29. Orang Asing

142 21 6
                                    

Empat bulan berlalu semenjak pertikaian heboh di ruang guru yang terjadi antara sang mantannya kak pacar dan selingkuhan mantannya kak pacar, setelahnya tak ada lagi keributan yang ada di sekolah ataupun di sekitar Hitomi, terlihat sekarang sangat...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Empat bulan berlalu semenjak pertikaian heboh di ruang guru yang terjadi antara sang mantannya kak pacar dan selingkuhan mantannya kak pacar, setelahnya tak ada lagi keributan yang ada di sekolah ataupun di sekitar Hitomi, terlihat sekarang sangat aman-aman saja, belum ada hal yang membahayakan.

Kegiatan Hitomi sehari-hari selalu dipadati dengan sekolah, kegiatan ekstrakurikuler, dan bekerja paruh waktu di kafe milik Hyunjin––teman dekat Changbin, kekasihnya––yang membantu Hitomi untuk mendapatkan pekerjaan dengan penghasilan yang sangat bisa gadis itu gunakan, untuk keperluan sehari-hari dan keperluan sekolah, bahkan mampu membuat Hitomi bertahan sampai empat bulan setelah kematian sang ibu, Eunbi.

Hidup sendiri yang Hitomi impikan sejak dulu telah terwujud, hanya saja keadaannya berbeda. Jika ia hidup sendiri saat masih ada Eunbi di sampingnya, mungkin masih terasa sangat bahagia. Pilihan hidup sendiri yang Hitomi putuskan juga bukan semata-mata karena keadaannya yang ditinggal mati sang ibu, ia hanya bingung siapa yang ingin menampungnya sementara Hitomi tidak tau siapa saja keluarganya.

Tak ada sanak saudara yang Hitomi kenal, baik dari pihak ibu atau dari mendiang ayahnya. Seingat Hitomi juga, ibu dan ayahnya tidak pernah memperkenalkan orang tua mereka yang sekiranya bisa Hitomi anggap nenek atau kakek, atau saudara lainnya seperti om, tante, bude, pakde, dan sepupu lainnya.

Untung saja saat ini kehidupan Hitomi dikelilingi orang-orang baik yang melindunginya. Ada Changbin, kekasihnya itu yang sekaligus merangkap seperti seorang kakak laki-laki baginya. Lalu ada Baekho, Chaeryeong, dan teman-teman lainnya yang sangat membantu, dari teman sekelas Hitomi yang sudah sangat menerimanya, maupun teman-teman di tempat kerjanya sekarang.

Suasana kafe tempat Hitomi bekerja, yang berada di tengah-tengah padatnya ibu kota, cukup ramai di hari minggu. Waktu menunjukkan pukul dua siang, matahari masih terik berada di atas kepala, banyak dari pelanggan kafe; muda-mudi, sampai orang tua dengan buah hati yang kelelahan dan kepanasan di luar sana, berkunjung ke kafe kopi serba ada yang begitu menonjol di pinggir jalan besar.

Kegiatan Hitomi membersihkan meja-meja kafe yang baru saja dipakai para pelanggan kafe, diinterupsi oleh Hyunjin yang menepuk pundaknya pelan, "Hitomi, gue titip kafe bentar ya."

"Eh, iya, Kak. Emang mau kemana?"

Hyunjin nyengir, "Ada lah, mau ketemu orang. Ningning bentar lagi dateng kok, gantian shift sama Hyunsuk."

"Oke deh, Kak."

"Mi..." Hitomi menatap laki-laki tinggi di hadapannya itu, tidak setinggi Yeonjun sih memang, hanya saja tetap membuat kepala Hitomi mendongak karenanya. "Kalo Bomin nyariin, bilang aja gue pulang, ada urusan sama bokap."

Hitomi mengernyit, "Sebenernya bukan?"

"Bukan. Gue bilang jujur begini soalnya gue percaya sama lo, kalo lo bisa ngelindungin gue dari pertanyaan-pertanyaan Bomin."

[✓] RailroadsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang