Holaa~'
Sebelum memasuki chapter satu, kalian akan melewati pre-chapter dulu yaa. Pre-chapter adalah bagian sebelum memasuki cerita mengenai karakter yang bersangkutan.Total pre-chapternya ada empat. Untuk yang pertama, kalian akan mengenal sosok Lee Jeno sebagai kakak tertua kedua bagi Jisung.
Selamat membaca~'
.
.
.
.
.
.
Jisung menghela napas, merasakan bagaimana kantuk masih mengendalikannya di balik selimut. Dering jam beker di nakas tidak berhenti menggerus telinga, tetapi ia terlalu malas untuk mematikannya. Jisung membiarkan semua kekacauan itu selagi mencari posisi ternyaman untuk terlelap kembali, tidak sampai sesuatu menyibak selimutnya dan menyalakan lampu.
“Goooood mourning, Jisung-ie!”
Jisung mengerang. Lengannya refleks menghalangi cahaya.
“Ayo, bangun, bangun! Ini hari pertamamu sekolah!”
Untuk beberapa saat Jisung hanya mampu terdiam. Kepalanya menarik jauh perihal sekolah yang telah ia tempuh selama sembilan tahun, dan tepat hari ini, Jisung melanjutkannya ke sepuluh tahun. Waktu berlalu begitu cepat, masih hangat dalam ingatan bagaimana ia menerima topi kelulusan sekolah menengah pertamanya. Suara tepuk tangan orang-orang, teriakan keempat saudaranya, juga ucapan hangat dari guru-gurunya. Oh, astaga. Kini ia harus kembali melangkah untuk mengulang hal yang sama.
“Oi!”
Bahunya tersentak, matanya sontak mengerjap saat menemukan Jaemin, sang kakak, tengah duduk di bibir ranjang setelah menjentikkan jari. Sejujurnya Jisung terlalu sering menemukan Jaemin tersenyum lebar seperti itu, bahkan di pagi hari yang buruk sekalipun, Jaemin akan tetap tersenyum demikian.
“Ayo, bangun, Jisung-ah! Kita menyiapkan sesuatu untukmu!”
Jisung spontan duduk tegap, “Nintendo baru?”
“Ck.” Bahu Jaemin jatuh. “Minta sama Jeno, sana!”
“Tapi aku ’kan ingin nintendo baru.”
“Kau sudah SMA, adik kecil. Seharusnya kau fokus belajar, berhentilah bermain game, itu tidak baik untuk kesehatan matamu.”
“Membosankan. Jeno bahkan tidak akan berpikir dua kali untuk memberikan anak itu nintendo.”
Bukan Jisung, melainkan sosok di ambang pintu yang menjawab. Jaemin langsung mendengus kala Jisung menjadi lebih semangat. “Renjun hyung!”
Renjun tersenyum kecil sebelum membuka pintu lebih lebar. “Ayo, jagoan, saatnya bangun dan menghadapi dunia yang membosankan.”
Jisung menerima uluran tangan Renjun lalu bangkit bersama menuju ruang makan di lantai satu. Jaemin hanya menggeleng kecil, menemukan kaki Jisung yang melangkah dengan semangat sebagai hal yang menggemaskan. Pria itu kemudian membereskan kasur milik Jisung dan menyiapkan seragam sekolah sebelum ikut bergabung di ruang makan.
Jaemin tidak bisa menahan senyumnya lebih lebar lagi saat melihat Jisung begitu tersentuh dengan perayaan kecil yang mereka buat; sebuah kue cokelat, beberapa kaleng soda, dan balon huruf yang mengeja nama sang adik di langit - langit ruangan. Dari arah dapur, Haechan menjerit kelewat keras dengan sebuah kotak di tangan. Jeno mengekor dengan senyuman hangat dan kode tak bersuara atas benda yang berada di dalam kotak.
KAMU SEDANG MEMBACA
BROTHERS - Park Jisung ft 00 line
Fanfiction[TAMAT] Bersaudara itu tentang komitmen, bukan? Tentang menerima setiap pribadi yang berbeda dan menyatukannya menjadi sebuah kesatuan; keluarga. Jisung belajar banyak hal bersama hyung - hyungnya, tentang dunia yang bukan hanya berkedok istana meg...