⚠️Chapter 17; Friend⚠️

1.6K 203 30
                                    

Holaaa~'
Huaaa, aku merindukan kalian semuaa❤️  Terima kasih banyak atas dukungannya, 1k vote😭 *baksuuu*

Sebelumnya aku ingin memberitahu kalian jika aku selalu berusaha untuk meng-update cerita ini dengan cepat, tetapi kondisi di real life agak sedikit kacau, jadi maaf jika bahkan saat liburan pun aku tidak bisa fast update. Aku juga minta maaf jika kosakata dalam chapter ini akan sedikit berantakan, aku telah berusaha semampuku🙏😣

Oh, ya. Mungkin kalian bertanya - tanya mengapa aku memberikan tanda peringatan ⚠️⚠️⚠️ di chapter ini. Yap, di dalam chapter ini akan ada adegan selfharm dan aku mohon untuk semua pembaca untuk bersikap bijak. Jika kalian merasa mudah 'terganggu' dengan konten - konten demikian, kalian bisa membacanya kembali pada bagian yang telah kutandai dengan stiker 💌💌💌

Selamat membaca🌸🌸🌸

.

.

.

.

.

.

Siang itu sangat terik, nyaris membakar kulit. Beruntung Jeno telah mengantisipasi hal tersebut sehingga membagi sunblock miliknya bersama Jisung saat akan pergi ke kolam. Jisung sendiri telah berganti pakaian sejak mengintip dari kamar Jeno lalu melihat Renjun dan Jaemin yang tengah bermain bola di air. Hasratnya semakin menggebu - gebu setelah mereka turun menghampiri bibir kolam. Jisung pun melompat dan bergabung bersama kedua saudaranya. Jeno yang notabene menyukai kegiatan renang pun akhirnya melepaskan baju dan ikut bergabung. Berakhirlah keempatnya bermain sebagai tim.

“Sebelah sini, Jisung!” Jeno berseru dengan tangan terangkat, menunjukkan eksistensinya yang dialihkan oleh Jaemin.

Anak itu baru akan melempar bola jika saja Renjun tidak muncul dari sayap kiri dan merebutnya. Gelombang air pun tercipta kala keduanya bercengkerama satu sama lain. Jisung pun tenggelam tepat setelah Renjun mendorongnya dengan keras. Tawa di udara pun terdengar; Jeno dan Jaemin.

Jisung tanpa sadar ikut tertawa setelah kepalanya keluar dari air. “Haish, lihat saja, Renjun hyung, aku akan mengalahkanmu!”

Renjun tersenyum sembari memamerkan bola di tangan. “Coba saja, anak kecil.”

Maka mereka pun melanjutkan permainannya dengan penuh semangat dan kompetitif. Tanpa keempatnya sadari, Haechan datang. Pria itu berdiri menatap kegiatan mereka tanpa minat lalu memilih mendekati bibir kolam. Dengan dahi berkerut ragu, tangannya mengecek suhu kolam. Dingin. Ia pun tersenyum tipis lalu melepaskan alas kaki sebelum memasukannya ke dalam air sebatas lutut; duduk di lantai marmer.

Tiba - tiba ombak kecil muncul, menggelitik hingga ke pahanya yang terbuka. Haechan spontan berjengit, kepalanya mendongak dan menemukan keempat saudaranya mulai bermain dengan agresif. Ia baru akan protes jika saja seseorang tidak duduk persis di sampingnya. Kwon Yuri.

“Kau tidak ikut bergabung bersama yang lain?”

Wanita itu mengenakan hot pants hitam dengan kaos oversize berwarna putih. Rambut panjangnya yang berkilat dibiarkan tergerai memenuhi punggung. Yuri menggenggam gelas wine dengan cairan berwana biru terang dan kuning yang melapisinya.

“Tidak.” Haechan menggeleng.

“Ada yang bisa bibi lakukan untukmu?”

Haechan menoleh terlalu cepat, mengejutkan wanita itu. Yuri menuntut jawaban dari matanya tatkala sang lawan bicara hanya menampilkan senyum tipis.

BROTHERS - Park Jisung ft 00 lineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang