O7. Ternyata Dekat

131 25 1
                                    

Hitomi turun dari motor Changbin yang tadi memaksa gadis itu untuk mengantarnya sampai rumah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hitomi turun dari motor Changbin yang tadi memaksa gadis itu untuk mengantarnya sampai rumah.

Walaupun Hitomi merasa jika itu sedikit merepotkan apalagi untuk orang asing sepertinya, Changbin malah dengan senang hati mengantar gadis itu.

Lebih senang lagi saat tau rumah gadis itu tidak jauh dari kontrakannya.

"Lho, lampunya gak dinyalain." gumam Hitomi yang melihat rumahnya gelap total.

Changbin yang juga melihatnya langsung mematikan mesin motornya, "Kamu nyalain lampu dulu, saya tungguin di sini."

Hitomi hanya mengangguk sambil mengembalikan helm Changbin yang ia pegang sejak dari palang pintu. Kemudian gadis itu berlari masuk ke dalam rumah.

Changbin merasakan getaran di tasnya. Ia mengambil ponselnya di tas dan mendapatkan Bundanya sedang menelepon. Dengan sengaja ia mematikan panggilannya dan langsung mengaktifkan mode silent. Changbin baru saja sadar kenapa Bundanya menelpon setelah melihatnya jam di ponselnya yang menampilkan angka tujuh.

Setelah lampu teras dan lampu dalam rumah Hitomi menyala, Changbin mengalihkan pandangannya ke Hitomi yang keluar dari rumah sambil memasukkan ponselnya ke dalam tas lagi.

"Mas mau mampir dulu? Saya buatin teh anget."

Tubuh Changbin memang kedinginan, begitu juga dengan Hitomi yang sebenarnya mereka pulang dengan keadaan basah kuyup walaupun mereka berdua jalan saat hujan gerimis yang tidak terlalu besar.

"Rumahmu kosong?"

Hitomi hanya mengangguk, kemudian Changbin tersenyum, "Kalo gitu, saya mampir pas rumah kamu rame aja. Gak baik."

Gadis itu hanya tertawa pelan, "Kalo mau mampir, kabarin aja. Hape saya 'kan masih rusak."

Sekarang Changbin yang tertawa. Gadis ini tau sekali jika Changbin masih malu dengan adegan gombalan yang ia berikan ke Hitomi saat di pos jaga palang pintu kereta tadi.

"Rumah Mbak deket sama saya ternyata."

"Emang Mas rumahnya di mana?"

Changbin menunjuk ke sembarang arah, yang tujuannya juga tidak tahu kenapa ia melakukan itu, "Simpangan. Kalo ke sini deket selagi saya naik motor."

"Oh, simpangan. Lumayan sih, Mas. Gak jauh kok."

Changbin kemudian menegakkan tubuhnya sambil meletakkan helm di lengan kirinya, "Kalo gitu, saya pulang ya. Mbaknya hati-hati di rumah."

Hitomi mengangguk, "Iya. Makasih ya, Mas udah nganterin saya pulang."

Tak henti-hentinya Changbin tersenyum menatap gadis manis di hadapannya ini. Rasanya, Changbin tidak ingin pulang sekarang.

Tapi mengingat Changbin baru saja mengenal Hitomi, mungkin ia tidak akan membuat gadis ini merasa tidak nyaman di dekatnya.

"Agama kita beda sih, cuman gapapalah ya," kata Changbin setelah men-stater motornya, "Assalamu'alaikum, Adek Hitomi."

[✓] RailroadsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang