok

"Assalamualaikum dek umi boleh masuk?"

"Waalaikumsalam, masuk aja mi"

Umi pun berjalan kearah Qiana dengan menampilkan senyumnya.

"Wah cantik banget"

"Makasih mi, padahal Qi udah minta sederhana aja tapi kata tantenya Qiana suruh diam"

"Gak ko ini masih sederhana gak terlihat berlebihan ko"

"Mi ko adek deg-degan banget"

"Gak papa itu wajar, tapi apa adek udah bener-benar yakin dengan jawabannya?"

"Insyaallah mi"

"Jawab iya atau tidaknya adek akan sangat berpengaruh untuk kedepannya, inget ya dek ikuti sesuai kata hati jangan mengikutkan ego mu karena umi takut jika nanti ada penyesalan"

"Iya mi, do'a in ya mi semoga keputusan yang adek ambil tidak akan salah"

"Amiin"

Tok tok tok

"Assalamualaikum adek, umi. Itu rombongan keluarga mas Afnan udah datang" ucap Nafisa.

"Yaudah ayo kita turun"

Akhirnya Qiana digandeng oleh umi di sisi kanan dan mbak Nafisa di sisi kirinya.

Saat sampai di teras luar Qiana tak sengaja saling tatap dengan Afnan meskipun hanya beberapa detik tapi Qiana bisa melihat Afnan sedang tersenyum sambil memandang kearahnya.

Apalagi sekarang kemeja yang Afnan pakai sama dengan kain songket yang Qiana pakai kedua keluarga pun memakai seragam yang berbeda untuk membedakan pihak keluarga besar. Meskipun menurut Qiana itu terlalu berlebihan tapi bunda tetep kekeh harus memakai dress kode.

Sekarang Qiana sudah duduk di antara umi, abi begitu pun dengan Afanan kursi memang sengaja dibuat saling berhadapan antara keluarga laki-laki dan juga perempuan.

MC pun sudah membuka acara lamaran dimulai dari membacakan ayat suci oleh Afnan dan juga do'a bersama serta saling meminta restu kepada kedua keluarga.

Assalamu'alaikum Bunda Dokter?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang