RAILROADS : Ending

124 14 3
                                    

Hitomi termenung di bangku rumah sakit, di depan kamar rawat tempat Changbin terbaring

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hitomi termenung di bangku rumah sakit, di depan kamar rawat tempat Changbin terbaring. Tak berselang dari itu pintu kamar rawat mulai terbuka, menampilkan wanita paruh baya yang pernah Hitomi lihat sebelumnya––ibundanya Changbin, Nyonya Seo yang pernah Changbin kenalkan saat hari pertama ia bersekolah di SMA 8. Wanita itu tersenyum kepada Hitomi yang berdiri, lalu memeluk gadis itu dengan erat. Isakan pelan terdengar hampir keras di telinga Hitomi yang membalas rengkuhan beliau.

"Makasih udah nemenin Changbin, ya," ujar Nyonya Seo di sela-sela isakannya, "saya seneng kalo Changbin dapet perempuan yang mengerti dia."

"Sama-sama, Tante. Lagipula kalo gak ada Kak Changbin, saya juga gak mungkin di sini. Saya juga harus berterima kasih sama Kak Changbin."

Nyonya Seo melepas pelukannya dan duduk di kursi rumah sakit, bersebelahan dengan Hitomi yang membantu Nyonya Seo untuk duduk. 

"Saya sama suami saya gak kenal sama Aron karena dulu nama kecilnya itu Yongmin, Yongmin Kwak." Nyonya Seo berujar sambil terisak, Hitomi hanya mampu mendengarkan sambil mengelus punggung Nyonya Seo yang bergetar. "Orang tuanya emang dulu kerja sama keluarga saya; Ibunya kerja di rumah saya, Ayahnya kerja di pabrik suami saya. Dulu kita masih belum semakmur sekarang, dan banyaknya kecelakaan pekerja yang tak jarang saya sama suami saya abaikan. Dan dulu pabrik suami saya kebakaran hebat, ada yang bakar dan Ayahnya Aron jadi salah satu korban kebakaran itu. Ibunya ... sama, dia lagi ke pabrik karena saya suruh untuk nganter makanan ke suami saya."

"Aron saat itu masih kecil, saya inget dulu dia umur tujuh tahun. Mungkin karena masih kecil juga, dia gak terima dan menyalahkan suami saya, dia juga menyalahkan saya karena nyuruh Ibunya datang ke pabrik." Nyonya Seo semakin terisak menutup wajahnya dengan kedua tangan. "Saya gak tau kalo dendam Yongmin atau Aron itu bakal sampai kaya gini. Saya gak tau gimana cara saya untuk minta maaf berulang-ulang. Saya juga gak tau pabrik kala itu akan terbakar," pungkasnya.

Hitomi semakin merengkuh tubuh Nyonya Seo, membiarkan ceruk lehernya basah karena air mata yang mengalir, mengenang masa lalu pahit yang kalanya adalah sebuah ketidaksengajaan berujung petaka.

Hitomi semakin merengkuh tubuh Nyonya Seo, membiarkan ceruk lehernya basah karena air mata yang mengalir, mengenang masa lalu pahit yang kalanya adalah sebuah ketidaksengajaan berujung petaka

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Changbin membuka matanya perlahan-lahan, melihat sosok Hitomi yang sedang memainkan jemari Changbin sambil memencet tombol remot televisi yang berada di kamar rawat dengan air muka bosan. Gadis itu belum menyadari jika Changbin yang terbaring sedang menatapnya, membiarkan tangan Changbin dimainkan, dibelai, bahkan dikecup sesekali. Karena gemas, tangan Changbin langsung digoyangkan ketika Hitomi mengecupnya.

[✓] RailroadsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang