Tingtung.....
Sesil mengubah posisi tidur.
Tingtung.....
Gadis itu mengerutkan kening dengan mata terpejam.
Tingtung.....
Dia menggaruk kepalanya yang tidak gatal.
Tingtung.....
Sesil membuka mata, duduk lemas di atas kasur, "Siapa sih tengah malam mainan bel apartemen gue?!"
Tingtung.....
"Iya, sebentar!" Sesil menutup pintu kamar, lalu berjalan tergesa menuju pintu utama.
Tingtung.....
Sesil berdecak. Dia membuka pintu kasar ingin memaki seseorang yang bermain dengan bel apartemennya, namun setelah pintu itu terbuka dia tak menemukan adanya orang di sana. Gadis itu sampai celingukan ke kiri dan ke kanan memastikan kondisi sekitar.
Sepi. Tak ada seorang pun. Bulu kuduknya mulai meremang, tolong siapa pun yakinkan Sesil, itu tadi bukan hantu kan?
Sesil menutup pintunya kembali, dia menghela napas panjang mencoba menetralisir kegugupan, "Tenang Sesil, gak ada apa-apa. Mungkin lo tadi kebawa mimpi."
Tingtung.....
Sesil membulatkan mata, itu tadi bukan mimpi. Bel apartemennya memang dibunyikan seseorang. Tangannya tiba-tiba jadi dingin, setalah sekian lama dia menghuni apartemen ini sendirian ini adalah pertama kalinya dia mendapatkan gangguan mistis.
Tangan Sesil mulai terangkat meraih ganggang pintu ragu, dia meneguk ludahnya susah payah sebelum menekan handle pintu ke bawah dengan mata terpejam.
Kondisi masih sama, tak ada orang di sana. Jika sebelumnya Sesil hanya menengok ke kiri dan ke kanan kini dia memberanikan diri keluar dari area apartemennya. Namun baru dua langkah dia berjalan dia tanpa sengaja menendang sesuatu.
Kepalanya menunduk dan mendapati adanya sebuah boneka Teddy bear yang tergeletak di depan apartemennya.
"Boneka siapa?" Gadis itu berjongkok mengambil boneka yang sudah ganti posisi menjadi tengkurap akibat ulahnya.
Boneka berwarna cream itu sangat kotor, seperti telah jatuh ke dalam lumpur, belum lagi Sesil menemukan sedikit bercak darah di sana. Sesil mengusapnya beberapa kali, namun yang namanya kotor karena lumpur tentu tidak bisa kalau hanya di usap.
"Sepertinya kamu harus mandi." Gadis itu berdiri, memandang boneka tersebut dengan seulas senyum di bibirnya.
Akhirnya Sesil membawanya masuk ke dalam apartemen. Disisi lain seorang pria bermata tajam tersenyum miring menyadari rencana pertamanya berhasil. Dia mengusap dahinya yang berdarah, rahangnya mengeras saat mengingat kejadian beberapa waktu.
Handoko tidak akan tinggal diam ketika hidupnya diusik, walau orang tersebut polisi sekali pun. Berani-beraninya mereka ingin membunuhnya.
*****
"Siapa pemilikmu?" tanya Sesil pada boneka tersebut.
Sesil menghidupkan keran wastafel, menyumbat saluran pembuangan air hingga membuat air tertampung di sana, dia menuangkan detergen lalu mengocoknya sampai menciptakan banyak busa.
"Saatnya mandi," kata Sesil seperti tengah berbicara pada balita.
Dia mulai merendam boneka tersebut, menggosoknya dengan sikat agar kotorannya hilang.
Gadis itu mengerutkan kening saat melihat ada gulungan kertas kecil keluar dari pita yang terpasang rapi di leher boneka. Dia menyiram secarik kertas itu sebentar untuk membersihkan busa sebelum membaca tulisan di dalamnya.

KAMU SEDANG MEMBACA
My Chiko
Mistero / ThrillerNaksir cewek ✓ Langsung tunangan ✓ Cinta tak bertepuk sebelah tangan ✓ Sesimpel itu kisah cinta seorang Chiko Dava Pratama. Mendapatkan Sesil adalah sebuah kebanggaan yang patut dia sombongkan. Gadis itu bagaikan bidadari. Cantik wajah, cantik hati...