"Nggak gitu konsepnya!" ujar Arhan kesal saat melihat penampilan Naya yang baru saja menuruni tangga bersama Hana--menghampiri dirinya yang menunggu di ruang keluarga.
Naya, yang sejak sore didandani oleh Hana pun menundukkan kepalanya saat sudah berada di hadapan Arhan. Rasa percaya diri yang sudah Naya bangun pun seketika runtuh.
"Ck! Apaan sih kamu? Orang udah cantik gitu" decak Hana yang lebih kesal melihat respons putranya.
"Awalnya nggak gini, Mah! Kenapa jadi gini?!" keluh Arhan.
"Gini gimana sih?!" Hana menatap Arhan jengah.
"Itu punggung! Bahu juga! Sebenarnya Mamah apain bajunya Naya?!" geram Arhan. Seingatnya, baju yang ia beli untuk Naya tidak seterbuka itu.
"Ck. Kelakuan anakmu, Mas. Persis kayak kamu" Wira mendengus saat namanya disangkut pautkan dengan kelakuan Arhan, padahal sejak tadi ia tidak mengeluarkan suara, hanya memperhatikan kelakuan mereka bertiga sembari duduk di sofa ruang keluarga.
"Itu udah bagus, Arhan!" Hana berteriak saat Arhan menarik kerah baju Naya agar lebih ke atas--menutupi bahu yang awalnya terbuka.
"Nggak, nggak! Mamah marah nih" ancam Hana saat Arhan akan melepaskan tatatan rambut Naya yang sudah ia gelung sedemikian rupa agar leher jenjang menantunya terlihat sempurna.
"Tapi itu punggung bajunya bolong, Mah" keluh Arhan yang malah mendapatkan pukulan pada bahunya.
"Bolong-bolong, lo pikir sundel bolong!" sentak Hana menatap jengah Arhan. Sedangkan sang empu--Naya, hanya diam memperhatikan pertikaian suami dengan mertuanya.
"Keliatan maksudnya" ralat Arhan malas.
"Udahlah, kamu berangkat sendiri aja, diantar Mang Nana. Arhan mah ribet" gerutu Hana sembari merapikan penampilan Naya.
Arhan menghela nafas saat Hana mendelik menatap dirinya, hingga tatapan Arhan beralih pada Wira yang malah menikmati pertikaian mereka.
Dengan tangan yang bekerja merapikan penampilan Naya, mulut Hana pun tak henti mengomel.
"Perfect" puji Hana mengacungkan jempolnya.
"Makasih, Mah" Naya tersenyum manis--saat Hana menjauhkan tangannya dan memperhatikan keseluruhan menampilanya.
Arhan berdecak melihatnya.
"Sabar, perempuan emang gitu. Lebih ribet" bisik Wira yang menghampiri putranya sembari menepuk pelan bahu Arhan.
•••
Acara prom night taun ini diadakan di hotel milik salah satu orangtua siswa, yang menjadi donatur tetap sekolah SMA SANTARA. Pesta tersebut bertema outdoor.
Pukul 18.30 para tamu mulai berdatangan, mereka datang dengan penampilan yang semaksimal mungkin.
Mereka datang bersama para sahabat, geng, maupun pasangan masing-masing. Aura yang ditunjukkan mereka saat memasuki pintu masuk benar-benar menunjukkan keceriaan serta kebahagiaan.
Saling sapa, memeluk, memberi selamat satu sama lain, serta berfoto ria mengabadikan momen yang mungkin tidak akan terulang lagi. Hingga duduk bersama teman-teman lainnya di meja bundar yang telah disiapkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
ARHANAYA || SUDAH TERBIT ||
Ficção AdolescenteCERITA SUDAH TIDAK LENGKAP. UNTUK PEMESANAN NOVEL ARHANAYA BISA LANGSUNG DI SHOPEE swpbookstore_ ATAU LINKNYA CEK DI BIO INSTAGRAM @sunwater_publisher --- Kisah tentang Arhan dan Naya. Arhan Putra Wira, anak tunggal dari keluarga Wira yang memiliki...