28. Honeymoon?

56.1K 5.9K 340
                                    

ARHANAYA SUDAH TERBIT.


PEMESANAN BISA VIA SHOPEE.

PEMESANAN BISA VIA SHOPEE

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

EH IYAAAAA... BUAT KALIAN-KALIAN YANG MAU TANYA APAPUN ITU TENTANG ARHANAYA BOLEH KOK DM INSTAGRAM AKU YAAAA.

Sekalian sharing-sharing juga boleh kok, boleh banget malahan, wkwk.









































*Niatnya mau aku hapus nih part ini, tapi sayang. Isinya itu lhoooooo, sayang banget kalau kalian nggk baca.






























Jadi, HAPPY READING.






















•••

"Kita akhiri pembelajaran kali ini. Pelajari materi yang sudah Ibu berikan. Siapkan diri untuk ulangan nanti"

Semester ganjil kali ini terasa singkat bagi anak-anak kelas 12. Rasanya baru kemarin mereka naik ke kelas 12, kini sudah harus menghadapi ulangan semester ganjil, yang akan menjadi awal perjuangan di semester genap nanti.

"Baik. Bu" jawab murid serempak.

"Terimakasih. Selamat siang" ucap sang guru Sosiologi yang mengisi kelas 12 Ips 1.

"Siang, Bu"

Melihat guru yang mengajar telah keluar dari kelas. Seketika kelas mulai gaduh, dimulai dari yang memukul-mukul meja, hingga bernyanyi-nyanyi asal.

Satu persatu murid kelas 12 Ips 1 mulai keluar kelas, karena mengingat sekarang telah memasuki jam istirahat. Ada yang langsung ke kantin, ada yang berbelok ke toilet terlebih dahulu sebelum ke kantin--hanya untuk sekadar bercermin, ada pula yang hanya nongkrong di depan kelas dan berlari ke lapangan--untuk bergabung dengan sekawannya yang mendapatkan jam olahraga.

Mayoritas orang berpikir, anak Ips selalu menghabiskan jam istirahat dengan bersantai, seakan tidak memiliki ambis nilai di semester 5 ini. Padahal itu hanya pandangan luar saja, ada beberapa anak Ips yang memilih ke perpustakaan di saat jam istirahat seperti ini.

"Naya mau ke perpustakaan" ujar Naya pada Rionala.

Salah satunya Naya.

Rionala, gadis tomboi itu sedari guru Sosiologi menjelaskan materi hanya menopang dagu hingga sekarang.

"Ngapain?" Rionala mengubah posisi duduknya, tangannya ia renggangkan karena merasa pegal. Jangan pikir jika Rionala menopang dagu untuk memahami materi yang di jelaskan, melainkan untuk menahan kepalanya yang terasa berat, karena kantuk.

ARHANAYA || SUDAH TERBIT ||Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang