Changbin mencoba men-stater motornya berulang kali, tapi vespa kesayangannya itu tidak kunjung menyala.
Perasaannya gusar saat mengetahui nomor Hitomi masih saja tidak aktif. Menghubunginya berulang kali dan hanya mendapatkan jawaban dari mbak operator, malah membuat Changbin tidak tenang.
Changbin kemudian mencari salah satu kontak yang ia masukkan ke dalam daftar important, lalu menekan tombol hijau di kontak itu. Sambil menunggu panggilan dijawab, Changbin tidak henti-hentinya menggigiti bibirnya.
"Hal--"
"Nyet! Gue butuh bantuan lo!"
"Ngapa nih? Panik amat. Chaeyeon majuin tanggal nikah?"
"Engga, Anjing!" umpat Changbin sambil berlari ke dalam kamarnya dan mengambil jaket abu-abunya di sana. "Lo sekarang tolong jemput gue. Anterin gue ke rumah orang. Cepet, gue lagi panik."
"Wess, santai bos. Masih ujan ini."
"Gak apa-apa, lo terobos aja. Lo sakit, gue yang urus."
"Ya kalo kita sakit bareng, siapa yang bakal ngurus, Anjing? Yaudah santai, gue keluarin motor dulu."
"Cepet, Jun. Sumpah gue panik banget. Motor gue gak bisa nyala. Gue gak bisa jalan ke sono sendiri. Cepet ya..."
"Astagfirullah, iya iya. Santai napa, Bin––Jeongin, Abang ke rumah Changbin dulu. Bilang Mamah ya. Maenin aja PES Abang, terserah dah. Kalo ada apa-apa langsung ke rumah Nakyung aja ya."
Changbin tak kunjung mematikan sambungan telepon Yeonjun--sahabat sekaligus teman kelasnya yang kontaknya ia masukkan ke dalam daftar important. Changbin hanya mondar-mandir di ruang tamu sambil sesekali melihat ponselnya ada notifikasi pesan dari Hitomi atau tidak.
Tapi, nihil. Hitomi belum membalas puluhan pesannya yang sebelumnya ia kirim.
"Bin, gue otw."
"Hati-hati. Cepet ya, Jun. Tolong."
"Iya, iya."
Sambungan dimatikan dari pihak Yeonjun dan Changbin kembali uring-uringan. Ia hanya bulak-balik dari dapur menuju ruang tengah, kemudian ke dapur lagi. Atau ia berlari ke kamarnya untuk melihat dirinya sendiri di cermin.
Jika ada motor yang lewat di depan rumahnya, Changbin langsung berlari keluar berharap Yeonjun sudah sampai.
Jarak rumah Yeonjun menuju rumah Changbin tidak terlalu jauh. Hanya dibatasi dua gang besar, jika ditempuh dengan berjalan kaki lumayan memakan waktu yang cukup lama.
Saat ia kembali ke dapur, ia mendengar suara klakson panjang di depan rumahnya. Changbin langsung berlari dan dengan panik mengunci pintu rumahnya, sebelum menghampiri Yeonjun yang basah kuyup di tengah hujan.
KAMU SEDANG MEMBACA
[✓] Railroads
FanfictionMencari pilihan itu bukan suatu perkara mudah; kalau bisa memilih, mungkin Hitomi Yoon bisa saja sudah membunuh dirinya sendiri dari lama karena tuntutan sang ibunda. Mencari pilihan itu sebenarnya cukup mudah; Changbin Seo memilih untuk keluar dari...