19. Niska bertindak

53.8K 5.9K 484
                                    

"Mulut atau perbuatan yang
mencerminkan perilaku
seseorang itu baik?"

--Arhan Putra.

•••

"Halo" ujar Arhan di seberang telepon membuat senyum Niska merekah.

"Ar, jemput gue dong. Gue lagi males bawa kendaraan" ujar Niska dengan senyum manisnya, meski Arhan tidak melihatnya.

"Pake supir lo" balasan dari Arhan membuat Niska berdecak pelan. Ia tidak suka jika Arhan menolak keinginannya.

"Tapi kenapa sih, Ar? Biasanya juga lo mau jemput gue" nada suara Niska terdengar merajuk. Tapi sepertinya Arhan tidak peduli.

"Gue bareng Naya"

Tut.

"Sial! Naya lagi Naya lagi!" umpat Niska kesal. Biasanya ia selalu menang dari Naya, tapi kenapa akhir-akhir ini Niska selalu kalah dari Naya?

Apa sebegitu pentingnya anak pembantu itu?

Tadinya, awal bertemu Niska respect pada Naya, ikut peduli dengan gadis itu. Namun saat melihat tingkah Arhan yang perlahan berbeda pada Naya, Niska bersikap waspada.

Sejujurnya Niska sudah curiga dengan sikap Arhan. Arhan yang dikenalnya tidak peduli dengan seseorang yang menurut cowok itu tidak penting. Namun berbeda pada Naya. Awalnya Niska berpikir, mungkin karena Naya anak pembantu di rumah cowok itu, makanya Arhan berbuat sedikit "peduli". Niska tidak masalah dengan sikap peduli Arhan.

Namun jika mendapati Arhan yang pulang-pergi sekolah bersama Naya, Niska rasa itu sudah di luar batas. Menurutnya, Naya terlalu lancang jika terus menerus menerima tumpangan dari Arhan, yang notabene-nya anak dari majikan ibu Naya.

Makanya Niska selalu mencari cela untuk mengambil alih perhatian Arhan.

Contohnya saat awal-awal Naya masuk ke sekolah. Niska menelepon Arhan, awal tujuannya hanya menanyakan dimana keberadaan cowok itu--karena tidak biasanya Arhan meninggalkan sekolah saat latihan basket berlangsung, namun saat mendengar Arhan tengah pulang bersama Naya, Niska kesal bukan main. Niska berusaha agar Arhan meninggalkan Naya di jalan--itung-itung itu pelajaran buat Naya. Dengan dalih ia meminta jemput ke sekolah--karena lelah sehabis latihan basket.

Dan ternyata berhasil. Senyum terpancar jelas di wajahnya saat itu.

Tapi kali ini Niska kalah dengan Naya, apalagi saat berpapasan dengan motor Arhan, Niska harus melihat sendiri Naya yang di bonceng oleh Arhan dengan posisi Naya yang memegang pinggang Arhan. Hatinya panas bukan main.

Setelah berbasa-basi dengan Naya, Niska langsung mengeluarkan ponselnya saat motor Arhan melaju lebih dulu dari mobilnya.

"Lo udah rebut perhatian dia dari gue! Dasar babu gak tau diri!" dengan mulut yang mengeluarkan umpatan-umpatan untuk Naya, Niska mencari kontak temannya untuk ia hubungi.

"Halo, Nis. Ada apa?" kata teman Niska di seberang telepon.

"Kasih dia pelajaran!"

"Naya?" tanya teman Niska membuat Niska mendengus.

"Siapa lagi!" ucap Niska sinis.

"Emang foto yang gue kirim gak buat lo puas? Dia udah kita jambak"

"Kalau lo gak mau, gue bisa bertindak sendiri!" marah Niska karena menganggap temannya sudah tidak ingin membantunya kembali.

"Iya iya, gue bakal bully dia lagi" setelah mendengar apa yang Niska inginkan, cewek itu mematikan sambungan telepon secara sepihak.

ARHANAYA || SUDAH TERBIT ||Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang