Dari jam pertama hingga bel berbunyi Naya habiskan di perpustakaan, begitu juga dengan Arhan yang masih betah di posisinya. Padahal Naya sendiri sudah beberapa kali mengubah posisi duduknya, tetapi tidak dengan Arhan.
Jika saja Naya tidak ketinggalan materi pelajaran, mungkin sekarang akan menghabiskan waktunya free-nya bersama Rionala dan Vio.
"Tuan Arhan" panggil Naya ketika mendengar suara bel istirahat. Berniat memberitahu jika bel sudah terdengar, takutnya Arhan tidak mendengar.
Namun cowok tampan itu masih diam, tidak menoleh ataupun menyahut panggilan Naya. Tanpa sadar Naya mendengus karena panggilannya tidak di respons oleh Arhan.
Saat Naya akan kembali memanggil Arhan, terdengar suara riuh dari luar dan tidak lama teman-teman Arhan menghampirinya, lebih tepat menghampiri Arhan.
"Wih! Belajar bareng lo sama babu?"
"Mulut lo, Gar!" tegur Niska yang ikut bersama Gara dan Vero untuk menyusul Arhan. Sedangkan Naya hanya diam, menundukkan kepalanya melanjutkan kembali catatannya yang sebenarnya sudah selesai, sejak tadi Naya memanggil Arhan.
"Ngapain?" akhirnya Arhan buka suara juga. Tatapan Arhan tertuju pada teman-temannya, lebih tepatnya pada Gara.
"Nyusul lo lah. Ngapain lagi" jawab Gara membuat Arhan bangkit dari duduknya, membereskan bukunya untuk di simpan kembali pada tempatnya.
"Naya dari tadi di sini sama Arhan?" tanya Niska ramah, membuat Naya mendongak. Naya tersenyum ramah pada Niska yang di balas ramah juga oleh Niska. Diam-diam Naya mengagumi Niska yang cantik dan ramah, sepertinya Niska orang humble, tidak membeda-bedakan orang.
"Iya" jawab Naya.
"Ck. Ngintilin majikan nih" decak Gara pelan namun masih terdengar oleh Naya, karena posisi mereka berdiri tidak jauh dari posisi duduk Naya.
"Nggak kok. Tadi Naya emang mau baca-baca materi yang ketinggalan" ujar Naya. Lagipula Naya tidak berniat mengintilin Arhan, Naya juga tahu diri kok. Siapa Naya siapa Arhan.
"Udah jangan di dengerin. Si Gara emang gitu orangnya" ujar Vero tersenyum tipis pada Naya.
Naya mengangguk, mengerti ucapan Vero. Naya juga tidak ambil pusing dengan ucapan Gara yang selalu kurang mengenakan padanya. Karena yang Gara ucapan itu sesuai fakta.
"Ayok cabut" ajak Vero saat melihat Arhan yang menatap malas pada mereka.
"Nay, ikut gak?" tanpa di sangka Niska mengajak Naya untuk bergabung dengan mereka. Tentu saja Naya langsung menolaknya, Naya tidak ingin di anggap tidak tahu diri oleh Arhan, karena berani bergabung dengan majikan.
"Nggak, Nis. Riona pasti udah nunggu Naya"
"Ke ge-er-ran lo! Orang si Rio lagi di kantin sama kembarannya si Vio" lama-lama, Naya kesal juga dengan Gara.
"Gue duluan" ujar Arhan yang terlalu malas melihat kelakuan teman-temannya, lalu Arhan berlalu lebih dulu meninggalkan mereka.
"Nah lo! Si Arhan jadi maleskan? Lo sih banyak omong!" kesal Vero pada Gara lalu menyusul Arhan yang sudah keluar perpustakaan. Tapi sebelum itu, Vero berbicara pada Naya. "Ikut aja. Kita sama-sama bayar kok di sekolah"
"Ayok, Nay" ajak Niska lagi, kerena greget dengan sikap Naya yang diam saja. Niska akhirnya merapikan buku tulis Naya, begitu juga dengan Gara menyimpan buku paketnya dan mengambil pulpen Naya.
"Eh--"
"Udah, Nay. Si Arhan udah nungguin kita" potong Gara yang di setujui oleh Niska. Sedangkan Naya, menatap keduanya dengan bingung.
KAMU SEDANG MEMBACA
ARHANAYA || SUDAH TERBIT ||
Teen FictionCERITA SUDAH TIDAK LENGKAP. UNTUK PEMESANAN NOVEL ARHANAYA BISA LANGSUNG DI SHOPEE swpbookstore_ ATAU LINKNYA CEK DI BIO INSTAGRAM @sunwater_publisher --- Kisah tentang Arhan dan Naya. Arhan Putra Wira, anak tunggal dari keluarga Wira yang memiliki...