Holaaa~'
Aku kembali lagi setelah lama berkencan bersama tugas - tugas, ups, antreannya pun masih panjangㅠㅠAku minta maaf karena aku tidak bisa mengupdate dalam rentang waktu yang singkat, tidak seimbang pula. Aku mohon pengertiannya🙏
Tolong terus dukung cerita ini, yaaa, kawan - kawan. Selamat membaca🌸🌸🌸
.
.
.
.
.
.
Jisung sudah memiliki firasat buruk ketika guru seni mereka datang dengan sebuah kotak familiar di tangan. Jisung pernah melihat kotak yang sama, benda itu biasanya berisi puluhan atau ratusan secarik kertas, seperti sebuah undian. Dia mulai berandai - andai apakah Jeongwoo, guru mereka, akan membagi kelompok untuk sebuah tugas?
Rupanya, tidak hanya Jisung, semua anak di kelas pun menaruh perhatian pada kotak tersebut. Belum lagi, Jeongwoo menyimpannya di tempat yang mudah dijangkau oleh mata. Wajah guru itu tampak cerah, senyuman manis dan penuh arti; terlalu kentara. Bibir Jisung tanpa sadar mengerucut ketika Jeongwoo membuat satu tepukan pasti.
“Ada proyek besar yang menanti kalian.”
Jisung bisa mendengar Yuna mengeluh. Matanya melirik dan menemukan gadis itu mengalihkan pandangan ke arah jendela.
“Sebuah tugas kelompok.”
Semua orang seketika menghela napas, mengetahui alur yang akan terjadi. Benar saja, Jeongwoo langsung mengambil kotaknya kembali dan memperlihatkan benda tersebut seperti tidak ada yang pernah melihatnya. “Masing - masing dari kalian akan mengambil nomor dari kotak ini sebagai bagian dari kelompok tertentu.”
Beliau kemudian menyerahkan kotak tersebut kepada Junghwan yang berada di baris paling kanan. Pria itu mengambil secarik kertas dari dalam kotak dan berniat membukanya sebelum guru Jeongwoo berseru. “Tidak boleh ada yang membuka kertas sebelum semua siswa mendapatkannya.” Bersamaan dengan itu, maka Junghwan pun memberikan kotak tersebut kepada teman sebangku, Koeun.
Saat kotak telah berpindah tangan pada Jisung, anak itu tanpa sadar menghela napas saat usaha untuk mendapatkan kertas ia lakoni. Dalam hati ia berdoa agar Tuhan memberikannya kelompok dengan anggota yang baik dan mampu diajak bekerja sama. Entah mengapa, matanya bergulir gugup menatap Yuna yang dengan santai mengambil kertas dari dalam kotak dan meremasnya di dalam tangan.
Mereka pun menghabiskan waktu sekitar lima belas menit dalam perguliran kotak. Sebagai anak terakhir yang mengambil kertas, Yeojin pun bangkit untuk mengembalikan kotak tersebut pada Jeongwoo. Atas arahan guru tersebut pula, mereka pun melihat masing - masing kertas di tangan yang rupanya berisi digit angka.
Jantung Jisung langsung mencelos saat melihat angka enam. Ia kemudian memutar tubuh untuk mencari teman satu kelompoknya. Suasana seketika berubah riuh akibat suara yang saling bersahutan satu sama lain.
“Kelompok satu!” Tiba - tiba Jeongwoo berseru.
Seketika kelas berubah hening disusul tiga siswa yang mengangkat tangan. Kelompok satu kemudian bersorak karena merasa puas atas keberadaan masing - masing anggota. Jisung tanpa sadar menggigit bibir. Tanpa sadar semuanya berlangsung dengan cepat, Jeongwoo pun menyerukan kelompok enam.
KAMU SEDANG MEMBACA
BROTHERS - Park Jisung ft 00 line
Fanfic[TAMAT] Bersaudara itu tentang komitmen, bukan? Tentang menerima setiap pribadi yang berbeda dan menyatukannya menjadi sebuah kesatuan; keluarga. Jisung belajar banyak hal bersama hyung - hyungnya, tentang dunia yang bukan hanya berkedok istana meg...