24. Hal Buruk

116 21 1
                                    

Motor yang dikendarai Chaeryeong sudah memasuki perumahan Hitomi, sedikit gelap dengan lampu jalan yang temaram di sepanjang jalan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Motor yang dikendarai Chaeryeong sudah memasuki perumahan Hitomi, sedikit gelap dengan lampu jalan yang temaram di sepanjang jalan. Waktu sudah menunjukkan pukul setengah 7 malam, dan keadaan jalanan sedang basah karena habis hujan deras.

"Gang kedua belok kiri ya, Chaer," kata Hitomi sambil menunjuk dengan tangan kirinya.

"Oke!"

Setelah gang kedua yang Hitomi maksud, motor Chaeryeong berbelok dan betapa kagetnya Hitomi melihat banyak sekumpulan orang yang berada di depan rumah gadis itu.

"Rumah kamu yang mana, Mi?"

"I-itu yang banyak orang. Kok rame ya?"

Motor Chaeryeong dihentikan di depan mobil salah satu pengunjung yang menghalangi jalan menuju teras, Hitomi langsung turun dari motor Chaeryeong dan menghampiri salah satu orang yang ia sangat kenal di sana.

"Mas Jinhyuk!"

Pria berpakaian hitam itu menoleh cepat saat mendengar Hitomi memanggilnya, "Dek!" Jinhyuk langsung memeluk Hitomi erat sambil terisak.

"Mas, ini ada apaan di rumah? Kenapa rame banget? Ibu aku mana?" berondong pertanyaan dilontarkan Hitomi membuat Jinhyuk kembali mengeratkan pelukannya.

"Mi..." Chaeryeong menghampiri Hitomi, pelukan Jinhyuk dilepas dan pria itu menatap Hitomi intens.

"Ibu kamu meninggal, Dek."

Tubuh Hitomi lemas, orang-orang yang berada di rumah dengan memakai setelan pakaian hitam ternyata sedang berduka karena kematian Eunbi, "Hape Eunbi hancur dan gak ada yang bisa ngehubungin kamu karena emang kita gak punya nomor kamu."

Kepala Hitomi pening, ia bersimpuh di tanah sambil dibelai Chaeryeong yang juga tak percaya dengan apa yang ia dengar. Tangisan Hitomi runtuh, mengalir ke pipi besarnya dengan isakan keras yang membuat iba. Chaeryeong dengan spontan langsung mengambil ponselnya di saku dan menghubungi Changbin, kekasihnya Hitomi.

"Ibu ... kenapa Ibu meninggal?"

"Polisi bilangnya dibunuh, Mbak Irene sama Pak Seokjin juga ikut terbunuh. Mayat mereka ditemuin di pekarangan villa kemarin sore. Kamu yang kuat, Dek..."

Tidak bisa, Hitomi tidak bisa kuat. Bagaimana ia kuat jika ia sudah tidak memiliki siapa-siapa lagi sekarang?


Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
[✓] RailroadsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang