Holaaaa~'
Kita sampai pada chapter terakhir di tahun 2020 ini. Aku harap, di tahun 2021 nanti, BROTHERS bisa berkembang jauh lebih baik lagi dan memuaskan para pembaca yang telah mendukungnya sejak pertengahan tahun ini. Luv, luv, luv❤️
Dan hari ini juga sebagai hari terakhir sebelum Jisung officially legal, HUAAAAㅠㅠ Padahal dia bayii banget. Pokoknya, berapa pun umurnya nanti, dia tetep bayi buat akuu /maksa/ ㅋㅋ
Tapi untungnya Jisung versi BROTHERS masih keciiil, masih polos, masih naif, masih suci😌Oke, teman - teman. Pokoknya di penghujung tahun ini, literally ujung, aku harap kalian semua sehat dan bahagia. Jangan lupa untuk selalu menebarkan kebaikan pada semua orang💗
Selamat membaca🌸🌸🌸
.
.
.
.
.
.
Renjun menganggap tidak ada hal yang terjadi di antara mereka. Jisung menyadari hal tersebut ketika mereka tengah menikmati makan malam dan pria itu tampak santai memulai dialog bersama. Kakaknya terlihat baik - baik saja, bahkan bersemangat saat bercanda gurau dengan Haechan. Jisung seharusnya bersyukur, tetapi ia tidak menyukai ketidakjelasan situasi di antara mereka. Apakah Renjun telah berbaikan dengan Haechan? Mengapa sang kakak tidak berbicara padanya? Atau sebenarnya memang tidak ada hal yang perlu dibicarakan?
Jisung diam - diam menghela napas. Ia pun melahap makanannya dalam diam sembari melirik Jaemin yang tengah mengunyah biskuit. Baru mulutnya terbuka untuk berkata, Haechan tiba - tiba memekik dengan keras. Jeno langsung melirik dengan risih. “Suaramu, astaga.”
“Tidak, dengarkan aku. Jisung sebentar lagi akan ujian akhir semester, bukan? Liburan akan segera tiba.”
Jeno mengangguk. “Kita telah membicarakan ini sebelumnya, ingat? Intinya, setelah kita semua selesai mengerjakan ujian.”
“Lalu destinasinya?” Tanya Renjun yang notabene saat itu tidak ikut rapat.
Jaemin menjawab. “Resor pribadi milik ayah di Incheon.”
“Jauh, ya.”
“Jaemin bahkan menyarankan pergi ke luar negeri.”
Renjun mengangguk, nada suaranya mencemooh. “Memeras dompet ayah, lebih tepatnya.”
Semua orang terkekeh kecuali Jisung. Anak itu masih berkelana dalam pikirannya mengenai sebuah pertanyaan; mengapa Jaemin tidak menyentuh makanannya lebih lanjut? Justru beralih dengan camilan tidak mengenyangkan. Namun, karena Jisung tidak ingin memecahkan suasana hangat yang telah terbentuk, ia akhirnya hanya diam dengan sorot jenaka yang tetap ada.
Kegiatan makan malam pun berakhir. Haechan menjadi yang pertama beranjak pergi dari dapur lalu menghilang di balik pintu kamarnya. Jeno ikut membantu Jaemin membersihkan piring kotor dan merapikan meja makan, sedang Renjun tetap diam di tempat, cenderung memperhatikan kegiatan saudara - saudaranya. Jisung melirik jam dinding, pukul sepuluh malam. Biasanya setelah makan malam, Renjun akan bersiap - siap untuk pergi berkelana. Namun, pria itu tidak berkutik.
“Renjun hyung?”
“Mmm.”
“Renjun hyung tidak pergi?”
KAMU SEDANG MEMBACA
BROTHERS - Park Jisung ft 00 line
Fiksi Penggemar[TAMAT] Bersaudara itu tentang komitmen, bukan? Tentang menerima setiap pribadi yang berbeda dan menyatukannya menjadi sebuah kesatuan; keluarga. Jisung belajar banyak hal bersama hyung - hyungnya, tentang dunia yang bukan hanya berkedok istana meg...