*****Pesta piama adalah hal yang amat disenangi oleh kaum hawa.
Berkumpul dengan kawan-kawan sambil melakukan aktivitas bersama. Dari makan bersama, nonton film, sampai memanjakan wajah dengan memakai masker. Semua itu tidak luput dari pesta yang satu itu.
“Aku gak usah deh,” tolak Bella melihat adonan hijau yang terlihat menjijikkan.
“Cobain dulu Bel,” kata Sesil.
Bella menggeleng, “Lihat masker itu udah kayak muntahan aja.”
Sesil dan Anya saling pandang. Bagaimana pun mereka juga harus memaklumi Bella yang tidak pernah melakukan perawatan wajah. Bahkan untuk make up pun gadis culun itu hanya menggunakan lipstik saja.
Beruntung dia tertolong dengan kulit putih bersih dari lahir. Jadi wajahnya terlihat cantik natural tanpa embel-embel skincare.
“Atau mau warna lain biar gak kelihatan kayak muntahan?” tawar Sesil.
Bella diam menimang.
“Bentar, biar gue ambilin,” Anya melenggang mengambil beberapa jenis masker yang tadi dibelinya.
Gadis berkacamata itu menghela napas. Dia memang payah soal hal tersebut, kenapa juga kedua temannya tidak memiliki hobi sama sepertinya? Kalau begini kan dia jadi repot.
“Nah ini dia.” Anya kembali duduk di atas kasur lalu meletakkan beberapa jenis masker di depan Bella.
“Pilih Bel, biar gue siapin mangkok maskernya,” kata Sesil.
Bella menepuk pipinya. Sebenarnya dia masih enggan mencobanya tapi melihat kedua temannya seantusias itu dia jadi tidak enak. “Yang ini aja deh,” katanya menunjuk masker bergambar pepaya.
“Siap.” Kini giliran Sesil yang turun dari kasur untuk mengambil mangkok.
Suasana kembali hening. Anya sudah bergelut dengan masker miliknya sambil berkaca, sedangkan Bella mengamati Anya agar bisa menggunakan masker sendiri nanti.
“Itu kantung mata sama kelopak mata kenapa gak sekalian dikasih masker?” tanya Bella penasaran.
Anya menghentikan olesannya. Dia menoleh menatap Bella yang kini juga menatapnya, “Karena...”
Bella masih menunggu membuat Anya gelisah. Sebenarnya dia sendiri juga tidak tahu kenapa bagian tersebut tidak sekalian diolesi masker. Gadis itu hanya mengikuti tutorial di Youtube waktu awal dulu.
“Karena?” tanya Bella.
Anya meringis, “Karena—“
Wiiuuu.... Wiiuuu... Wiiuuu...
Kedua gadis itu menoleh ke arah jendela. Suara sirene polisi menggema di bawah sana.
Mereka berdua melangkah menghampiri jendela apartemen untuk melihat keadaan. Benar, di bawah sana terlihat ada sekitar lima polisi yang tengah berargumen.
“Ada apa?” Sesil dengan membawa mangkok masker ikut mendekat ke arah jendela.
“Itu ada polisi di bawah,” jawab Bella.
“Jangan-jangan gedung Apartemen ini sarang kriminal Sil,” kata Anya panik. “Gue harus kasih tau Mama.” Gadis itu mengambil ponselnya lalu berkutik di sana.
Anya tersentak kaget saat ponselnya direbut Sesil, “Gak usah berlebihan ih! Siapa tau mereka cuman numpang istirahat bentar,” ujar Sesil.
“Gak mungkin!” sarkas Anya tidak percaya.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Chiko
Mystery / ThrillerNaksir cewek ✓ Langsung tunangan ✓ Cinta tak bertepuk sebelah tangan ✓ Sesimpel itu kisah cinta seorang Chiko Dava Pratama. Mendapatkan Sesil adalah sebuah kebanggaan yang patut dia sombongkan. Gadis itu bagaikan bidadari. Cantik wajah, cantik hati...