01 : Alfaris

1K 123 6
                                    

Alfaris atau yang lebih sering dipanggil Al merupakan siswa kelas tiga di SMP Nusa Bangsa. Memiliki wajah yang begitu tampan, berhidung mancung dan berkulit putih. Dalam hal penampilan, ia termasuk pria yang selalu rapi, namun tetap keren dan gak cupu. Orang tuanya sangat kaya dan ia juga memiliki adik perempuan yang usianya terpaut 10 tahun darinya. Al begitu menyayangi adik perempuannya itu dan ia akan sangat senang jika bermain bersamanya. Kecuali dengan adiknya, Al sangat menghindari yang namanya teman perempuan. Menurutnya, semua perempuan itu ribet, banyak maunya, apalagi bawel. Maka dari itu, ia sangat menjaga diri agar tidak terlalu dekat dengan teman-teman perempuannya. Namun karena kejadian yang tak dia duga sebelumnya, Al bisa akrab dan nyaman berteman dengan Naura Anandita, cewek yang dia anggap sangat aneh dan juga bawel disaat-saat tertentu. Akan tetapi, dengan sikapnya yang seperti itu, Naura mampu membuat Al membuka diri untuk berteman dengannya.

Kedekatan mereka berdua bermula saat mereka tidak sengaja menjadi satu kelompok di pelajaran seni budaya. Mereka ditugaskan untuk membuat kerajinan wayang dari kertas karton tebal atau yang sering disebut dengan yellow board. Jadi, mau tidak mau mereka akan banyak menghabiskan waktu bersama untuk menyelesaikan tugas kelompok tersebut. Seperti halnya sekarang, mereka sedang duduk berdua untuk membicarakan mengenai tugas itu.

"Al, gue gak bisa gambar nih! Kalau lo gimana, bisa gak menggambar?" Naura mulai membuka pembicaraan

"Hmm." jawab Al yang sibuk dengan pikirannya sendiri

"Hmm, apaan? Lo bisa gambar apa enggak sih?"

"Bisa." Al masih fokus dengan pikirannya

"Ish, lo itu kalau ada orang bicara lihat orangnya dong! Apa jangan-jangan lo ini robot ya? Makanya, kaku dan susah gerak gitu?" Naura mulai jengkel dengan sikap Al

Mendengar ucapan Naura, Al langsung menatap Naura dengan ekspresi datarnya.

Naura tersenyum "Nah gitu dong, kan enak kalau ngobrol gini. Iya udah kalau lo tau gambar, lo aja yang gambar ya!"

"Terus lo?"

"Ya gue bantu doa doang gakpapa, hahaha."

"Oh... iya udah, gue mau cari kelompok lain aja." Al tampak sangat santai

"Apaan sih Al? Orang bercanda juga, sewot amat." Naura kembali kesal pada Al "Terus, gue harus bantu apa nih?"

"Bantu gue cari ide mau buat wayang apa."

"Gimana kalau Bagong? Mirip tuh sama lo yang punya gaya bicara terkesan semaunya sendiri, hahaha." Naura merasa puas karena bisa menyindir Al

Al menyentuh kupingnya "Bisa gak kalau ngomong itu biasa aja, jangan cempreng gitu? Sakit nih kuping dengarnya. Lagian, lo bisa serius dikit gak sih?"

"Ishh, emang gini suara gue tau." Ingin rasanya, Naura menampol mulut Al "Iya udah kalau gak mau Bagong, Petruk aja gimana? Menurut gue, Petruk bagus deh."

Al menimbang-nimbang saran dari Naura "Iya udah, kita gambar Petruk aja."

"Oke sipp, tos dulu dong Al!" ajak Naura mengangkat tangannya

"Apaan sih, lebay lo."

"Huss... mimpi apa gue semalam kok bisa satu kelompok sama lo yang kaku kayak robot gini, Al? Tos itu sebagai tanda supaya kita semakin semangat dan kompak gitu. Lagian lo ya, kita ini udah tiga tahun sekelas, tapi masih aja lo kaku sama temen sendiri. Kayaknya, gue juga gak pernah liat lo akrab sama cewek deh. Apa jangan-jangan lo...?" Naura sengaja menggantung ucapannya

"Bawel banget sih lo! Jangan nuduh sembarangan ya. Lagian, gue juga gak mau sekelompok sama lo. Jadi, jangan kegeeran deh." Al menatap tajam Naura

"Hahaha, iya maaf. Serem banget sih mukanya, pak. Senyum dong!"

ALFARIS (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang