Chapter 18; Blue

1.3K 206 26
                                    

Holaaa~'
Akhirnya aku bisa update lagii, yeaay🌻

Dukungan kalian di chapter sebelumnya bener - bener menggerakkan hatiku, terima kasih banyaak😭💗 Aku akan bekerja keras✊✨

Selamat membaca🌸🌸🌸

.

.

.

.

.

.

“Kau baik - baik saja?”

Jaemin menatap Renjun yang kini tengah bersandar pada meja kaca. Pria itu menatapnya dengan khawatir meski tangannya terlipat di dada bersama salah satu kaki yang bertekuk, tampak tidak nyaman. Jaemin menggumam, diam - diam kembali mengambil biskuit dan mengunyahnya. Ia masih merasakan tatapan Renjun, tetapi Jaemin memilih bungkam.

“Jaemin.”

“Jangan paksa aku.”

Kemudian Jaemin terbatuk karena remahan biskuit masuk ke dalam tenggorokannya.

Mendapat respons demikian, Renjun hanya menghela napas sebelum menghampiri sang adik dan duduk di sampingnya. Bukan tanpa alasan, melainkan mengambil segelas air di nakas. Jaemin pun menggumamkan terima kasih lalu menenggaknya. Renjun menunggu hingga kondisinya jauh lebih baik.

“Aku baik - baik saja.” Ujar Jaemin nyaris melirih.

“Aku melihatmu mengambil sesuatu dari tas jika kau lupa.”

“Itu vitamin.”

Mata Renjun memicing. “Jangan membohongiku.”

“Renjun hyung,” Jaemin mengubah posisi tubuhnya menghadap Renjun. Meninggalkan gelas yang telah kosong di ranjang, pria itu lantas membawa tangannya pada kedua lengan sang kakak, sebuah dorongan kecil atas pembelaan yang ia ajukan. “Aku berbohong karena aku belum siap bercerita padamu.”

“Aku akan bertanya pada ibumu.”

Jaemin menggeleng. “Ibu sudah berjanji padaku. Kau tidak akan mendapatkannya.”

Untuk beberapa alasan, Renjun ingin balas menggenggam tangan Jaemin di lengannya, ingin mencengkeramnya dengan kuat sebagai balasan bahwasannya ia tidak akan menyerah dengan mudah. Renjun tidak suka bermain di permukaan meski ia selalu menyukai di mana pun kakinya bertapak. Namun, untuk rahasia yang Jaemin pegang, Renjun akan mendapatkannya. Pria itu lantas tersenyum tipis.

“Jaemin, kau tahu bahwa aku akan mendapatkannya’kan?”

Mata Jaemin melebar, tetapi ia menguasai dirinya dengan baik. Hanya senyuman yang mampu ia muat, tanpa satu pun ketulusan di sana. Renjun tidak keberatan akan respons sang adik. Alih - alih marah, ia justru melebarkan senyum lalu bangkit.

“Baiklah, nikmati waktumu.” Katanya sebelum melangkah pergi keluar kamar. Meninggalkan Jaemin yang masih membeku di bibir ranjang bersama segenap rasa takut.

Jaemin mengenal Renjun, ia tidak akan melewati batas. Akan tetapi, Renjun yang baru saja ia temui adalah sosok Renjun yang berbeda. Ia menjadi lebih kelam tanpa alasan.

~*~*~

Ayah merencanakan pesta barbeku di malam terakhir Yuri bersama mereka. Wanita itu pulang lebih cepat dari waktu yang diperkirakan akibat urusan tertentu yang tidak bisa dipaparkan. Maka dari itu, sejak matahari mulai turun ke barat, semua orang sibuk berbenah. Para pelayan mulai menyiapkan perlengkapan pesta di taman dekat kolam. Renjun dan Jeno yang notabene kakak tertua lantas ikut turun tangan. Mereka harus menyelesaikan semuanya sampai langit malam muncul, setidaknya ayah memberikan kelonggaran hingga pukul sembilan nanti.

BROTHERS - Park Jisung ft 00 lineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang