Chapter 15; Broken Part

1.5K 191 9
                                    

Holaaa~'
Update-an pertama di tahun 2021🌻
Ayo kita awali tahun ini dengan sebuah chapter sentimental ㅠㅠ

Di chapter ini, finally kalian akan mengerti dari mana awal kebencian Jeno terhadap Renjun itu muncul. Sejujurnya, aku tidak bisa memberikannya secara eksplisit, semuanya akan terbongkar secara perlahan. Aku senang membawa semuanya menjadi rumit😂

Selamat membaca 🌸🌸🌸

.

.

.

.

.

.

“Ayah, ini konyol.”

“Hanya lima hari, Jeno.”

“Aku tidak peduli jika itu bahkan satu hari.”

Sungmu menatap sang anak dengan tatapan kesal yang kentara. Akan tetapi, Jeno tetap berada di sana, berdiri bersama segenap luka dalam sorot matanya. Ia tidak mengerti dengan jalan pikiran sang ayah. Mereka memiliki lima sosok ibu yang berbeda, tetapi Sungmu memilih orang lain untuk menjaga mereka, bahkan ketika semua orang tahu tanpa sosok ibu pun, Jeno dan saudaranya akan tetap hidup bersama.

Jeno tidak menyukai perasaan ini, tidak menyukai bagaimana hatinya dapat menemukan benang - benang merah dari balik semua hal yang terjadi. Jeno tidak akan pernah lupa, atas semua penyimpangan yang pernah ia lalui, sensasinya selalu sama.

“Aku tidak mungkin memiliki adik yang baru’kan?”

“Lee Jeno!”

Suara milik Sungmu menggema seantero ruangan. Pria paruh baya itu tidak mempedulikannya, toh, semua orang berada di dapur sekarang, tengah sibuk menyiapkan makan malam. Jeno menariknya kemari tepat setelah matahari terbenam, membuka dialog yang mengarah pada sebuah pertengkaran.

“Ayah juga melakukan hal yang sama! Ketika ayah berselingkuh dengan ibu Haechan, ibu Jaemin juga!”

Sungmu menggigit bibir, napas memburu tipis. “Dia teman ayah.”

“Kenapa ayah tidak mengundang eomma?”

Belum sempat Sungmu menjawab, Jeno langsung mendecih disusul tawa ringkih. “Oh, aku lupa. Tentu saja eomma tidak mau datang, mana mungkin ia datang dan mau tinggal satu atap dengan orang yang menyelingkuhinya. Jika aku eomma pun, aku tidak mau.”

“Ayah mengajak eomma, tetapi eommamu sibuk.”

“Ibu yang lain?”

Sungmu menggeleng dengan lemah. “Mereka semua sibuk, ayah tidak bisa memaksa mereka, bahkan ibunya Haechan.”

Jeno terdiam, menumpahkan semua emosi yang terpendam melalui kepalan tangan hingga buku kukunya memutih. Sungmu melihatnya, tetapi bibirnya masih membentuk garis lurus. Pria itu ingin mengutarakan sesuatu, setidaknya yang dapat menenangkan Jeno, tetapi Sungmu terlalu paham tabiat sang anak. Jeno tidak bisa diberi apa pun ketika emosi telah melahap hatinya, menjadikannya sangat keras, kaku, dan gelap.

Ketika sebuah usaha menggenggam tangan Sungmu lakukan, Jeno telah keluar dari pikirannya untuk menapik tangan sang ayah dengan keras. Keduanya sontak bersitatap; satu mata marah dan satu marah kecewa.

“Sebenarnya apa yang kau inginkan, Lee Jeno?” Sungmu mengambil satu langkah. “Bukan’kah aku telah memberikan apa yang kau inginkan?”

Jeno tersentak. Kalimat tersebut bagai sebuah jalan baru bagi dirinya untuk menemukan warna lain dari sang ayah. Tanpa sadar kepalanya menggeleng, hampir tidak mempercayai apa yang baru saja ia dengar. Pria itu sudah dalam lingkup rapuh yang dapat membuatnya meledak dengan cepat. Jeno bersumpah sudut matanya terasa panas.

BROTHERS - Park Jisung ft 00 lineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang