16. Kelakuan Arhan

58.2K 7K 1K
                                    

SUDAH TERBIT

KALIAN BISA PESAN VIA SHOPEE YAAA

Follow Instagram aku @aninrny_12 buat rection-rectionnyaaa, hehe.

<><><>

"Nay, gue duluan ya. Si Vio udah neror mulu nih" ujar Rionala tergesa-gesa seraya menunjukkan layar ponselnya yang menampilkan panggilan telepon dari Vio.

"Iya. Hati-hati Riona" sahut Naya. Rionala mengangguk, ia pun keluar kelas lebih dulu. Sedangkan Naya, ia masih membereskan buku-bukunya dengan santai. Begitu juga dengan dengan teman yang lainnya.

Perlahan suasana kelas mulai sepi, hingga seruan seseorang mengejutkan Naya.

"Cewek kampung!" seru seseorang yang anehnya Naya menoleh ke sumber suara.

"Noleh lagi. HAHAHA" ejek Sinra dan dua temannya yang tak lain Niki dan Niren. Ternyata Sinra, Niki, dan Niren sudah duduk di belakang kursi Naya.

Naya menatap ketiganya was-was. Sudah lama mereka tidak mengganggu dirinya lagi. Pandangan Naya menyapu ruangan kelas, yang ternyata sudah tidak ada murid lain kecuali dirinya dan Sinra and the geng.

Tapi tunggu! Di depan sana ada tas Jayren, yang berarti Jayren belum pulang. Naya menghela nafas lega melihatnya.

Tapi kemana cowok itu?

"Lo babunya Arhan, kan?" tanya Niki dengan pandangan yang merendahkan pada Naya.

Naya mengangguk, mengiyakan pertanyaan Niki.

"Tapi kenapa lo bersikap seakan-akan lo itu teman bahkan pacar Arhan! Gak tau diri banget sih!" cerca Sinra membuat Naya tersentak kaget.

"Kapan Naya bersikap kayak gitu?" tanya Naya bingung, meski jantungnya berdebar tidak karuan.

Jika di tanya, takutkah Naya dengan Sinra? Tentu saja takut. Dari segi apapun Naya kalah jauh dari Sinra dan teman-teman kelasnya. Jadi, jika ingin kehidupan di sekolahnya aman, Naya harus bisa menjaga sikap. Meski Naya rasa, sikapnya tidak pernah neko-neko.

"Alahhh! Jangan sok polos lo! Kita tau ya, lo itu cewek yang gak bener. Buktinya kenapa Arhan marah saat lo kerja di cafenya?! Kalau bukan karena lo yang caper!" Naya menatap tidak percaya pada Sinra.

Apa kemarin Sinra berada di cafe itu?

"Sampai-sampai Arhan ninggalin sahabatnya termasuk Niska!" sambung Niken. Tapi Naya tetap bungkam. Naya bingung harus merespons seperti apa. Naya sendiri tidak mengerti kenapa kemarin Arhan marah padanya.

Yang jelas Naya tidak pernah berniat caper--cari perhatian--pada Arhan. Niat Naya jelas, karena ingin mempunyai tambahan uang.

"Jawab, bangsat!" teriak Sinra membuat Naya tersentak. Ia beristighfar di dalam hati.

ARHANAYA || SUDAH TERBIT ||Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang