12. Bareng Arhan

53.3K 6.1K 502
                                    

"Kok kok--" ucap Naya saat motor Arhan tetap melaju melewati halte---tempat biasanya Naya turun dari motor Arhan.

"Tua--"

"Arhan!" potong Arhan, suaranya terdengar kesal di pendengaran Naya.

"Iya maksudnya itu. Kenapa Naya gak di turunin di--"

"Turun" potong Arhan lagi saat motornya sampai di parkiran sekolah. Sudah biasa saat Naya turun dari motor Arhan, pasti berbagai tatapan menyoroti dirinya.

"Aduh jadi malu Naya" cicitnya saat hampir semua siswi yang berada di sekitar mereka menatap dirinya. Sedangkan Arhan hanya diam melihat tingkah Naya, dirinya juga mendengar cicitan Naya.

"Naya duluan ya. Makasih" ujar Naya yang langsung meninggalkan Arhan yang masih stay di atas motornya. Mungkin tengah menunggu sahabatnya.

Karena belum mengetahui kelas dirinya, Naya bertanya pada siswi yang sekiranya mempunyai muka ramah. Mungkin info mengenai kelas sudah di share di media sosial, tapi sayangnya Naya tidak memiliki itu. Handphone-nya saja belum android.

"Maaf ganggu. Mau tanya boleh?" izin Naya saat berpapasan dengan dua orang siswi. Dari pakaian dan wajahnya, Naya yakin dua siswa tersebut murid yang baik dan mungkin ramah.

"Apa?" tanya salah satu siswi tersebut.

"Pembagian kelas bagaimana sistemnya ya? Waktu bagi raport katanya kelas akan berubah" ucap Naya. Informasi yang Naya dapat saat pembagian raport, katanya kelas kemungkinan akan berubah.

"Oh itu. Nggak di jadi di ubah kok. Dan lo bisa cek di papan informasi yang dekat ruang BK kalau gak percaya" ujar siswi yang sedari awal menanggapi pertanyaan Naya. Sedangkan siswi yang satunya hanya diam saja. Naya berpikir positif, mungkin dia memang pendiam orangnya.

"Oke. Terimakasih ya" setelah mengucapkan kata 'sama-sama' dua siswi tersebut melanjutkan langkahnyanya. Begitu juga dengan Naya, untungnya dirinya sudah mengetahui letak ruang BK.

"Berarti Naya kelas 12 Ips 1, ya?" gumam Naya pada dirinya sendiri.

Naya baru ngeh di sekitar lapangan banyak orang-orang yang berlalu lalang serta murid-murid yang mengenakan baju putih biru.

"MOS kayaknya deh" gumam Naya.

•••

"Naya, woy! Sini" dari depan kelas yang Naya yakini kelas 12 Ips 1, Rionala berteriak memanggil namanya. Padahal jarak mereka sudah tidak terlalu jauh.

"Makin cakep aja lo!" ucap Rionala saat Naya sudah sampai di dekatnya.

Naya tersenyum kikuk. Jarang-jarang ada orang yang memuji dirinya, jadi Naya sedikit salah tingkah.

"Riona tumben udah datang" ujar Naya mengalihkan rasa salah tingkahnya, dan tidak biasanya juga murid seperti Rionala sudah tiba sekolah sebelum mepet upacara.

Apa karena sekarang hari pertama di ajaran baru?

"Sekarang senior. Jadi harus datang pagi" ujar Rionala bangga seraya menggulungkan lengan baju pendeknya. Naya yakin tiga atau empat hari kedepannya Rionala akan datang ke sekolah dengan waktu yang mepet.

"Duduk bareng gue lagi ya, Nay" ajak Rionala yang di angguki oleh Naya. Selama Naya bersekolah disini, memang hanya Rionala dan Vio lah teman dekatnya. Sedangkan dengan teman kelasnya yang lain, hanya sebatas kenal. Berbicara pun seperlunya.

Naya dan Rionala memasuki kelas 12 Ips 1 yang baru di isi oleh beberapa teman kelas mereka. Sudah tidak heran bagi kelas Ips akan datang lambat. Apalagi di hari pertama sekolah seperti ini. Rionala bilang di hari pertama masuk biasanya kelas free.

ARHANAYA || SUDAH TERBIT ||Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang