39. Kerusuhan

78 14 1
                                    

"Adek

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Adek..." Hitomi yang sedang membereskan peralatan sekolah ke dalam tas langsung menoleh ke Changbin dengan tas punggungnya, masuk ke dalam kelas setelah guru terakhir mengajar keluar, "hari ini Kakak math club dulu bentar. Nunggu 30 menit gak apa-apa?"

"Aku ke kafe Kak Hyunjin naik ojek aja, Kak, kalo begitu."

"Gak! Apa-apaan?" Sambil menghela napas, Hitomi berdecak. Menatap Changbin sebal yang tidak mengizinkannya untuk sekedar naik ojek untuk pergi bekerja. "30 menit doang, Adek."

"Yaudah iya." 

Merasa salah, Changbin membelai rambut Hitomi pelan, "Maaf. Bukan gitu maksud Kakak."

"Iya, Kak. Mau ngelindungi aku, tau kok. Sana math club dulu, biar cepet selesai."

Tubuh Changbin didorong keluar dari kelas Hitomi dengan cepat. Setelah kekasihnya itu keluar, Hitomi kembali ke tempat duduknya untuk kembali membereskan tasnya yang tertunda.

"Mi, gue temenin sampe Kak Changbin kelar," kata Ryujin, "kebetulan gue ada ekskul basket."

"Makasih ya, Ryu."

"Santai!"

"Mi! Kak Changbin ngapain?" tanya Chaeryeong yang menghampiri Hitomi di tempat duduknya.

"Math club dulu, baru nanti pulang."

Charyeong menyengguk, menunggu Hitomi yang menyampirkan tasnya di pundak, dan menunggu Ryujin yang sedang berganti sepatu. 

"Kuy lah!" Ryujin berdiri lalu merangkul Hitomi keluar dari kelas, diekori Chaeryeong di belakang mereka. "Chaer, Jeongin mana?"

"Mabar dulu sama Sungchan, Yedam, sama siapa tuh namanya yang anak padus..."

"Chenle?"

"Bukan! Yang tinggi..."

Ryujin menerka, "Oh, Heeseung?"

"Iya kayanya, gak kenal."

Ketiganya––Hitomi, Ryujin, dan Chaeryeong beriringan menuju lapangan basket yang hanya berjalan 10 meter dari depan kelas.

"Kamu basket sampe jam berapa, Ryu?" tanya Hitomi.

"Jam ... lima kayanya, biasanya sih jam segitu. Ntar nongkrong dulu, abis magrib baru balik deh."

Tiba-tiba saja warga SMA 8 dikejutkan dengan kerusuhan yang terjadi di depan gerbang sekolah mereka; melibatkan banyaknya orang berbadan besar, dan beberapa polisi. Ada yang sampai berlarian masuk ke dalam sekolah, saling kejar-kejaran, dan membuat para murid yang belum pulang begitu panik. Hitomi, Chaeryeong, dan Ryujin terkesiap saat ada seorang pria berbadan agam berlari menghampiri mereka dengan sebuah kayu berujung paku di tangannya, seperti ingin memukul ketiganya secara bersamaan.

Ryujin memekik, "ANJING! KABUR, MI, CHAER!"

Sambil menarik-narik lengan Hitomi dan Chaeryeong yang juga ikutan panik, mereka langsung kabur dari sana. Berlari sekencang mungkin dengan tenaga seadanya. Sampai tungkai mereka berhenti setelah mendengar suara gedebuk begitu kencang dari belakang. Pria besar itu tersungkur, jatuh ke tanah agak cukup jauh dari posisi sebelumnya.

[✓] RailroadsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang