Chapter 2; Renjun's Decesion

1.8K 235 10
                                    

Holaaa~'

Hari ini aku membawakan chapter 2 dari cerita ini ^^
Sebelumnya aku ingin meminta maaf pada kalian karena chapter ini sedikit lebih pendek dari chapter - chapter sebelumnya. Namun, jika aku melanjutkannya aku tidak yakin akan menyelesaikannya dalam waktu dekat sehingga aku memilih untuk menguploadnya sekarang.

Selain itu aku ingin memberitahu kalian sesuatu, tolong jangan sedih, yaa WKWKWK

Dengan berat hati aku katakan aku akan melanjutkan cerita ini kembali setelah tanggal 12 September. Aku memiliki kegiatan yang cukup padat dalam beberapa waktu ke depan jadi, aku mohon pengertian kalian semua, yaaa🤗

Terima kasih bagi kalian yang sudah membaca cerita inii. Aku akan segera kembalii💗💗💗

Selamat membaca🌸

.

.

.

.

.

.

Kunjungan ibu Jaemin memberikan kesan masing - masing di setiap hati anak - anak. Jisung terlalu banyak tersenyum dan tertawa sampai tidak menyadari langit telah berubah menjadi gelap dan Minkyung harus segera pulang. Meski berat, tetapi Jisung sadar bahwa inilah kehidupan; semuanya akan berlalu pada akhirnya. Mereka semua menemani Minkyung sampai taksi datang untuk menjemput wanita itu. Setelah memastikan Minkyung telah pergi, satu persatu anak - anak pun masuk ke dalam.

Jisung sendiri sudah berniat untuk langsung ke kamar, tetapi kala melewati dapur, matanya menangkap sosok Jaemin yang tengah menghangatkan makanan. Jadi, dia mendekatinya sembari mengendap - endap dan menyampirkan dagu pada bahu sang kakak.

“Aku lapar, Nana hyung.” Gumamnya halus.

Jisung bisa rasakan Jaemin terkekeh tanpa suara atas bahunya yang bergetar. “Duduk manis di meja, aegi. Aku akan menyiapkan makanan untukmu.”

“Terima kasih.”

Kemudian Jisung pun melaksanakan perintah Jaemin dengan baik. Anak itu tanpa sadar mulai bermain - main dengan sendok dan garpu di atas meja, nyaris tidak menyadari kehadiran Renjun dengan decit kursi yang cukup keras.

“Kau ingin aku siapkan makanan juga, Renjun?”

Saat itulah Jisung mendongak dan mendapati satu set makan telah tersedia, juga Renjun yang duduk berseberangan dengannya. Keduanya berkontak mata dan saling tersenyum sebelum Renjun beralih pada Jaemin lalu mengangguk atas tawarannya. Jaemin kemudian kembali sibuk menyiapkan satu set makanan yang lain.

“Hyung, nanti malam akan pergi?”

“Seperti biasa.”

“Boleh aku ikut?”

Dahi Renjun sontak bertaut heran. “Heh, aku tahu niatmu, ya. Kau pasti ingin membolos.”

Lucunya, bukan mengelak, Jisung justru mengangguk mantab. “Aduh, hyungku peka sekali.”

“Makan dulu, Jisung-ah. Nanti ceritakan semuanya padaku.” Ujar Renjun. Jisung lantas mengangguk. “Baik, hyung.”

Bersamaan dengan itu, makanan Renjun telah datang. Keduanya lantas menikmati makanan dengan suasana tenang sedang Jaemin duduk di kursi yang lain juga tengah menikmati makanannya tetapi dengan porsi yang lebih sedikit.

BROTHERS - Park Jisung ft 00 lineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang