Hitomi merutuki nasibnya sendiri saat ia harus dengan sabar jatuh dari tangga rumahnya karena gelap yang melanda. Ditambah dengan backsound dari teriakan sang ibu yang sedang mengetuk pintu dengan brutal di depan sana.
"Hitomi! Buka pintunya!"
Gadis itu berlari dengan kaki pincang untuk membuka pintu yang masih di ketuk dengan tidak santai.
Saat Hitomi membuka pintu, ia dilangsung suguhi oleh pemandangan Eunbi yang basah kuyup seraya melotot melihat kaki Hitomi, "Kaki lo kenapa?"
"Hah?"
Hitomi menengok ke arah kaki kanannya yang tadi meluncur dari tangga. Ternyata kakinya berdarah banyak yang membuat darahnya berceceran dari tangga menuju pintu masuk.
"Kayanya tadi gak sengaja kena pisau--"
"Ngapain lo bawa-bawa pisau?" bentak Eunbi yang mengeluarkan ponsel untuk menyalakan flashlight dari sana dan masuk ke dalam rumah.
"Persis kaya yang aku bilang di chat, Bu," ujarnya yang mengikuti langkah Eunbi. "Ada cowok di depan rumah. Pake baju item-item, topi item, masker item, ngeliatin rumah. Aku gak tau itu siapa."
Tiba-tiba aktivitas Eunbi yang sedang mengambil alat pel di dekat kamar mandi dapur, terhenti. Ia menengok ke arah Hitomi yang sedang mengambil ponselnya--yang ternyata mati karena terjatuh bersamanya--dan juga pisau yang sempat gadis itu bawa.
Eunbi memperhatikan Hitomi yang sedang meletakkan pisau di wastafel dapur dan mengambil tisu di dekat meja makan. Ia membersihkan darah di kakinya sambil mencoba menyalakan ponsel.
Kemudian Eunbi menggeser kursi di meja makan dan menatap Hitomi yang masih membersihkan darahnya.
"Bapak lo emang gak tau diri," sungut Eunbi.
Hitomi langsung diam, ia menatap sang ibu yang membuka bungkus rokok dan menyalakannya. "Gue gak tau dampaknya bakal sampe ke kita kaya gini. Walaupun dia udah mati lama."
"Bapak ... emangnya ngapain?"
Eunbi menyesap batang nikotin mentol itu sambil menunjuk salah satu buffet yang berada di dekat dapur, "Ambil lilin sama P3K."
Hitomi berdiri dan berjalan menuju buffet yang di tunjuk untuk mengambil tiga batang lilin serta kotak P3K yang memang diletakkan di sana, lalu memberikannya ke Eunbi.
"Aku gak pernah berani buat tanyain soal ini ke Ibu, tapi malah Ibu sendiri yang bahas." Hitomi melihat Eunbi yang sedang menyalakan lilin dengan koreknya, lalu gadis itu duduk di kursi yang berhadapan dengan Eunbi.
"Sengaja," tutur Eunbi. "Seharusnya lo gak usah tau. Seharusnya."
Sambil memainkan ponselnya yang tidak kunjung menyala, Hitomi tersentak saat kakinya diangkat Eunbi ke pangkuannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
[✓] Railroads
FanficMencari pilihan itu bukan suatu perkara mudah; kalau bisa memilih, mungkin Hitomi Yoon bisa saja sudah membunuh dirinya sendiri dari lama karena tuntutan sang ibunda. Mencari pilihan itu sebenarnya cukup mudah; Changbin Seo memilih untuk keluar dari...