28. Cerita di UKS

1.2K 219 6
                                    


*****

“Yuhu! Calon makmum.”

Sepasang kaki berdiri tepat di depan Sesil dan Anya.

Napas Chiko tersengal seperti habis di kejar anjing, lebih anehnya lagi cowok itu menggunakan kostum yang cukup unik.

Dia memakai daster emak-emak.

“Kak Chiko?” Dengan tergesa Sesil bergerak menghampirinya.

Chiko tersenyum lebar setelah itu meringis merasakan sudut bibirnya yang robek terasa perih. Dia juga mengusap-usap perutnya yang masih terasa keram, belum lagi anggota tubuh lainnya yang terasa remuk.

“Kak Chiko habis ngapain?! Astaga.” Sesil memegang wajah babak belur Chiko perlahan.

Di saat Anya tertawa terpingkal-pingkal karena daster yang digunakan Chiko, Sesil justru khawatir dengan kondisi cowok itu yang tidak bisa dibilang baik-baik saja.

“Biasalah, namanya juga cowok. Berantem,” kata Chiko santai.

Sesil menghela napas panjang, “Sumpah Kak, hobi cowok yang satu itu gak ada keren-kerennya. Kalau Kak Chiko sampai lumpuh atau meninggal gimana coba?”

“Khawatir banget.”

“Ya jelas khawatir lah Kak,” ucap Sesil dongkol.

Chiko terkekeh, “Nih benderanya.” Cowok itu menyerahkan bendera yang sedari tadi dipegangnya pada Sesil.

Gadis itu mendongak ke atas lalu kembali menatap Chiko, “Kok tongkatnya doang Kak, benderanya mana?”

“Hah!” Chiko ikut mendongak memastikan penglihatan tunangannya salah atau tidak.

Benar saja tidak ada kain warna-warni di tongkat yang dia pegang.

Padahal bendera itu cukup besar bahkan bisa menyentuh tangannya kala memegang tongkat, kenapa dia sampai tidak menyadarinya?

“Ah elah! Nyangkut di mana sih?!” Chiko menggaruk kepalanya yang tidak gatal.

“Sia-sia dong perjuangan gue.” Cowok itu membuang tongkat yang dipegangnya sembarangan.

Sesil mengusap lengan cowok itu, “Gak sia-sia kok. Makasih, aku bangga sama Kak Chiko.”

Chiko menatap Sesil yang menunjukkan senyum manisnya. Rasanya sangat lega saat melihat gadis itu tersenyum, rasa sakitnya terasa sedikit berkurang.

“Terus gimana nanti marching band nya?” tanya Chiko saat menyadari Sesil bahkan sudah siap menggunakan seragam marching band.

“Di gudang masih ada cadangan bendera kayak gitu kok.”

“Untung deh. Ya udah kamu siap-siap buat acara nanti, calon imam mau istirahat dulu di UKS.” Chiko sudah membayangkan betapa nyamannya tidur di brankar UKS.

Sesil mengangguk mengiyakan.

Chiko dibuat bingung saat tiba-tiba Sesil menuntunnya berjalan meninggalkan taman sekolah. Bukankah tadi gadis itu sudah mengangguk akan menuruti kata-katanya, lalu kenapa—

“Aku antar ke UKS ya Kak.”

*****

Cekrek!

Cekrek!

Cekrek!

Bagas tertawa terbahak-bahak melihat hasil foto yang berhasil dia abadikan.

Perutnya sampai sakit karena terlalu banyak tertawa. Dia berjanji akan menempelkan foto itu di depan pintu kelasnya nanti agar teman-temannya lihat, karena dia tidak mau tertawa sendirian.

My ChikoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang