31. Kebetulan?

98 19 3
                                    

Tanggal merah biasanya identik dengan hari libur yang ditunggu-tunggu semua kalangan, terutama para murid sekolah, para mahasiswa, sampai pekerja yang selalu sibuk dengan tanggung jawab mereka setiap harinya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tanggal merah biasanya identik dengan hari libur yang ditunggu-tunggu semua kalangan, terutama para murid sekolah, para mahasiswa, sampai pekerja yang selalu sibuk dengan tanggung jawab mereka setiap harinya.

Begitu juga dengan Hitomi, hari libur yang ia tunggu-tunggu akhirnya datang juga. Setidaknya seharian ini ia akan berada di rumah, tidak bekerja maupun belajar untuk sekolah. Lelah begitu mendominasi tubuhnya saat ini. Keputusan kerja setiap hari memang bukan hal yang cukup baik, mengingat Hitomi juga masih harus mengejar tertinggalnya materi yang sudah hampir empat bulan gadis itu ikuti di sekolah baru.

Walaupun lelah, tak ada salahnya jika hari libur ini dimanfaatkan Hitomi untuk membereskan kekacauan rumah yang sempat tertinggal, contoh kecilnya ialah mencuci pakaian. Seperti Hitomi yang sekarang sedang menjemur pakaiannya di halaman depan rumah sambil menikmati suasana pagi hari, sapaan tetangga yang sekedar lewat juga membuat Hitomi mendapatkan energi positif dari sana.

"Pagi, Cantik!"

Hitomi menoleh ke sumber suara, wajah Changbin yang masih kusut karena baru saja bangun tidur, terlihat dari tembok sebelah kiri halaman rumahnya. Kedua tangan Changbin dilipat dan diletakkan di atas tembok yang hanya sebatas dada, dagunya diletakkan di atas kedua tangan, lalu tersenyum menatap Hitomi yang sedang memeras pakaian dari dalam ember.

"Pagi, Kak ... baru banget bangun?"

Changbin mengangguk pelan, ia memperhatikan Hitomi yang begitu cantik dengan rambut cepol, mengenakan rok panjang putih semata kaki, juga kaus lengan panjang berwarna soft-pink tergulung sampai batas siku. Gadisnya emang selalu cantik setiap hari. "Cantik banget sih kamu."

Mendengarnya jadi membuat Hitomi tersipu, ia menggantungkan pakaian terakhirnya di tali jemuran, kemudian menghampiri Changbin yang masih berada di posisi yang sama, "Kakak mau sarapan apa?"

"Emangnya kamu udah masak?"

"Baru masak nasi sih, bingung mau masak apa. Kakak 'kan makan apa aja."

Changbin terkekeh, "Ya yang penting makan, Dek. Apalagi masakan kamu enak terus."

"Sosis sama nugget, mau gak, Kak? Yang waktu Kakak beliin di prima kayanya belum aku buka deh, masih di freezer."

"Boleh, apa aja deh terserah."

"Mandi dulu sana!"

Changbin mengulurkan tangannya untuk mencubit kedua pipi Hitomi yang bulat itu, "Bawel! Cocok banget kamu jadi istri."

"Mesra bener romannya."

Keduanya menoleh kaget melihat sosok wanita dewasa di depan pagar rumah, menyandarkan punggungnya ke mobil yang baru Changbin sadari sudah terparkir di depan rumahnya. Mata Changbin langsung membulat, "Cici?"

Hitomi melihat sosok wanita dewasa di perbatasan pagar rumahnya dan rumah Changbin ini, dengan pamdangan takjub. Lalu dari dalam pintu mobil, Hitomi dan Changbin melihat kedua temannya yang ikut datang dengan cengiran lebar.

[✓] RailroadsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang