12 : Jemur Ikan

216 36 0
                                        

"Paham pak." jawab mereka berlima

Kemudian, mereka berlima pun berjalan menuju lapangan. Naura menjadi khawatir bukan karena hukuman tapi, karena posisi lapangan yang dekat dengan kelas Al. Ia tidak mau jika Al mengetahui hal ini karena Al akan memarahinya. Ketika mereka tiba di lapangan, mereka langsung memberi hormat pada bendera merah putih.

"Kita jadikan ini upacara ya? Hitung-hitung, menghormati pahlawan yang telah gugur." kata Dika sambil tertawa kecil.

Agus terkekeh "Upacara apaan jam segini? Upacara itu biasanya pagi dan gak terlalu panas kayak gini. Ini tuh lebih cocok dibilang jemur ikan."

"Garing dong kita." celetuk Naura

"Iya benar Ra, apalagi si Yanto. Udah hitam dijemur lagi. Apa gak tambah gosong nanti dia?" Agus tertawa

"Yehh, kurang ajar lo Gus." balas Yanto

Mereka berlima pun tertawa bersama. Mereka terus saja membicarakan hal-hal lucu sehingga, panas yang mereka rasakan sedikit berkurang.

Firman merasa bel istirahat sangat lama untuk berbunyi. Padahal, mereka sudaj agak lama berdiri "Jam berapa ini ya kok bel istirahat belum bunyi?" tanya Firman

Agus melihat jam tangannya "Jam 08:23, Man."

"Sabar teman-teman, tujuh menit lagi kita bisa bebas kok." bujuk Dika

Sementara itu, terlihat banyak siswa yang mulai keluar dari kelas X-IPA 1. Mereka keluar duluan sebab, guru yang mengajar telah mengakhiri pelajaran lebih cepat.

"Al, itu kan Naura, sahabat lo." Rani menunjuk Naura yang tengah berdiri di tengah lapangan

"Dia sekarang bukan sahabat gue tapi, pacar." Al tersenyum

Rani kaget bukan main pasalnya, baru beberapa hari yang lalu Al dan Naura bertengkar. Tapi, kenapa sekarang mereka malah jadian? Ini benar-benar di luar dugaan Rani. Sedangkan, Al masih setia menatap Naura yang sedang memberi hormat pada bendera. Berbagai pertanyaan muncul dipikirannya. Namun, ia langsung berlari menuju kantin untuk membeli air terlebih dahulu. Setelah selesai, Al kembali ke lapangan.

Kring...

Bel istirahat berbunyi.

"Akhirnya, kita bisa bebas juga." seru Naura menghembuskan nafasnya kasar

"Iya nih, lo capek gak Ra? Kalau capek, kita bisa kok gendong lo Ra, Iya kan bro?" Firman meminta persetujuan Dika, Yanto dan Agus

"Yoi, bro." jawab Dika, Yanto dan Agus bersamaan. Setelah itu, mereka berempat pun tertawa

"Apaan sih kalian? Berani kalian sentuh gue, bakal gue tendang kalian sama seperti bola tadi." lawan Nuara ikut tertawa

"Wih, jahat banget lo, Ra." ucap Yanto

Kemudian mereka berlima pun tertawa bersama. Mereka tidak sadar jika Al telah mendengarkan pembicaraan mereka dari tadi.

"Naura." panggil Al

Mereka berlima pun menoleh ke arah suara itu. Dika yang paham langsung memberi isyarat pada teman-temannya "Kayaknya, ada yang butuh waktu berduaan nih, kita cabut duluan yuk!"

"Iya udah, mending kalian duluan deh, nanti gue nyusul." tutur Naura

"Siap, tuan putri." Agus beranjak pergi bersama Dika, Yanto dan Firman

Naura hanya bisa tersenyum atas tingkah teman-temannya itu. Setelah itu, Naura melirik Al yang tampak melihatnya juga. Lalu, Al menarik tangan Naura menuju tempat duduk. Mereka pun duduk bersama.

ALFARIS (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang