34. Rumah Sakit

47.4K 5.8K 461
                                    

ARHANAYA SUDAH TERBIT!

Pemesanan bisa via shopee yaa!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pemesanan bisa via shopee yaa!

Yuk absen siapa aja yang sudah punya novel ARHANAYA?

Tag instagram aku yaaa kalau kalian sudah punya novel ARHANAYA♡♡

Terimakasih atas support kalian. Kalian hebat bisa membawa ARHANAYA sampai dititik ini♡♡







•••






-beberapa bagian dihapus-








•••

"Katanya lo mau donor jantung. Daripada jantung yang lo donorin, mending ginjal. Kan ada dua tuh" celetuk Rionala membuat Naya terdiam beberapa detik.

"Nggak gitu juga, Riona" ucap Naya pelan seraya menundukkan kepalanya.

"Lagian sok-sok-an mau donor jantung. Kayak yang siap masuk neraka aja"

"Astagfirullah, Riona. Naya tau, kalau Naya banyak dosa, tapi jangan gitu juga dong-" Naya langsung mendongak, menatap Rionala dengan kesal. Mulutnya itu lho, sembarangan kalau ngomong, kesal Naya.

"Nahkan. Dosa lo banyak. Terus juga, lo pasti belum memenuhi kewajiban sebagai istri. Ajirr... dosa lo tambah banyak" Naya mendelik menatap Rionala.

"Dengan Riona bilang begini, dosa Riona juga nambah" timpal Naya membuat Rionala menonyor kening Naya lalu tertawa.

"Lagipula Tante Hana bukan gagal jantung, jadi donor jantung tuh masih apa ya--ibaratnya jantung Tante Hana masih bisa di pake, kenapa harus di ganti, gitu"

"Tadi tuh... Naya panik banget dengar masalah jantung-jantung. Takut Mamah kenapa-napa"

"Panik sih panik, tapi jangan kayak orang bego juga kali" cibir Rionala.

"Riona sebenarnya di sini lagi ngapain sih?" sekarang Naya mendengar Rionala menghela nafas.

"Vio--"

"Kenapa? Vio sakit" sela Naya panik.

"Kebiasaan panik lo kayak orang--"

"Iya, maaf" sela Naya lagi sebelum mendengar kata yang kurang enak didengar olehnya.

"Nanti malam mau operasi" Rionala rasa, saat ini waktunya Naya mengetahui kondisi Vio yang sesungguhnya.

"Dia sakit gagal ginjal sejak kelas 10. Dan sekarang puncaknya, ginjalnya harus diangkat" Naya terkejut bukan main saat mendengar penjelasan Rionala. Jadi, ini alasan mengapa Vio sering izin?

Naya turut prihatin.

"Yang diangkat, satu atau dua?" Rionala menatap Naya datar membuat Naya salah tingkah, takut-takut pertanyaannya menyinggung perasaan Rionala.

"Ya... lo pikir dong, ginjal kalau di angkat dua-duannya, kosong tuh tempat ginjal, mati anjirrr!" greget Rionala membuat Naya meringis menyadari kebodohannya.

"Nggak ada yang donor--"

"Nah! Lo silakan ke ruangan Vio, buat ketemu orangtuanya. Siapa tau ginjal lo cocok, karena ginjal gue udah di periksa dan ternyata nggak cocok buat Vio"

"Lho kok?" mata Naya mengerjap beberapa kali.

"Siapa tau lo mau donor salah satu organ tubuh. Kan tadi katanya mau donor jantung, mending saran gue lo donor ginjal aja"

"Nggak. Nggak. Nanti ginjal Naya jomblo dong" Naya ngeri membayangkan ginjalnya harus di pindahkan ke tubuh oranglain.

"Lho, tapi pas jantung lo dengan sukarelanya nawarin" ejek Rionala.

"Karena jantung cuman satu, kalau di donorkan nggak akan ada yang merasa kehilangan. Beda kalau ginjal, diakan sepasang, kalau diambil salah satunya, akan ada yang merasa kehilangan"

"Serah siah!"

•••

















-beberapa bagian dihapus-


























•••

"Lo tuh ngeyel! Di suruh cari makan, malah keluyur" omel Arhan dengan ketus, namun tangan lelaki itu malah menyuapi Naya.

Arhan baru sadar jika Naya belum makan sejak pagi. Pantas saja wajah Naya terlihat sangat pucat. Arhan kira, saat siang tadi--Naya makan.

"Siang tadi, Naya ketemu Riona" bela Naya dengan mulut yang kembali menerima suapan dari Arhan.

Awalnya Naya sudah menolak, namun Arhan--si keras kepala, ingin menyuapi Naya. Hingga berakhir Naya yang pasrah, meski harus menahan malu karena kantin rumah sakit cukup ramai.

"Vio mau di operasi" ujar Naya memberitahu setelah menelan makanannya.

"Abis isya kalau nggak salah"

"Hm"

"Nanti Naya izin--"

"Makan, bacot mulu lo" Arhan langsung menyodorkan sesendok penuh membuat Naya kesulitan menguyahnya.

"Naya makan sendiri aja. Kasihan Aa juga harus makan, nanti makanan Aa keburu dingin" tolak Naya secara halus saat melihat makanan Arhan belum di sentuh oleh pemiliknya.

"Kenapa nggak lo suapin?

Wajah Naya langsung bersemu dengan jantung yang berdebar. Bahkan Naya sampai mengalihkan pandangannya, lalu menunduk--menatap tangannya yang sudah berkeringat dingin.

Kenapa pula jadi suap-suapan sih? Keluh Naya.

"Respons lo berlebihan, anjir! Biasa aja kenapa sih?" cibir Arhan membuat Naya langsung mendongak.

"Ini wajar, Aa. Orang lagi deg-deggan" ceplos Naya membuat Arhan menatap geli padanya.

"Lo deg-deggan, karena gue nyuruh suapin makan?" tanya Arhan sembari tersenyum miring.

"Di suapin makan sama Aa aja, Naya udah deg-deggan!" jujur Naya.

"Karena kalau nggak, lo mati!" ketus Arhan malas.

"Ish, maksudnya grogi, Aa. Grogi" keluh Naya membuat Arhan tertawa pelan.

"Sama suami masa grogi" ejek Arhan membuat Naya merengut. Malas meladeni Arhan, Naya langsung merebut sendok yang berada di tangan Arhan, lalu melanjutkan makannya tanpa menghiraukan tatapan geli Arhan.

"Kalau gue sih, sayang sama istri" bisik Arhan.

#####

Ini termasuk double up, kan? Hihi.

Yuk ajak temennya untuk mengikuti kisah Arhan dan Naya.

Bisa kali ya, 10k vote saat 100k reader... Tapi nggak juga nggk masalah sih, udah segini aja aku seneng pisan.

Makasih yang selalu support cerita ini. Sayang kalian semua♡

15 Agustus 2021

ARHANAYA || SUDAH TERBIT ||Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang