Holaaa~'
Sebenarnya ada banyak sekali hal yang ingin aku bagi bersama kalian, juga merencanakannya secara bersama, terdengar menyenangkan💗
Aku tiba - tiba merasa penasaran dengan tanggapan kalian tentang proyek yang akan datang; sebuah cerita yang sepenuhnya berbeda dengan BROTHERS. Apa yang kalian ingin temukan di dalam cerita itu? Tolong berbagilah bersamaku.
Selamat membaca🌸🌸🌸
.
.
.
.
.
.
“Haechan sudah berhenti berkunjung sejak satu minggu yang lalu.”
Jaemin tidak mengharapkan kalimat demikian datang melewati telinganya tepat setelah pintu terbuka. Jaehyun pun muncul dengan senyuman tipis dan mempersilakannya masuk. Wajah kakak tingkat tersebut tidak menunjukkan emosi apa pun, cenderung datar sembari menatap punggung Jaemin yang melengos masuk. Jaehyun menawarkan Jaemin minuman, tetapi sang tamu menggeleng. Pria itu tetap berjalan menuju arah ruang bawah tanah sampai suara Jaehyun menghentikan langkahnya.
“Apartemen ibu Renjun.”
Jaemin seketika berbalik, menuntut penjelasan.
“Adegan terakhir. Kau melihatnya juga, bukan?”
Mata Jaemin spontan melebar. “Dia masih belum melanjutkannya? Hyung serius?”
“Kau benar - benar mengabaikanku, ya,” Jaehyun lantas melipat tangan di dada dan menggeleng kecil. Decakkan tidak terelakan. “Apa yang kukatakan tadi? Haechan sudah berhenti berkunjung sejak satu minggu yang lalu.”
Ia mendengarnya, Jaemin ingin mengatakan hal tersebut, tetapi Jaemin sudah terlalu banyak kehilangan kepercayaan untuk hal - hal yang tidak berguna, jadi ia mencoba untuk mengabaikannya. Fakta yang terlontar seketika memicu pikiran Jaemin bergerak liar, mencari sekiranya alasan yang dapat Haechan berikan padanya atas absennya pria itu. Jaemin masih terdiam sampai ia mengingat bahwasannya Haechan tidak pergi keluar kamar sejak beberapa hari ke belakang. Tidak ada yang mengetahui kondisi pria itu selain Renjun yang sibuk mengurusinya, bahkan ia pun tidak tahu. Jantungnya tiba - tiba berdegup sangat kencang.
“Aku harus pergi.” Ujar Jaemin tergesa - gesa. Genggamannya pada kunci mobil tiba - tiba terasa dingin.
Jaehyun mengangguk. “Hati - hati.”
Pria itu kemudian berdiam diri di ambang pintu memastikan Jaemin masuk ke mobil dan keluar pekarangan rumah dengan aman sebelum menutup akses kembali.
~*~*~
Jaemin tidak mengembalikan mobil Minkyung melainkan langsung membawanya pergi ke rumah. Pria itu memarkirkan mobil di halaman utama, tepat di depan garasi mengingat mobil milik Jeno tidak ada. Di penghujung senja, sang kakak tampak belum lepas dari ikatan tanggung jawabnya sebagai seorang mahasiswa. Sepatu milik Jisung juga tidak ada, mengingat sang adik mungkin tengah bersiap - siap untuk jadwal bimbingan belajar. Jadi tanpa merasa khawatir, Jaemin pun masuk dan langsung menuju kamar sang seniman.
“Haechan-ah,” seru Jaemin sembari mengetuk pintu dengan agak keras.
Tidak ada jawaban.
“Haechan, jawab aku.”
KAMU SEDANG MEMBACA
BROTHERS - Park Jisung ft 00 line
Fanfic[TAMAT] Bersaudara itu tentang komitmen, bukan? Tentang menerima setiap pribadi yang berbeda dan menyatukannya menjadi sebuah kesatuan; keluarga. Jisung belajar banyak hal bersama hyung - hyungnya, tentang dunia yang bukan hanya berkedok istana meg...