Naksir cewek ✓
Langsung tunangan ✓
Cinta tak bertepuk sebelah tangan ✓
Sesimpel itu kisah cinta seorang Chiko Dava Pratama. Mendapatkan Sesil adalah sebuah kebanggaan yang patut dia sombongkan. Gadis itu bagaikan bidadari. Cantik wajah, cantik hati...
Dia melepas topi putih pemberian Chiko yang masih bertender di atas kepalanya. Langit senja sudah mulai tampak bahkan hampir lenyap disapu malam, tapi dia masih setia di sekolahan.
Terkurung di sekolahan bukanlah hal yang gadis itu inginkan. Gara-gara dia lupa meletakkan ponsel dia jadi harus menelusuri ke sepenjuru sekolahan.
Mana Sesil baru sadar kalau ponselnya hilang waktu selesai latihan Marching Band.
Namun sayang, setelah benda pipih itu ditemukan gerbang sekolah keburu ditutup dan dikunci. Membuat Sesil terjebak di sekolahan tanpa tahu harus berbuat apa.
Sebelumnya Sesil mau meminta bantuan Anya, tapi ketika dia hampir menyentuh gambar telepon warna hijau Chiko terlebih dulu menghubunginya, akhirnya Sesil menceritakan saja pada cowok itu kalau dirinya terkurung di sekolahan.
“Ehem!”
Sesil menoleh. Matanya melihat keberadaan seorang Om-Om bermata tajam seperti elang dengan hoodie yang membungkus tubuhnya melangkah melewati Sesil.
Gadis itu sangat ingin meminta bantuan orang asing, tapi sayangnya nyalinya tak seberani itu. Dia cukup takut akan dimanfaatkan di saat kondisinya sedang terjebak dalam sekolahan.
“Dia kenapa berhenti di situ?”
Kakinya bergeser dua langkah menjauh ketika mendapati Om tersebut berhenti dan bersandar di samping gerbang.
Sesil meneguk ludahnya susah payah, sekarang dia harus apa? Kondisi luar sekolahan juga terlihat sepi tidak ada orang yang berlalu-lalang. Jika terjadi sesuatu siapa yang akan dirinya mintai pertolongan?
Tubuh Sesil menegang saat pria paruh baya itu melihatnya sekilas lalu kembali menatap depan sambil menyesap puntung rokok.
Dengan tangan sedikit bergetar Sesil kembali mengeluarkan ponsel dari dalam sakunya, berniat menghubungi Chiko lagi agar cepat sampai.
Brum...! Brum...!
Sekumpulan cowok berseragam SMA dengan baju yang dikeluarkan berhenti tepat di depan gerbang, sedetik sebelum Sesil menyentuh gambar telepon warna hijau di ponselnya.
“Cepetan woi!”
Tanpa basa-basi Chiko langsung memanjat gerbang sekolah dengan mudahnya. Refleks Sesil mundur tiga langkah menjauhi gerbang takut-takut gerbang tersebut roboh akibat ulah cowok petakilannya.
Cowok petakilannya? nya?
Chiko terjun dan langsung berhadapan dengan Sesil. Tangan besarnya menyentuh kedua pipi gadis itu, menatapnya serius.
“Kamu gakpapa?” tanya Chiko.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.