*****
Tin...! Tin...!
Revan mengernyitkan mata melihat Chiko yang seperti kehabisan napas di seberang rumahnya, di dampingi seorang pria paruh baya yang menyodorkan air mineral dan mengipasi cowok itu menenangkan.
Turun dari atas motor Revan langsung menyeberang jalan untuk melihat kondisi salah satu sahabatnya itu.
“Dia kenapa Pak?”
“Anu––“
“Ada Mbak Kunti di rumah kosong ini, Van! Ke dalem deh siapa tau dia jodoh lo,” kata Chiko menyela perkataan Pak Badrul.
Napasnya masih tersengal-sengal, bahkan bulu kuduknya tetap saja meremang walaupun sudah keluar dari sana. Jangan-jangan setan itu mengikutinya sampai luar.
Chiko menggeleng keras menepis pikiran itu.
“Lebay. Kalau di sekolahan aja kayak paling berkuasa, giliran ketemu hantu langsung menciut.”
“L–lo belum tau rasanya diteror setan. Masuk ke sana 24 jam, berani gak lo?!” kata Chiko merasa tersinggung dengan omongan Revan.
“Kayak kurang kerjaan aja. Ayo ke rumah Alex udah ditunggu noh.”
Chiko mengusap wajahnya kasar lalu mencoba mengajak kakinya yang masih bergetar untuk berdiri. Kini dia tampak seperti aki-aki yang tengah menyeberang jalan, harus dituntun oleh orang lain.
“Udah ada temennya kan? Bapak mau pulang dulu ya. Makasih udah bantu ambilin kunci.” Pak Badrul menepuk bahu Chiko yang kini sudah nangkring di atas motor Revan.
“Lain kali itu kunci diborgol sama tangannya Bapak aja. Biar gak ketinggalan.” Chiko menyeka keringatnya.
“Iya-iya. Siap.”
Revan menggelengkan kepala melihat ekspresi Chiko saat ini. Lihat saja apa yang akan terjadi kalau teman-temannya tahu soal kejadian barusan, siap-siap saja Chiko jadi bahan bullyan mereka sampai satu bulan penuh.
“Revan! Ayo cepetan ke rumah Alex. Rasa-rasanya gue pingin pindah rumah ke sana aja deh. Anjir! Ada rumah hantu tepat di depan rumah gue.” Chiko memeluk tubuhnya sendiri.
Cowok itu memutar bola matanya malas. Dia menaiki motornya yang sudah diisi oleh Chiko di jok belakang lalu menyalakan mesin.
Revan sudah mau tancap gas namun akhirnya urung karena tepat di sampingnya sebuah mobil mewah berwarna hitam berhenti.
“Tamu lo Chik,” kata Revan.
“Bukan. Itu mah tamunya Bokap. Udah ayo cepetan.” Chiko menepuk bahu Revan beberapa kali.
“Beneran nih?”
Chiko berdecak kesal, “Gue turun nih gak jadi ikut.”
Ketika kedua cowok itu tengah berdebat seseorang di dalam mobil keluar. Senyum manisnya terpancar, disertai rambut bergelombangnya yang melambai-lambai diterpa angin.
“Kak Chiko?”
Chiko menoleh mendengar suara familier yang beberapa hari yang lalu berhasil membuatnya kecanduan. Awan hitam di atas kepalanya seakan berubah menjadi seputih kapas dengan lengkungan pelangi yang mendampingi.
Segera dia turun dari atas motor dan merapikan pakaian serta rambutnya.
“Lo kok ada di sini?”
Sesil mengangguk, “Kak Chiko mau pergi?”
Chiko menoleh ke belakang, tepatnya ke arah Revan yang sudah memperlihatkan delikan tajam padanya, seolah memberikan ancaman maut jika dia memilih Sesil.

KAMU SEDANG MEMBACA
My Chiko
Misterio / SuspensoNaksir cewek ✓ Langsung tunangan ✓ Cinta tak bertepuk sebelah tangan ✓ Sesimpel itu kisah cinta seorang Chiko Dava Pratama. Mendapatkan Sesil adalah sebuah kebanggaan yang patut dia sombongkan. Gadis itu bagaikan bidadari. Cantik wajah, cantik hati...