3O. Tengah Malam Berharga

114 21 2
                                    

Changbin memarkirkan motor Vespa-nya di parkiran khusus motor kafe milik Hyunjin, jam tangannya sudah menampilkan pukul 22

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Changbin memarkirkan motor Vespa-nya di parkiran khusus motor kafe milik Hyunjin, jam tangannya sudah menampilkan pukul 22.54WIB, ia bisa melihat Hitomi yang sedang melambaikan tangan dari dalam kafe sambil tersenyum lebar. Bibir Changbin ikut tersenyum melihat wajah lelah ditutup ceria gadisnya itu, padahal Changbin sangat tahu jika Hitomi sedang mengkhawatirkan dirinya karena pria asing yang Hitomi bilang siang tadi.

Hitomi keluar dari dalam kafe, menenteng tas punggungnya dan menyampirkan hoodie merah Changbin di pundaknya, sambil berlari kecil menghampiri Changbin di atas motor yang tersenyum.

"Jangan lari-lari, Dek, udah malem," tegur Changbin saat Hitomi sampai di depannya.

"Emang kalo malem gak boleh lari-lari?"

"Gak boleh, nanti Adek jatuh." Changbin menggenggam tangan Hitomi kemudian, "Ntar kamu jatuh, Kakak yang sedih."

Hitomi hanya terkekeh pelan, "Kakak udah makan?"

"Pas magrib sih udah makan, malem belum makan lagi. Kenapa? Adek laper?"

"Lumayan, makan yuk, Kak! Sekalian ngobrol," jawab gadis itu tersenyum. Hitomi mengambil helm khusus dirinya yang tergantung di spion motor, lalu memakainya, dan langsung menaiki motor Vespa Changbin.

"Nasi goreeeeeeeng!!!"

Changbin cuma nyengir mendengar teriakan Hitomi dengan suara yang melengking, ia langsung men-stater motornya dan melajukan motornya membelah jalan raya ibu kota yang masih ramai menjelang tengah malam.

Tangan Hitomi dilingkarkan ke pinggang Changbin, dagunya ditopang di pundak kiri Changbin yang sekarang tersenyum menatap jalan, "Demen banget nyender di situ?"

"Hm ... nyaman. Pundak Kakak gede."

"Tadi kenapa? Mau cerita langsung?"

Betul juga, chat Changbin langsung Hitomi abaikan tadi siang setelah memberitahukan ada orang asing di kafe, karena Hitomi langsung meletakkan ponselnya ke dalam loker dan kembali bekerja. Untung saja Changbin tidak terlalu panik karena cowok itu menelpon temannya yang juga bekerja di kafe milik Hyunjin untuk mengawasi gadisnya itu.

"Ada orang aneh, aku pikir orang tadi cuma mas-mas yang suka ngelecehin perempuan gitu. Tapi, pas dia nyebut nama Ibu, aku jadi tau orang itu pasti ada hubungannya sama Ibu."

Suaranya terdengar samar karena dibarengi angin dan klakson kendaraan di sepanjang jalan, untung saja Changbin masih mampu mendengar cerita Hitomi, yang sekarang memilin jaket hitam Changbin seraya menghela napas panjang. "Maaf kalo aku ngerepotin Kak Changbin sampe sebegininya."

"Enggak lah," sela Changbin, "Kakak gak merasa direpotin sama kamu. Lagian, Kakak udah janji bakal ngejaga kamu semampu Kakak, 'kan... jangan merasa diri kamu beban, Sayang. Kamu gak sendirian, ada Kakak, ada Mas Baekho, ada Chaer, ada Nakyung, ada Yeonjun, Jeongin, bahkan kamu juga dilindungin banget sama Ryujin sama anak kelasan di sekolah."

[✓] RailroadsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang